0 8

20.6K 6.4K 3.3K
                                    

"Jadi, kamu murid baru yang suka membuat keributan?"

Beomgyu mendengus. "Bu, saya bikin keributan karena saya benar. Oh iya, Adudu kan anak orang kaya, ibu takut hukum mereka karena takut mengancam jabatan ibu sebagai guru?"

"Kamu jangan ngomong sembarangan, ya."

"Ibu mau hukum saya juga percuma, apalagi keluarin saya dari sekolah. Kepala sekolah gak akan biarin itu terjadi."

Bu guru bernama Bu Melati ini mengernyitkan keningnya. "Kenapa sama Pak Kepala Sekolah?"

Beomgyu tersenyum miring penuh kemenangan. "Kepala sekolah disini kan ayah saya, mana mungkin ayah saya keluarin saya dari sekolah. Dan saya sekolah disini untuk ngurus masalah pembunuhan itu."

Taehyun, Kai, Soobin, Yeonjun, dan Adudu yang sejak tadi diam karena tak ingin menyela dibuat terkejut dengan fakta tersebut.

Ada yang gelisah karena takut ketahuan, ada yang takut karena takut dikeluarkan, dan ada yang biasa saja.

Hmm.

"Kamu... detektif?" Tanya Bu Melati hati-hati.

Soobin dan Yeonjun terkejut lagi. Apa katanya tadi? Detektif?!

"Bu Mel bakal tau nanti kok, tunggu waktunya aja, hehe," kekeh Beomgyu merasa puas dengan dirinya sendiri.

"Ya sudah, masalah saya anggap selesai. Taehyun, jangan ulangi perbuatan kamu kalau kamu masih mau dapat beasiswa. Hueningkai, kekerasan itu dilarang."

"Loh, tapi si Adudu juga salah, kenapa Taehyun doang?!" Protes Beomgyu tak terima. "Terus tadi apa kata ibu? Kekerasan dilarang? Terus perbuatan Adudu selama di sekolah kok dibiarin? Aneh, ibu mau dipecat?"

"Sudah, keluar dari ruangan saya!"

"Ck, ruangan punya sekolah aja ngaku-ngaku ruangan ibu," decak Beomgyu kesal, merangkul Taehyun dan Kai keluar untuk pulang ke kosan.

Selepas kepergian Beomgyu, Bu Melati menggebrak mejanya, kemudian menunjuk tiga muridnya yang masih ada disana.

"Kalau jabatan saya sebagai guru kenapa-napa, saya gak akan segan laporin kalian ke polisi. Terutama kalian berdua, Soobin dan Yeonjun."


















































"Kenapa masalah makin rumit, ya? Gue pikir bakal selesai dengan mudah..."

"Gak mungkin masalah pembunuhan selesai semudah itu, Kai. Kan harus cari pembunuhnya dulu, terus selidiki, terus cari bukti, terus susun bukti-buktinya, baru laporin. Habis itu harus jaga diri, karena kita kan gak tau pembunuhnya bakal dendam sama kita atau engga."

"Kak Beomgyu, ayah lo... beneran kepala sekolah?"

"Iya, jangan kasih tau siapa-siapa. Gue gak mau identitas gue kebongkar sebelum gue selesaiin masalahnya. Gue gak mau ada hambatan."

Taehyun diam menyimak. Rasanya, perkataan Beomgyu terdengar benar, terdengar kalau Beomgyu serius dengan ucapannya.

Kalau begitu, apa sebaiknya ia jujur?

"Habis ini pulang yuk, kita bolos aja~. Gue mau selidikin kosan, lebih tepatnya kamar dua manusia itu," ajak Beomgyu antusias. "Oh ya, kalau nemu hal yang mencurigakan, langsung ngomong ya."

"Gue nemu," kata Kai tiba-tiba, berhenti berjalan.

Taehyun mengernyitkan keningnya. "Secepat itu?"

"Iya," jawab Kai mantap. "Gue curiga sama lo, Kak Beomgyu. Lo sebenernya siapa? Kenapa lo tau banyak hal sedetail itu?"





















































"Gue salah satu sahabat si korban, gue bakal tangkap pelakunya, apapun caranya. Kalian mau bantu gue, kan?"












































"Terus, lo tau siapa yang drama?" Tanya Kai sesaat kemudian. Beomgyu diam menatapnya, menunjukkan smirk yang hanya dimengerti olehnya.

"Tau dong, kalian mau tau juga?"







Clue pelakunya :
Gunung, 19 15.2 2 ¡ 14,
4th 7 i β

Clue yang drama :
🍊(di cerita ini emot
ini tanda naik ya)

Kayaknya cluenya
terlalu gampang deh...

DRAMA | TXT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang