Sebuah pernikahan yang diharapkan penuh cinta dan kebahagiaan ternyata dalam diam penuh kebohongan tanpa ia sadari."Tidak perlu khawatir sayang aku pergi cuma sebentar setelah urusanku selesai di Jepang aku akan langsung pulang ke rumahku. " Rumahnya adalah Jungkook ke mana pun ia pergi dan mampir Kim tampan itu akan tetap pulang ke rumahnya.
Cuma akhir akhir ini pria cantik itu mulai curiga karena Taehyung selalu akan berangkat ke negri matahari terbit itu di tanggal yang sama dan akan kembali setelah satu minggu menghabiskan waktu disana. Naluri sebagai seorang submisif dalam diri Jungkook kuat mengatakan jika suaminya itu sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi entah apa itu.
"Aku tahu kamu akan kembali. Kalau kamu capek nanti langsung istirehat aku tidak mau kamu jatuh sakit." Kata Jungkook lembut penuh perhatian. Kedua tangannya sibuk merapikan baju lelakinya dimasukkan ke dalam koper.
"Aku bisa menjaga diriku sendiri sayang. Berjanjilah kamu juga harus jaga diri disini jangan nakal." Taehyung tadi sibuk merapi penampilannya dipantulan kaca kini mendekat dan melingkarkan kedua lengannya dipinggang ramping sang submisif dari arah belakang dan sengaja Jungkook menempelkan punggungnya di dada suami tampannya.
"Heum.. Sesekali kamu harus mengajakku ke Jepang. Aku kepengen juga."
"Mungkin nanti sayang sekarang aku terlalu sibuk. Jungkook... Sudah hampir satu tahun kita menikah apa belum ada tanda tanda kehamilanmu. Ku dengar dari NamJoon hyung kalau SeokJin hyung sedang hamil. Maaf aku bukan berniat menyinggung perasaanmu. " Bujuk Taehyung lembut diakhir kalimat merasa bersalah sudah bertanya seperti itu.
Jungkook menyembunyikan rasa kecewanya karena belum bisa menjadi yang sempurna untuk Taehyung. " Belum." Jawabnya singkat.
"Tidak apa apa sayang." Pria tampan itu melirik jam tangannya. " Sepertinya aku harus berangkat sekarang. " Putus Taehyung melepas pelukkannya untuk mencium seluruh wajah Jungkook.
.
.
Seorang pemuda berwajah cantik dan imut tersenyum cukup lebar membukakan pintu apartemen untuk menyambut kedatangan Taehyung. Pelukkan hangat dan ciuman penuh berghairah sebagai tanda saling merindu. Pria rupawan seperti pangeran itu sudah sampai di Jepang dua jam yang lalu. Langsung saja ia menuju ke rumah keduanya.
"Aku sangat merinduimu hyung ." Pintu apartemen mewah yang dibelikan Taehyung untuk pemuda imut itu tertutup rapat.
"Hyung juga sangat merinduimu. Tapi kamu tahu sendiri hyung harus menunggu tanggal yang tepat untuk berangkat ke Jepang. Hyung takut Jungkook curiga dengan hubungan kita. "
Pemuda imut dan berkulit putih itu mendesah malas. " Jungkook lagi, Jungkook lagi. Jadi aku ini apa hyung? Sepertinya aku ini tidak penting. "
"Kenapa bicara seperti itu?"
"Selama ini hyung cuma menjaga hati Jungkook tapi hatiku bagaimana? Aku selalu harus mengalah untuk Jungkook. "
"Kamu sangat penting untukku kalau tidak hyung tidak akan rela relain diri seperti ini sayang. Kamu harus mengerti posisi hyung menjaga dua orang itu tidak mudah."
"Makanya lepaskan salah satu." Kesel pemuda itu. Mata indahnya menatap Taehyung yang sekarang bertelanjang dada didalam kamar. Sudah lama ia tidak mencium aroma maskulin tubuh ' suami tampannya '.
"Terlalu berat untuk melepaskan. Kemarilah pijitin pundakku. " Taehyung meminta submisif cantik berdarah korea Jepang itu untuk memijit pundaknya. Lalu pemuda imut dengan pakaian seksi itu pun menurut.
"Sayang terlihat lebih kurus dari sebelum ini kamu diet?"
Si imut menggelengkan kepala. " Aku kehilangan selera makan dan sering merasa mual." Curhatnya.
"Kamu masuk angin?"
Drt...drt…..
Bunyi ponsel Taehyung memotong obrolan mereka namun pria itu tidak berniat menjawab. Setelah panggilan terputus ia mengetik pesan untuk dikirim kepada si pemanggil.
To : Guukie.
Aku sudah sampai di Jepang tapi aku langsung ke kantor sekarang aku lagi sibuk banget ntar malam aku telfon. Aku mencintaimu.
Send.
Kira kira begitulah pesan Taehyung untuk Jungkook. Pemuda imut yang memijit pundaknya tertawa kecil setelah membaca isi pesan itu dan sengaja menggesek dadanya dipunggung Taehyung. " Dasar pembohong. " Bisiknya.
"Harus pandai bermain takut nanti simpananku ketahuan."
TBC.
Kalau mau aku lanjut komen yang banyak dulu biar aku semangat untuk ngelanjutin work ini hehe.
Btw,
Makasih sudah mampir dan votemen.
Borahae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpanan [Vkook. Mpreg]
Fanfiction[Mpreg] " So what do you think of me all this time? Pembantu rumah atau tidak lebih dari 'simpanan'mu? "