Sudah berapa ruangan yang telah kulewati? Aku tak tahu pasti. Entah dimana letak tangga kelantai dua. Dari tadi yang kurasa adalah aku telah memutari bangunan ini berkali kali tapi bahkan aku tak tahu dimana tangganya. Aku lelah memutari bangunan ini.
"Dimana sebenarnya tangganya!!" kataku kesal saat aku balik keruangan yang sama beberapa kali. Mataku menangkap seutas tali yang menggantung diruangan.
"Apakah ini tak apa apa?!" tanyaku pada diriku sendiri sambil memegang tali itu. Aku menariknya kebawah sambil menutup mata takut sesuatu jatuh dari atas.
Benar saja , saat tali kutarik tangga tali jatuh dari atas. Tangga itu jatuh mengenaiku.
"Aduhhh... Kenapa ada tangga yang seperti ini disini?!!" keluhku sambil mulai memanjat tangga itu. Aku sampai dilantai dua dengan mudah. Tapi ini bukan saatnya aku menghela napas lega , aku harus menyelamatkan Fukuzawa-san dan anggota detektif lainnya.
Aku berlari sepanjang lorong mengikuti suara lemah pedang yang saling beradu. Mungkin itu Kyouka yang sedang melawan Fukuzawa-san. Aku harus cepat menemuinya.
Suara pedang yang beradu semakin nyaring pertanda aku telah dekat dengan tujuanku. Aku terus menambah kecepatanku sambil berharap sesuatu yang buruk takkan terjadi. Tapi tiba tiba suara pedang itu berhenti , digantikan senyap yang memenuhi ruangan.
"Apakah Fukuzawa-san berhasil mengalahkannya?! Syukurlah kalau begitu , ilmu pedang Fukuzawa-san takkan mudah dikalahkan oleh Iblis Salju itu" hatiku berbinar binar dengan pemikiran yang melintas dikepalaku. Aku tersenyum kecil , mungkin aku tak dibutuhkan dalam misi penyelamatan ini.
Aku telah sampai di pintu tempat pertarungan pedang itu , aku hanya tinggal mendorongnya untuk melihat keadaan yang sebenarnya. Ku ambil napas sejenak sebelum membuka pintu.
"Fukuzawa-san , apakah pertarungannya sudah berakhir? Aku minta maaf karena tak memenuhi hukumanku. Aku baru saja datang dari kantor agensi , tempat itu tampak berantakan!" aku berkata sambil membuka pintu ruangan itu. Untuk sesaat aku membeku kaget , saking kagetnya bahkan aku mungkin lupa untuk bernapas.
"FUKUZAWA-SAN!!! APA YANG TERJADI DENGANMUUU?!!!" teriakku saat melihat Fukuzawa berbaring di lantai yang kotor. Darah banyak menggenang disekitar tubuhnya.
Aku mendekati tubuhnya , perlahan lahan. Jatuh terduduk begitu sampai disampingnya.
"Nee... Katakan ini bohong! Fukuzawa-san takkan terbunuh oleh para pengkhianat! Kau itu kuat , kau takkan mati semudah itu!!!" kataku serak sambil memandang tubuh dingin itu. Napasnya sama sekali tak terdengar , ia juga menutup matanya rapat.
Fukuzawa-san takkan mati semudah itu!! Itulah yang menggema dalam pikiranku. Itulah keinginanku , tapi bahkan keinginan itu dikalahkan oleh realitas yang ada.
Air mata tak menetes dari mataku , bukan tak menetes tapi aku menahannya. Jika aku menangis kekuatanku akan mengamuk tak terkendali. Aku harus mengendalikannya.
Tapi apakah kau bisa menggendalikan kesedihan akibat kehilangan? Apakah kau bisa membiarkan mukamu memasang raut datar ataupun senyummu? Kesedihan ini tak menimbulkan air mata. Itu malah langsung merobek hati , menghancurkan pikiran. Aku membiarkan darah dari bibirku keluar sebagai pengganti air mata.
"Maaf , aku telah membunuhnya.." kata gadis berkimono yang didampingi Iblis Salju dibelakangnya. Raut mukanya tampak datar , tak menunjukan emosi apapun. Ia tampak tak menyesal telah membunuh seseorang , seolah itu sudah menjadi kebiasaan untuknya.
"Berikutnya mungkin adalah kau!!" serunya , seketika Iblis Saljunya melesat cepat hendak menerkamku. Aku akan diam , tak ingin berpindah tempat. Fukuzawa-san telah mati dan aku kini tak punya semangat hidup lagi itulah niat awalku. Sampai....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adventure in World of BSD
FantasyYume adalah gadis berkekuatan supranatural. Kekuatannya melindunginya , tapi mencelakakan orang lain. Dirinya yang tak tahan dengan kekuatan mencoba mengakhiri hidupnya sendiri. Tapi dia tak ingin bunuh diri. Dia harus menghargai kehidupan yang dibe...