7

127 16 1
                                    

"Astaga apa ini?" Chanyeol marah dan  melempar maap yang iya pegang. Jongdae terkejut dengan kelakuan canyeol.

"Apa ada yang salah tuan?" Tanya jongdae dengan was
-was.

"Keuangan  Perusahaan merosot tajam" kata canyeol.

Tiba-tiba ponsel canyeol berdering ...

"Hal-"
"Bagaimana kabarmu iparku? Apa kau sehat?" Orang di telpon itu menyela perkataan canyeol.

"Kyungsoo..!" Chanyeol langsung tau orang di telpon itu  adalah kyungsoo, canyeol mengepalkan tangannya.

"Lihatlah apa yang bisa ku perbuat "ancam Kyungsoo.

"Apa maumu?" - canyeol.

"Membuat mu hancur!"jawab kyungsoo dengan diiringi sedikit  tawa.

"Tak hanya itu aku akan bongkar  rahasia yang selama ini kau simpan" lanjutnya.

"Apa yang kau katakan? Hah?" Canyeol mulai merasa takut atas perkataan kyungsoo.

"Pembunuhan yang kau tuduhkan padaku" canyeol terkejut dan  berdiri dari tempat duduknya.

"Kau sungguh tega, hanya demi harta kau-"
"Tutup mulutmu!"

Kyungsoo tertawa lepas mendengar suara canyeol yang ketakutan.

Kemudian canyeol mematikan sambungan teleponnya.

"Tidak mungkin!, Tidak, tidak" teriak canyeol.

"Rencanaku sudah tersusun matang bahkan hanya jongdae saja yang tau" lanjutnya.

Kemudian ia menoleh kearah jongdae.

"Apa kau berhianat?" Chanyeol menarik kerah baju jongdae.

"T-idak tuan, aku tak pernah memberi tahu siapapun tentang hal yang se-harahasia itu" jawab jongdae ketakutan.

Chanyeol melepas genggaman tangannya pada kerah baju jongdae.

"Lantas siapa?" Gumam canyeol.
Chanyeol menyenderkan punggungnya ke kursi.

"Orang lain tak boleh tau, kalau semua yang di alami kyungsoo adalah rencanaku. Selama bertahun-tahun semua tersimpan dengan rapat. Aku ingin dia selamanya di benci oleh adikku" ucap canyeol menatap keluar jendela.

"Aku tak ingin dia kembali lagi ke keluarga kami, Dengan begitu rahasiaku akan  tetap tersimpan dengan aman" lanjutnya.

"Lantas apa yang kita lakukan tuan?"tanya jongdae.

Chanyeol memainkan jarinya.
"Hanya ada satu cara!" Dia menoleh kearah jongdae dengan senyuman miring.

"Apa itu tuan?"

"Dengan melenyapkan kyungsoo, dengan itu dia tak akan menggangguku lagi "

Jongdae terkejut mendengar perkataan canyeol, jongdae hanya bisa diam mendengar perkataan canyeol.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku tak ingin terlibat dalam rencana ini untuk yang kedua kalinya" batin jongdae.

Kemudian canyeol kembali menelpon kyungsoo,

Tut...Tut.. Tut...

"Wae? Apa kau akan menyerahkan diri ke-polisi?" Tanya kyungsoo.

Canyeol menghela nafas kosong kemudian tersenyum.

"Aku ingin bertemu denganmu akan ku kirim alamatnya"

"Untuk apa?, Apa kau akan berlutut memintaku agar tidak membongkar rahasiamu?"

"Kau cukup datang saja, akan ku tunggu kau disana!"
Kemudian canyeol mematikan sambungan teleponnya.

"Hari ini dia akan tamat"ucap Chanyeol tertawa lepas.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang mengintip Mereka dari belakang pintu ruangan canyeol yang tak tertutup  benar.

"Ani!, Selama ini eomma dan aku salah paham pada appa" ucap orang dibalik pintu itu yang tak lain adalah jisung.

Matanya mulai berkaca-kaca.

"Tidak, aku tidak ingin appa di lenyapkan" ucap Ji-Sung dengan suara yang pelan.

"Aku harus memberi tahu appa agar tidak kesana" Ji-Sung kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil telponnya. Namun sayang ia tak punya nomor appanya.

"Aku harus segera mencari appa" namun ketika hendak melangkah  keluar Ji-Sung tanpa sengaja menyenggol sebuah vas bunga hingga terjatuh dan pecah.

"Apa itu?, Apa ada orang yang mendengar pembicaraan kita?"ucap Chanyeol. Suara mereka di dengar oleh Ji-Sung, dan Dengan cepat Ji-Sung keluar dari rumah canyeol.

Kemudian canyeol dan jongdae memeriksa keadaan di luar "Ahhh!, Hampir saja rencana ku gagal" ucap canyeol.
kekhawatiran mereka hilang,
Karena kebetulan ada seekor kucing yang lewat di depan pintu ruangan canyeol.

"Itu kucing Nn. Taeyeon tuan"- jongdae.



MIANHE APPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang