"I-itaiii Atsushi , tolong lebih pelan pelan lagi" Kataku mengeluh pada Atsushi yang sedang memasang perban pada kakiku yang terkena tembakan.
"Tunggu sebentar lagi. Sebentar lagi selesai kok" Atsushi gelagapan saat menjawab pertanyaanku.
Setelah sekian lama , Atsushi mengusap keringatnya yang bercucuran saat mengobatiku.
"Sudah selesai" Atsushi menatap puas sebelah kakiku yang diperbannya , aku menatapnya heran.
"Anoo... Atsushi-kun , itu baru satu luka saja. Aku masih memiliki banyak luka lain" Kataku takut takut.
"Dua luka tembak dipaha , dua luka tembak di betis dan dua luka tembak di lengan serta satu luka tusuk dari pisau beracun di perut. Itu semua daftar luka yang diderita Yume-chan kali ini" Chuuya berkata malas.
"Hee?" seluruh ruangan kapal dipenuhi suara terkejut. Aku menatap mereka yang memiliki raut wajah tak percaya.
"Apa kau tak merasa sakit ,Yume-chan?" Dazai mengatakan pertanyaan yang konyol.
"Tentu saja dia kesakitan Dazai-san!!" Atsushi tersenyum canggung mendengar pertanyaan konyol dari senpainya.
"Tapi dia tak sedikitpun menangis atau berteriak kesakitan seperti orang pada umumnya?" Dazai bertanya sambil mengangkat bahu , Atsushi kini tak tahu harus menjawab apa.
"Tentu saja aku kesakitan. Kau pikir seberapa keras aku menggigit bibirku sendiri untuk menahan rasa sakit?!" pertanyaan Dazai membuatku agak tersinggung.
"K-kau menggigit bibirmu sendiri untuk menahan sakit? Bukankah malah menambah parah sakitmu?" tanya Atsushi polos. Aku juga bingung menjawabnya.
"Yah , setidaknya tekadku tuk bertahan hidup tak hancur" kataku mengangkat bahu tak peduli.
"Eh... Berarti dengan luka sebanyak itu kau pasti kehilangan banyak darahkan?!" Atsushi bertanya takut takut.
"Iya sih...." kataku menjawab pertanyaan Atsushi sambil memegang daguku sendiri. Masalah penting ini ternyata baru kepikiran sekarang.
"A-apa yang kau lakukan?! Secepatnya aku harus mendapatkan kantong darah!!" Atsushi berteriak panik dan mulai menggeledah kotak p3knya. Tentu saja dia tidak akan menemukannya.
"Kita akan sampai didaratan. Aku bisa mengobati lukaku disana!" kataku mencoba menenangkannya.
"Ini masalah penting!! Jika kau tak segera mendapat donor darah , kau akan mati!!!" Atsushi berteriak panik , aku hanya bisa mengangguk mengiyakan.
"I-iya sih..." kataku menggantung.
"Jangan memasang raut seperti itu!!" Atsushi berkata melihat raut mengiyakanku. Aku hanya bisa menghela napas , Atsushi tak pandai dalam urusan medis dan ia terlalu panik.
"Anoo... Chuuya-san , bisakah kau menggantikan Atsushi mengobatiku? Aku khawatir Atsushi akan pingsan karena panik sebelum ia selesai mengobatiku" kataku memohon. Sosok berambut oranye ditutupi topi yang sedang malas duduk dikursi langsung berdiri semangat. Sedangkan Atsushi menghela napas lega seperti sebuah beban berat telah lepas dari pundaknya.
"Nee... Yume-chan~, kenapa Chuuya boleh sedangkan aku tak boleh?~" tanya Dazai sambil memasang muka memohon dengan wajahnya. Ia mungkin kesal saat Chuuya menyombongkan dirinya karena mengobati lukaku pada Dazai.
"Eh... Apakah aku belum bilang padamu?" tanyaku padanya dan dia malah memasang raut muka bingung. Jelas aku belum bilang padanya.
"Belum , kau belum mengatakan alasan apapun padaku" Dazai berkata.
"Oh.... Sebenarnya saljuku juga bisa menyembuhkan luka kecil. Jika kau mengobatiku , aku takkan bisa menyembuhkan diriku sendiri" kataku padanya. Dia tampaknya sangat terkejut kemampuannya tak bisa membantuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adventure in World of BSD
FantasyYume adalah gadis berkekuatan supranatural. Kekuatannya melindunginya , tapi mencelakakan orang lain. Dirinya yang tak tahan dengan kekuatan mencoba mengakhiri hidupnya sendiri. Tapi dia tak ingin bunuh diri. Dia harus menghargai kehidupan yang dibe...