PART 53 - Merelakan kebahagiaan

4.1K 226 19
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow, vote, komen gaes biar autornya rajin up :)

"Eh kita ketemu lagi sama si bitch." kata Alena.

"Eh bitch teriak bitch," ucap Queen sambil memeperbaiki seragamnya.

"Lo yang bitch!!" emosi Alena.
"Gaes maju." kata Alena kepada Shelly dkk.

Shelly dkk maju mendekati Queen.
"Jangan diam aja pegang tangannnya!!" kata Alena.

"Tadi lo bilang maju ya maju lah gue." jawab Shelly.

"Akhhhhhh!!!" kata Alena.
"Pegangin cepetan!!" titah Alena ke Shelly dkk.

Ketika Shelly dkk memegang lengan Queen dia membisikan sesuatu.

"Lo ya dasar bitch lo udah ambil Alvaro dari gue, lo udah ambil cinta pertama gue," kata Alena sambil menjambak rambut Queen.

"Gue nggak ambil Alvaro dari lo, lo itu nggak cinta tapi obsesi." jawab Queen.

Alena melepas jambakannya, dia membawa satu ember air bekas cucian piring kantin dan menyiraminya ke Queen.

"Ini akibat lo ambil Alvaro dari gue." kata Alena.

Alena mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dan mengangkatnya.

"Lena lo jangan macam macam!!" kata Shelly.

"Santai gue cuma mau buat karya gue di wajah bitch ini." jawab Alena sambil terkekeh.

"Lo sentuh gue hidup lo nggak tenang! " kata Queen dingin.

"Owh..owh..owh gue nggak akan takut ama ancaman basi lo itu," Alena mulai berjalan mendekat ke arah Queen.

Saat Alena ingin menancapkan pisau lipat ke wajah Queen, Queen langsung menepisnya dan mengunci pergerakan Alena ke dinding membuat Alena takut.

"Lo kira gue bakalan diam aja gitu?" kata Queen.
"Gue bukan si Queen nerd Alena," kata Queen sambil mengelus pipi Alena.

Drtttt...drtttt!!!

Bunyi ponsel Alena membuat Queen mengalihkan fokusnya.

Alena mengangkat telfon.
"Nielll tolo..ngin gue." katanya.

Queen makin bingung.
"Apakah yang menelfon Alena Daniel?"
"Apa hubungan mereka berdua??" pikir Queen.

Kesempatan itu tidak disia siakan Alena dia menendang dengan lutut kakinya ke perut Queen.

Membuat Queen meringis dan memegang perutnya.

Queen berjalan menuju ruangannya untuk mengganti bajunya yang basah.

Setelah ganti baju Queen menelfon Dr. Justin dokter pribadinya.

"Dok saya mau check up sekarang." kata Queen mematikan telfon.

Sampai di rumah sakit Queen langsung menuju ruangan Dr. Justin.

Toktoktok

Queen membuka pintu ruangan Dr. Justin.
"Ada apa?" tanya Dr. Justin.
"Perut saya sakit dok." jawab Queen duduk di depan Dr. Justin.

"Kamu nggak minum obatnya?" tanya Dr. Justin.

"Hehehe nggak," kata Queen sambil memberikan jari yang berbentuk peace.

"Kamu harus ingat kesehatan diri kamu ntar makin parah lo penyakitnya." ujar Dr. Justin.

"Siapp dokter," kata Queen sambil hormat kepada Dr. Justin.

"Yaudah saya pulang dulu," Queen berjalan keluar dari ruangan Dr. Justin.

🌈🌈🌈🌈

Queen lagi ngescroll sosmednya tepatnya instagram pribadinya.

Ting!

Satu notifikasi pesan yang membuat Queen berhenti main sosmed dan beralih kesana.

Queen membuka pesan itu dari nomor tidak dikenal.
"Ke bangunan tua di jalan****** atau lo bakalan nyesel."

Queen heran siapa lagi yang menerornya, dia segera bersiap-siap menuju ke alamat yang diberikan nomor asing tadi.

Setelah sampai di bangunan tua yang minim cahaya, Queen langsung masuk ke bangunan itu.

Queen celingak celinguk mencari keberadaan orang yang menerornya, dan finally terdengar suara tepukan tangan dari arah kiri Queen.

"Banyak juga nyawa lo datang kesini." kata orang itu membalikan badan.

"To the point." ucap Queen dingin.

"Sans takut lo yaa?" ledek Alena.
"Jadi gue mau buat kesepakatan sama lo pilihan pertama, lo boleh ambil Alvaro tapi Alvaro akan kehilangan orang tuanya, atau pilihan kedua lo tinggalin Alvaro dan bonyok Alvaro aman." kata Alena.

"Lo sebenarnya mau apa sih?!!" ucap Queen dingin.

"Simple Alvaro milik gue." jawab Alena.

"Lo kenapa sih harus ngerusak hubungan gue dan Alvaro." kata Queen dingin.

"Alvaro itu lebih dulu kenal ama gue dari pada lo, dia cinta pertama gue!!" jawab Alena emosi.

"Sekarang lo tinggal pilih kebahagiaan Alvaro atau hubungan lo." lanjut Alena.

"Gue nggak bisa." lirih Queen.

Queen membayangkan betapa harmonisnya keluarga Alvaro, jika orangtuanya pergi meninggalkan dia selama lamanya betapa hancurnya hidupnya, ditambah lagi dia anak tunggal.

Haruskah dia merelakan kebahagiannya demi Alvaro, ya itu lebih baik melihat Alvaro bahagia dia ikut bahagia meskipun harus merelakan kebahagian dirinya.

"Kalau gue pilih bonyok Alvaro?" tanya Queen datar.

"Lo harus jauhin Alvaro dengan bilang lo tu pura pura cinta selama ini dengannya lo cuma main main sama dia nggak lebih," kata Alena sambil memainkan kukunya.

"Lo kejam tau nggak!!!" emosi Queen.
"Lo ngehancurin kebahagian orang lain demi kebahagiaan lo, cuih egois," kata Queen sambil meludah disebelahnya.

"Ini lah sebenarnya Alena." kata Alena dan pergi.

"Munafikk!!" teriak Queen.

Datanglah orang orang berbaju hitam menyerang Queen tiba tiba, awalnya Queen bisa melawan semuanya tapi satu tonjokan mendarat di perutnya membuat dirinya lemah.

Orang berbaju hitam itu terus memukuli dirinya sampai akhirnya dia kehilangan kesadaran dan semuanya gelap.

🌈🌈🌈🌈🌈

Queen terbangun dia merasakan sakit di bagian perutnya.

Dia melihat sekelilingnya ini kamarnya di mansion milik Queen.

Datanglah Dr. Justin ke kamar Queen.
"Kamu istirahat aja jangan sekolah dulu jangan lupa minum obatnya teratur." kata Dr. Justin meletakkan obatnya di meja dekat Queen.

"Thanks dok." kata Queen.

Dr. Justin mengangguk pergi keluar kamar Queen.

"Siapa ya yang nolongin gue dan bawa gue kesini?" monolog Queen.


Huaaaa akhirnya up jugaaa 😭😭😭

Maaffin ya ceritanya makin nggak seruu:(

Semoga kalian sukaaa :)

Jangan lupa vote and komennya :3

Salam manis dari author

Bukittinggi, 04 Oktober 2020
GinaputriUtari

The Nerd ? Really ? [End] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang