Extra Part?

1.8K 71 35
                                    

Mengobati kerinduan para readers dengan cerita ini, entah mengapa tiba-tiba Author mempunyai ide untuk menulis part ini dan mempublikasikannya disini.

"Mam, mana papi?" tanya Tian saat pulang malam itu dan hanya melihat Alya hanya duduk sendiri diruang tengah dan ini sesuatu yang aneh mengingat papi koalanya pasti tidak mungkin membiarkan istri cantiknya duduk sendirian.

"Angin apa yang membawamu pulang kerumah?" bukannya menjawab pertanyaan putra keduanya, Alya malah balik bertanya karena dia juga merasa heran melihat putra keduanya tiba-tiba muncul dirumah mengingat mereka ketiga putranya sudah memiliki penthouse sendiri dan hanya putri bungsunya yang masih tinggal dirumah bersamanya.

"Aku ada perlu dengan papi dan sekaligus berpamitan dengan mami karena besok pagi aku harus terbang ke Jakarta."

"Jangan lupa pulang bawakan mami makanan kesukaan mami. Memangnya kamu pergi berapa lama?"

" Hanya seminggu, ada yang perlu dibereskan disana, Chris memintaku pergi karena dia masalah di Jerman belum diselesaikan."

"Jadi sebenarnya kamu pulang untuk meminta papi menggantikan kalian menjaga gawang? kenapa tidak minta Ed untuk menggantikan kalian?"

"Mami lupa Ed sedang ujian dan mana mau dia diganggu kalau sudah sibuk dengan ujiannya. Jadi apakah mami sudah bisa mengatakan dimana keberadaan papi sekarang, dan alasan mami duduk sendiri disini?"

"Papimu sedang merayu wanita lain dirumah ini."

"Dan mami kesal dan merajuk disini?"

"Tepatnya mami menunggu daddy kalian berhasil merayu wanita itu, dan yang kesal bukan mami tapi wanita itu yang tentu saja akibat ulah papi kalian."

"Menurut mami, papi pasti akan berhasil merayu wanita itu?"

"Paling seperti biasa, dengan ganti rugi."

"Memangnya apa kesalahan papi sampai membuat wanita itu kesal dan menangis."

"Papi memarahinya tanpa mendengarkan alasan kenapa dia pulang terlambat."

Tian tertawa, dia tahu walau mami adalah ratu dirumah dan dihati mereka dan titahnya tidak terbantahkan tapi ada satu wanita yang juga tidak kalah pentingnya, bahkan wanita ini sangat manja pada mereka dan tentu saja mereka tidak akan tega membuat wanita itu marah, kesal apalagi menangis, siapa lagi jika bukan adik bungsu mereka yang masih berusia 14 tahun.

"Wajar saja papi meninggalkan mami sendirian, memangnya Ivana kemana sampai pulang malam."

"Dia dan Gisel pergi mencari kado untuk Ivan, dia sudah ijin sama mami tapi dasarnya papimu tadi waktu pulang bersamaan dengan Ivana turun dari mobil Gisel, dia langsung memarahinya tanpa bertanya. Kelihatannya Ivana juga lagi kesal jadi begitu dimarahin papi langsung menangis dan lari ke kamarnya."

Baru saja Alya selesai menjelaskan Stevan muncul dengan Ivana bergelayut manja dilengannya, tapi begitu melihat ada Tian bersama maminya Ivana langsung melepaskan papinya dan pergi memeluk kakak keduanya itu.

"Kapan datang, kenapa tidak langsung mencariku?" kata Ivana.

"Datang-datang lihat mami duduk sendiri disini, jadi kutemani lagian kudengar kamu sedang melakukan negosiasi, bagaimana? apa yang kamu dapatkan?" Kata Tian.

"Jangan meragukan kemampuan negosiasiku, walau aku belum bisa seperti kalian tentu saja aku tidak melepaskan kesempatan yang tidak mungkin datang dua kali." kata Ivana sambil mengedipkan matanya pada Stevan yang hanya bisa pasrah karena berjanji memenuhi permintaan putri kesayangannya.

"Jangan lupa, papi menyetujuinya asal mami dan ketiga penjagamu itu menyetujuinya juga." kata Stevan yang sekarang sudah duduk disamping Alya.

"Mereka pasti menyetujuinya, apalagi jika mami mengijinkannya." kata Ivana yakin.

Lovely CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang