Kala itu, saat matahari menyinari dunia dengan cahayanya. Waktu siang bolong yang dimana para lelaki beragama muslim berangkat untuk melaksanakan kewajibannya. Sementara itu di sekolah dekat Blok Makam, para wanita dengan senangnya berjajan ria di warung Bu Yenit yang menjajakkan makanan nikmad yang membuat kita pengen meninggal.
"KAN KATA SI UDA JUGA JANGAN BELI ES MAEMUNAH." Teriakan Duriah kepada Dini itu membuat semua orang tersindir secara tidak langsung.
"Biasa aja dong Bray kagak usah ngegas. Uda gaakan tau ini." Balas Dini dengan PeDenya.
"Ini anak emang ya susah dikasih tau. Kalo misal Lu diseri gimana?Badan kerempeng+pendek gitu juga, masih aja so-soan." Timpal Ires dengan mantap.
Dini merasa berdosa disini. Tapi mau bagaimana lagi, imannya terlalu lemah untuk puasa makan es.
Tak mau ambil pusing, Dinipun tetap membeli es dikarenakan tak kuasa menahan dahaga."CAPE GUSTI PUNYA TEMEN NACKAL BANGET SUSAH DI ATURNYA." Jawab Salwa dengan lantangnya.
"Udahlah mending kiteh-kiteh sholat kuy, bentar lagi para couo pulang jumatan nich." Ajak riham dengan lebaynya.
"Jiji." Jawab Dini.
"Jiji 2." Jawab Duriah.
"Jiji 3." Jawab Ires.
"Jiji 4." Jawab Salwa.
"Jiji 5." Jawab Bu Yenit.
"Jiji, siap lengkap hehe." Jawab Aida dengan bangganya.
.
.
.
.
.
.Waktu telah menunjukkan pukul 13:30. Waktunya untuk mereka memulai latihan disiang hari ini. Dengan sigap, merekapun melakukan segala sesuatu dengan mandiri dikarenakan pelatih tampan mereka belum datang.
"KAPAL SELAM
TENGKINYA BOCOR
TIMBUL TENGGELAM
DIPERBATASAN
HEYY." (Wajib sambil nyanyi bacanya.)Lagu-lagu pun terus mereka nyanyikan untuk menambah semangat dalam melakukan latihan rutin ini. Ada saja manusia kurang akhlak yang jalan-jalan santai seaakan-akan terlihat seperti joging. Ada juga yang hanya diam tak ikut menyanyikan lagu-lagu yang sedang mereka nyanyikan, Mungkin dia lagi galau karena mikirin anak DU.
"JALAN DI TEMPAT GERAK."~ Seru Dini memerintah.
"HENTI GERAK."~
"UNTUK KERAPIHAN DAN PELUMASAN, BALIK KANAN GERAK."~
"SIAP, TERIMAKASIH." Jawab mereka serempak.
.
.
.
.
.
Hari semakin sore, tapi mereka masih melanjutkan latihan mereka. Saat ini, mereka sedang mencoba gerakan dinamis karena gerakan ini masih kurang rapih jika dilakukan bersama-sama. Di sisi lain, pelatih pun telah hadir di lapangan dengan baju muslim di tubuhnya. Iapun meluangkan waktu sejenak untuk menyimpan tas, setelah itu ia langsung bergegas menuju lapangan utama."Itu ada si Uda."
"Mana?"
"Ituuuu."
"Jangan ngadi-ngadi Lu."
"Etaaa tingali sing ecreg."
"Ohiya deng itu Uda udah datang."
"UDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA." Teriak mereka bersamaan.
Sudah menjadi tradisi jika sang pelatih datang, mereka akan berbondong-bondong untuk menyapa dan mencoba berinteraksi dengan sapaan maupun candaan. Jika sudah, mereka akan melanjutkan latihan dengan lebih semangat lagi karena hadirnya sosok pelatih yang membuncahkan tekad di dalam jiwa mereka.
"SELURUHNYA, BERKUMPUL." Titah sang pelatih.
"SIAP." Jawab pasukan dengan serempak.
"Oke sebelum lanjut latihan, disini Uda akan membahas perihal latihan kita untuk persiapan lomba. Kita punya waktu kurang lebih satu bulan lagi. Alhamdulillah untuk gerakan statis sudah kalian kuasai, sekarang kita tinggal merapihkan gerakan dinamis dan akan dilanjutkan dengan gerakan variasi formasi."
Dilain sisi, pasukan pun dengan seksama mendengarkan apa yang disampaikan pelatih. Ada sih yang suka ngobrol-ngobrol gibah cung√r barokah, mau tau siapa orangnya? Yang baca cerita ini pasti pernah ngobrol dipasukan. Ngaku aja.
"Selain itu, Pak Aseh selaku pembina telah mengizinkan untuk lomba. Walaupun sempat ada masalah, tapi beliau akhirnya mengizinkan. Untuk pembagian kostum insyaallah H-7 dan diharapkan kalian menjaganya dengan baik. BISA DIPAHAMI?"
"SIAP BISA." Kembali mereka menjawab serempak.
Sesi latihan pun kembali dimulai. Dengan teliti sang pelatih yang bernama asli Sandi Surya Febrian itu mengoreksi gerakan pasukan. Sudah sangat lazim jika pelatih sesekali membentak pasukan karena adanya kesalahan. Berbagai hukuman seperti push-up, sit-up, dan olah fisik lainnya sudah biasa mereka lakukan. Makan bersama dengan membentuk sebuah barisan sudah jadi kebiasaan rutin mereka.
Inilah PASKIBRA, ekstrakurikuler yang bukan hanya bertugas mengibarkan bendera. Disini mereka dituntut untuk memiliki kesiapan mental serta fisik yang kuat. KORPS PASKIBRA SANGGA BUANA, sebuah keluarga kecil yang akan mengukir cerita dan kenangan indah di didalamnya.Continue.
Hint : awal huruf, menentukan jalannya.
.
.
.
.
.
Halo semua yang baca wattpad ini wkwk. Ayo komen yang banyak yaaaa. Ayo tebak siapa nama asli dari Bu Yenit sama Pak Aseh, gampanggg. Maaf buat orang-orang yang dinistain di cerita ini, sesekali gapapa ya untuk mensukseskan wattpad ini :v
See you!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
KITA, BERSAMA.
PertualanganSebuah keluarga, yang dibentuk dari beberapa perbedaan. Dengan disiplin, kerjasama, mandiri, dan pelatihan mental fisik mereka dibentuk menjadi pribadi yang lebih baik. . Setiap orang memiliki pendapatnya masing-masing. Begitu juga dengan keluarga...