"Lo tau apa kesalahan lo?" Tanya Yeonjun dengan angkuhnya, memegang balok kayu yang siap digunakan.
Kai bungkam, matanya menatap tajam orang di depannya itu. Tak ada rasa takut sedikit pun, dia marah.
"Lo curi foto itu diam-diam dan tunjukin ke Beomgyu dan Taehyun, lo tunjukin ke mereka siapa orang yang gue bunuh. Bagus banget, ya."
"Dia sahabat lo, kan?" Tanya Kai sedikit lantang. "Sahabat macam apa lo, kenapa lo bunuh dia?!"
"Karena dia malu-maluin kita," jawab Soobin dari belakang Yeonjun, sedikit kesal karena Kai bertanya seperti itu. "Dia itu gak guna, sifatnya yang bocah banget bikin kita muak. Sebelas duabelas lah sama Taehyun, bedanya dia lebih memuakkan."
Kalau Kai adalah si korban, dia pasti sakit hati. Perkataan Soobin begitu tajam, mampu membuat hati terluka. Bisa-bisanya si korban tahan bersahabat dengan mereka berdua.
"Gue tau apa yang ada di pikiran lo," ucap Yeonjun. "Kenapa dia mau sahabatan sama kita, iya kan? Gue kasih tau, kita gak anggap dia sahabat, dia itu babu kita. Dia aja yang terlalu polos dan anggap kita sahabatnya. Ckck, emang pada dasarnya udah bodoh jadi ya gitu."
Sungguh mengejutkan mendengar kalimat itu keluar dari orang yang diidolakan satu sekolah. Wah, ternyata sifat aslinya jauh lebih buruk dari yang ia duga.
"Kak Yeonjun, gue dapet kabar. Beomgyu sama Taehyun gak masuk sekolah, ijin pergi katanya," kata Soobin setelah mengecek ponselnya.
"Kemana?"
"Gak tau, mungkin ke rumah salah satu dari mereka."
"Hmm... kayaknya mereka harus dipancing supaya dateng kesini," ucap Yeonjun dengan smirk aneh di bibirnya.
"Gimana caranya?" Tanya Soobin, namun Yeonjun hanya diam menatap Kai.
Taehyun menatap foto-foto yang terpajang di ruang tamu rumah Beomgyu. Sudut bibirnya terangkat ketika satu foto menarik perhatiannya.
Foto saat Beomgyu masih kecil, ternyata menyebalkan sejak dulu ya. Di kanannya ada ayahnya alias kepala sekolahnya dan di kirinya ada ibunya, sepertinya orang berpangkat tinggi.
Ibunya Beomgyu memakai baret polisi, dari penampilannya seperti seorang detektif.
Omong-omong, Beomgyu kemana? Dia lagi ke kamar mandi, katanya cuci muka.
"Hmm, ini siapa?"
Laki-laki berkacamata dengan rambut seperti mangkuknya itu membuat Taehyun terheran-heran.
Matanya menelisik seluruh sisi foto, sampai akhirnya ia menemukan tulisan berukuran kecil di sudut kanan bawah.
Orang di foto ini, adalah orang yang paling berharga, dia adalah-
"Taehyun, lo ngapain?"
PRANG!
Foto terjatuh, pecah berkeping-keping. Taehyun melotot kaget, buru-buru dia berjongkok dan mengumpulkan pecahan kaca tersebut.
Panik melandanya. Dia ceroboh sekali, di rumah orang malah merusak barang.
"Kak Beomgyu, maaf. G-gue bakal ganti bingkai dan kacanya..."
Beomgyu berjalan pelan menghampiri Taehyun, menatap dingin temannya itu. "Lo udah liat, ya?"
"Apa?"
Beomgyu menggelengkan kepala. "Gak apa-apa, ayo ikut gue. Kai dalam bahaya."
Entah perasaannya saja, Beomgyu terlihat menyembunyikan sesuatu. Sayangnya, dia belum sempat membaca semua tulisan itu.
Oh, tunggu sebentar.
Foto tadi kan foto si korban! Kalimat Orang yang paling berharga membuatnya bertanya-tanya. Jangan-jangan... mereka berdua itu saudara?
Atau bahkan... kakak beradik?