"Hati-hati ya. Nanti kalo sampe rumah kabarin Hazel."
Hazel melambai pada gadis cantik yang tadi bersamanya. Gadis cantik berambut lurus itu berlalu dan Hazel segera masuk ke ruang jurnalistik.
Di ruang jurnalistik sudah ada Fuchsia yang duduk di sofa sedang berfokus pada handphonenya, Tosca yang duduk di meja bundar sibuk mencorat-coret sketchbooknya, juga Caramel dan Jade yang sedang main kotak pos di lantai.
"Haiiii!! Hazel datang!!"
Mereka hanya menoleh sekilas namun tak peduli dan kembali ke kegiatan masing-masing.
"Woi! Kok gak ada yang seneng sih gue datang? Gue ini orang terhormat loh, gak boleh mengabaikan orang terhormat."
Tetap nggak ada yang peduli.
"Chi, ngapain lu?" Hazel mencolek lengan Fuchsia menggunakan ujung kakinya yang masih terbalut kaos kaki.
Hazel kembali mencolek lengan sepupunya, bahkan kini ditambah tendangan pelan membuat Fuchsia sedikit terhuyung. Karena merasa terusik, Fuchsia mengamuk pada Hazel.
"Hiii diem nggak?! Gue tuh harus fokuss!!"
"Fokus apaan? Sok punya kerjaan lu."
"Nih, ada berita panas. Fanta sama pacaran sama adek kelas namanya Cerise."
"Hahhh?? Sumpahh?!"
Bukan, bukan Hazel yang berteriak seperti itu, tapi Caramel.
Caramel meninggalkan permainan kotak posnya dengan Jade dan langsung mendekat ke arah Fuchsia yang tak jauh darinya. Gadis manis itu heboh menanyakan berita pacaran Fanta--kakak basket idaman semua siswi emerald-- dan teman kelasnya Cerise.
"Kakak dapat berita darimana?"
"Dia mah diem-diem ketua Lambe Emerald," sahut Hazel membuat Fuchsia meringis malu.
Citra Fuchsia di Emerald memang siswi cantik yang memiliki banyak followers di akun instagramnya, namun hanya segelintir orang yang tau kalau gadis cantik ini suka sekali mencari gosip. Fuchsia terlihat kalem dan tidak terlalu mengurusi gosip yang beredar padahal sebenarnya tidak ada satupun gosip Emerald yang tidak Fuchsia ketahui.
Kini Fuchsia, Caramel dan Hazel bersatu membicarakan gosip-gosip sekolah. Tak hanya berita pacaran Fanta Cerise, namun juga berita tentang staff TU yang katanya menguntit uang SPP, Ibu kantin yang baru punya cucu sampai tukang kebun sekolah yang katanya punya hamster bermata merah.
Mendadak mereka bertiga jadi akrab. Memang benar jika gosip itu menyatukan.
Tengah asik bergosip, manik Hazel menangkap dua sosok manusia yang baru masuk ruang jurnalistik.
"Wededew selamat datang saudara Mocca dan saudara Scarlett!"
Hazel menyambut Mocca dan Scarlett dengan suara berisiknya itu. Suara berisik Hazel membuat lainnya ikut menoleh.
"Scarlett kan cewek, harusnya saudari??"
Hazel menatap Tosca dengan serius, "Tosca, mana ada cewek sekekar Scarlett."
Scarlett maju menghampiri Hazel dengan tatapan tajamnya, "Lo mau bogem kanan atau kiri?"
"Tuh kan. Kekar kayak preman tanah Abang," kata Hazel tanpa takut.
Scarlett tak memedulikan Hazel. Hazel tuh kalau diladenin makin jadi, adanya Scarlett malah capek sendiri. Gadis jangkung itu duduk di sofa bersama Fuchsia dan Caramel yang masih asik gosip.
"Ngomong-ngomong, lo darimana dah? Jam segini baru kesini."
"Kelas tambahan, emang lo."
"Ya sorry, IPS can't relate."
KAMU SEDANG MEMBACA
c o l o u r s
Teen FictionBerawal dari Tosca yang tak sengaja mengikuti ekstrakulikuler jurnalistik. Kata temannya, jurnalistik tuh ekskul gagal. Karena majalah sekolah yang menjadi projek besar mereka semester lalu, hancur. Foto-fotonya buram, kualitas kertasnya buruk dan i...