Soobin menatap jam dinding di depan kelas dengan pandangan gemas. Terlebih pada Shin Saem yang saat ini masih asik dengan materinya.Guru sejarah itu dikenal sebagai guru terkiller disekolah. Dan Soobin saat ini rasanya ingin sekali melarikan diri dari kelas. Nuna tersayangnya pasti sudah menunggunya.
Dan akhirnya, Lima belas menit setelah bel pulang sekolah tadi berbunyi. Shin Saem baru menyelesaikan kelasnya.
Begitu Shin Saem meninggalkan kelas, Soobin pun segera beranjak. Hingga seseorang menarik tasnya yang sudah berada dipunggung.
"Ya! Park Soobin, Mau kemana kau? hari ini jadwalmu piket." Soobin menghembuskan nafas kasar seraya menepuk jidatnya pelan. Namja itu lupa.
Membalikkan badan, Nancy sudah memandangnya tak bersahabat. Sinis sekali tatapannya.
Soobin nyengir kaku.
"Aku akan melakukannya, tapi aku harus menghubungi nunaku dulu. Ia pasti sudah menungguku!" ujar namja itu. Menggoyangkan ponselnya.Nancy mendengus. Lalu membiarkan Soobin berbicara dengan ponselnya. Maksudnya dengan nunanya.
🔱🔱🔱
"Hei, Cantik. Sedang menunggu ku?"
Sehun menghampiri Jiyeon dengan seringainya. Menatap yeoja itu dengan tatapan liarnya.Merasa diabaikan namja itu mendekat.
"Kau berani mengabaikanku? Rajamu!" sinis pelan si Raja muda itu.Jiyeon baru mengangkat wajah untuk memandang Sehun. Ponselnya ia masukkan ke saku almamaternya.
"Ada apa Yang Mulia Oh Sehun?" tanyanya. Sekalem mungkin. Meski dalam hati masih merutuki. Kenapa ia harus menghadapi Raja muda ini lagi. Dan kenapa Soobin lama sekali."Dimana adikmu?" Jiyeon menatap tak percaya pada namja didepannya, untuk apa namja itu menanyakan Soobin. Apakah namja itu masih tak terima akan perlakuan Soobin tempo hari.
"Ada apa Yang Mulia mencarinya? Aku mohon jangan lakukan apapun padanya, Hukum saja aku jika Yang Mulia masih marah karna perlakuan adikku tempo hari." dan Jiyeon seketika diam, Menyesali perkataannya. Memejamkan mata penuh sesal.
Ekspresi Sehun semakin nampak bagai devil dimata Jiyeon. Smirknya itu. Menakutinya.
"Ahh, Joah!" seru namja dengan kulit pucat itu.Tangan Sehun terulur, hendak menyentuh helai rambut Jiyeon yang jatuh terurai dengan indah.
Tapi hanya sampai situ. Sehun tak melanjutkan niatnya itu. Namja itu hanya terkekeh pelan dan menarik tanganya kembali lalu memasukkannya kedalam saku celananya.
"Ahni, ini belum saatnya." ujar namja itu lalu.
Berbalik melangkah menjauhi Jiyeon. Dilangkah ketiga menolehkan kepalanya kearah Jiyeon."Katakan pada adikmu, Aku akan mengirimkan undangan minum teh untuknya." dan setelah sepenggal kalimat itu, Sehun benar-benar meninggalkan Jiyeon disana. Yang masih terpaku. Tak percaya Yang Mulia Oh akan melepaskan dirinya begitu saja. Ini sedikit aneh untuk yeoja itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒯𝒽ℯ 𝒦𝒾𝓃ℊ || sᴇʜᴜɴ
Fanfiction'Who can love you till the End' "Selalu saja aku yang salah." Kata itu kerap kali terbersit dalam hati yeoja cantik itu_Park Jiyeon. "Tetaplah seperti itu ( selalu salah ), agar aku bisa terus menguasaimu." Itu kata yang selalu tertanam dalam pikira...