Sad Memory

182 36 3
                                    

Ternyata perkataan Ratu Ina tak main-main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ternyata perkataan Ratu Ina tak main-main. Park Jiyeon sungguh dijadikan sebagai salah satu kandidat calon Ratu bagi Oh Sehun.

Dan Jiyeon merasa tak percaya saat ia mendapatkan undangan dari istana sebagai salah satu candidat calon ratu.

Hal itu membuat Jiyeon terus melamun selama disekolah.

"Ya! Kau melamun." tegur Jieun, yeoja imut itu sedang lahap memakan makan siangnya.

Jiyeon menatap Jieun dengan helaan nafas. "Jieun, Aku harus bagaimana?" tanyanya terlihat putus asa.

Jieun mengerutkan dahi. "Tentang apa?" bingungnya.

"Aku mendapatkan undangan dari istana sebagai salah satu calon kandidat Ratu." bisiknya amat pelan. Ia tak mau hal ini sampai menggegerkan sekolah. Terlebih masyarakat sekolah hanya tahu ia seorang siswa biasa kalangan menengah.

Sesaat Jieun hanya diam. Hingga...

"MWORAGO??" Ia berteriak.

Jiyeon mengernyit mendengar teriakkan chingunya itu.
"Ya! Kenapa kau berteriak? Orang-orang jadi melihat kita." bisik Jiyeon lagi.

Jieun tersenyum malu. "Maaf, Aku terkejut. Jadi kau akan menjadi Ratu?" dengan antusias ia bertanya.

"Itu belum pasti. Aku baru jadi calon kandidat saja." Bantah Jiyeon. Lagi pula ia merasa tak pantas jika harus menduduki tempat yang maha tinggi itu.



"Ada apa? Kenapa kau berteriak tadi, Jieun?" Jinyoung baru saja kembali dari membeli soda kaleng.

Jiyeon terbelalak. Apa Jinyoung mendengarnya tadi? pikirnya cemas.

Jieun tertawa bodoh. "Tidak ada apa-apa!" sahutnya.

"Ji, Kau dekat dengan Yang Mulia King?" Jiyoung yang sudah kembali duduk bertanya.

"Tidak!" bantah Jiyeon.

"Tapi ia akrab dengan adikmu!" seru Jinyoung melirik kearah pintu masuk kantin.



Soobin datang bersama Sehun.

"Nuna!" seru Soobin melambai dari kejauhan dengan senyum.

Jiyeon cepat-cepat bangkit.

"Mau kemana, Ji?" heran Jinyoung.

"Bukankah belum bell masuk?" bingung Jieun.

"Aku harus mencari buku keperpustakaan!" seru Jiyeon, sedikit gelagapan. Entah di sadari atau tidak oleh kedua chingu sekelasnya itu.

Tapi, Si Raja muda itu menyadarinya. Dan ia menyeringai.

"Nuna, Eoddiga?" tanya Soobin saat namja itu sampai didepan meja Jiyeon.

"Aku harus keperpustakaan." sungguh, ini hanya alasan Jiyeon saja. Karna nyatanya ia tak ada kepentingan apapun kesana.

"Ahhh, Nanti saja! Temani aku dan Hyung makan dulu." Soobin mengeluarkan jurus rajukkannya.

𝒯𝒽ℯ 𝒦𝒾𝓃ℊ || sᴇʜᴜɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang