Ambisi, Kami

21 7 1
                                    

Disinilah kita. Hari yang ditunggu-tunggu semua pasukan di seluruh penjuru Kabupaten Bogor, dimana perkumpulan PASKIBRA hadir dan antusias untuk menyaksikan persembahan Lomba Ketangkasan Baris Berbaris. Para juri hadir untuk menilai gerakan yang diolah dan dikemas sedemikian rupa oleh pasukan, diwaktu fajar ini sudah nampak segerombolan siswa mulai melewati gerbang dan melakukan daftar ulang.

Berbeda dari yang lain, sekumpulan orang berbaju biru tua nampaknya masih menunggu beberapa orang untuk segera masuk ke area sekolah SMA Negeri Oxford Majority tempat dimana mereka akan bertempur.

"Lila pan si Aida mah kabiasaan." Gerutu Salwa penuh kesal. "Bentar lagi, sabar." Jawab Resti menenangkan.

"Beli makan dulu yuk."

"Eh selfie dulu sebelum dilarang Uda."

"Ada yang ketinggalan gak yah."

"Tiktokan aja, lagunya yang bagaikan langit cusss."

"Aduh itu cowok ganteng banget."

"Among Us dulu sebelum lomba."

"Light it up like dynamite, ooooh."

"Kok tiba-tiba rasanya seperti ingin menjadi ironmen."

"Solimi banget dia."

"NCT 2020 mau meninggoy."

"Impostor lu ya?"

"Kesel banget sama saudaranya Pak Luki."

Kira-kira seperti itulah percakapan dan aktivitas di depan gerbang sana. Saat semua tengah asik dengan dunianya sendiri, akhirnya Aida tiba. Telat 15 menit tapi diberikan toleransi oleh pelatih karena Aida ternyata jalan kaki dirumahnya.
"Kesian nanti kalo motornya dipake nanti dia cape." Seperti itu kira-kira jawaban Aida.

"Oke, karena semua sudah berkumpul, sekarang kita segera masuk. Uda bakal daftar ulang dan kalian langsung cari barak. Nanti WA kalau udah ketemu baraknya. Bisa dipahami?"

"SIAP BISA."

"Untuk orang tua sekalian, bisa ikut sama anak-anaknya. Tolong diarahkan jika anaknya belum sarapan. Dan untuk supporter kalian langsung ikut aja, jangan lupa beli tiket."

Akhirnya merekapun segera masuk ke sekolah tersebut dan segera mencari barak untuk ditempati oleh mereka semua.

.
.
.
.
.

Waktu telah menunjukkan angka keberuntungan di China, bertepatan dengan mereka yang telah menyelesaikan Upacara pembukaan. Sangga Buana mendapatkan nomor urut tampil ke-9 dari 20 peserta, kira-kira tampil sebelum jam makan siang.

Di barak, beberapa diantara mereka ada yang sedang menyemir sepatu, makan berat, melatih gerakan variasi, dan berbincang-bincang ringan. Tak lupa beberapa alumni datang untuk mendukung adik-adiknya, beberapa alumni perempuan akan bertugas di bagian makeup.

"Seluruhnya berkumpul."

"SIAP."

"Sebelum tampil, kita pemanasan dulu di bawah biar enak. Alumni tolong bawa minum nanti ke bawah, yang lain boleh ikut atau disini juga gak apa-apa."

"Setelah diistirahatkan silahkan segera ke bawah di tempat parkiran. Istirahat di tempat, gerak."

Dengan cepat mereka bergegas pergi ke parkiran untuk pemanasan dan mencoba statis dinamis. Nampaknya bukan mereka saja yang berlatih sebelum lomba tiba, pasukan lain juga tak mau kalah untuk mempersiapkan semuanya.

"Gak usah diliatin, fokus sama diri kalian." Ucap Ditha alumni angkatan 6. Nampaknya Ditha melihat pasukan agak menciut setelah melihat beberapa pasukan lain melakukan gerakan statis dinamis dengan rapih.

KITA, BERSAMA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang