Irene Mad

372 61 4
                                    

''Aarrrrgggghhhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Aarrrrgggghhhh..."
Irene terlihat menghamburkan semua barang-barang yang ada dimejanya dikelas, menimbulkan suara gaduh dari barang-barang itu. Dan menuai tatapan heran dari chingu sekelasnya.

'Ada apa dengannya?' 'Dasar yeoja gila.' 'kenapa lagi dengan yeoja itu?' bisik-bisik mulai terdengar.

"APA YANG KALIAN LIHAT?" Murka Irene, wajah yeoja itu tampak memerah.

"Ada apa denganmu? Apakah karna Oh Sehun lagi?" Wendy yang baru tiba dikelas, segera menghampiri chingu-nya itu.

Irene menghela nafas, "Sang King tak pernah salah. Yang salah itu, si yeoja tak tahu diri Park Jiyeon. Berani sekali ia mencari perhatian pada King." geramnya.

"Baiklah, lalu apa yang akan kau lakukan kali ini? memberinya peringatan yang lebih keras?" tanya Wendy, seraya memperhatikan penampilannya dicermin kecil lipat yang selalu ada disakunya.

Irene menyeringai, "Tentu saja, peringatan yang tak akan pernah terlupakan." ujarnya yakin.

🔱🔱🔱

Jiyeon menelan saliva-nya dengan susah payah. Bagaimana tidak? Saat ini Sehun tampak sangat mengerikan. Ternyata ia tak bisa bernafas lega lebih lama, karna pernah lolos dari Sehun yang akan menerkamnya beberapa hari yang lalu.

Ia bersyukur saat itu seseorang datang. Entah siapa. Sehun mengatakan bahwa Eomma-nya [ yang berarti Yang Mulia Ratu ] memintanya segara kembali keistana. Sejak hari itu ia berusaha menghindari pentemuan secara tidak disengaja atau pun disengaja dengan sang King.

'Apa saat ini akan jadi hari yang paling buruk untuknya? Apa sang King akan merenggut paksa kesuciannya?' batinnya lirih.

'Apa saat ini akan jadi hari yang paling buruk untuknya? Apa sang King akan merenggut paksa kesuciannya?' batinnya lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang King terlihat melepaskan beberapa kancing bajunya. Membuat Jiyeon semakin gemetar ketakutan. Ia menunduk dalam berusaha menelan salivanya yang terasa mengganjal ditenggorokan. Efek rasa takut yang menderanya. Nafasnya terasa tercekat disana.

"Kau takut!" itu bukan sebuah pertanyaan, namun pernyataan dengan sebuah nada olokan. Lalu terdengar decak'kan sang King. "Itu sudah seharusnya, karna aku ingin kau tunduk padaku." perkataan itu, lengakap dengan sepasang tangan sang King yang mulai mencengkram kuat kedua begian lengan atas Jiyeon.

𝒯𝒽ℯ 𝒦𝒾𝓃ℊ || sᴇʜᴜɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang