Hai...
Jangan lupa follow IG aku ya: @ristia.sptr
Karena di Ig itu aku akan ngumumin kapan aku updetnya jadi stay tune ya
Enjoy!!!
Narra pun mengikuti suruhan putra yang menyuruhnya untuk pergi ke balkon
Sesampainya di balkon narra terkejut karena putra juga di balkon kamarnya sendiri yang memang bersebrangan
Putra pun mematikan sambungan telponnya dia bisa melihat mata narra yang sembab
Putra pun menunjuk matanya sendiri terus menggelengkan kepalanya
Menurut narra mungkin artinya jangan nangis narra pun hanya menanggukan kepalanya
Kemungkinan besar putra tahu dia kembali dimarahin karena mungkin terdengar bentakan sang mama sampai rumahnya putra
"Gue punya sulap"ucap putra sedikit berteriak
"Gak nanya"ucap narra juga
"Lihat nih"ucap putra
Langsung merentangkan tangannya ke depan tangan kirinya lebih depan daripada tangan kanannya setelah itu putra langsung mengaitkan jari tangan kanannya ke tangan kiri sehingga seperti batu di belakang kertas dan boom batu menjadi di depan dan kertas di belakang
Narra yang melihat kekonyolan putra pun langsung tersenyum
"Nah gitu kan cantik,sekarang tidur"ucap putra lagi
Narra pun hanya menganggukan kepalanya dan kembali masuk ke dalam kamarnya dan bersiap untuk tidur
Narra berharap semoga hari esok lebih baik dari hari ini
***
Pagi hari narra sudah bangun dan bersiap siap bahkan narra tidak pernah dibangunkan oleh kedua orang tuanya kecuali saat dia sakit apakah itu masih bisa disebut manja?
Narra pun hanya tersenyum getir mengingat perkataan sang mama kemarin dan hari ini perkataan yang lebih menyakitkan datang
Narra pun langsung menggunakan jaket parasut berwana merah maroonnya dan menggunakan penutup kepala jaketnya dan keluar dari rumah pagi pagi seperti ini sudah hujan saja
Narra pun duduk di meja makannya di meja makan baru ada mama dan papanya sedangkan kedua Abang kembarnya sedang tidur karena mendapat jam sekolah siang
"Pagi ma pa"ucap narra mencoba untuk seramah mungkin
"Pagi syg"ucap sang papa sedangkan mama beliau sibuk mengoleskan selai kacang ke rotinya
Baru saja narra mengambil selembar roti sang mama sudah berkata
"Tumben banget sepagi ini biasanya siang "ucap sang mama menyindir narra
Narra yang tahu mamanya sedang menyindir dirinya pun hanya menundukan kepalanya bahkan narra belum memakan roti yang baru dia ambil
"Kalo di ajak bicara liat orangnya jangan nunduk kayak anak yang gak pernah diajarin etika aja"ucap sang mama lagi narra pun mencoba untuk melihat sang mama
"Apa liat liat?"tanya sang mama lagi narra benar benar bingung harus bagaimana dia pusing pagi pagi sudah seperti ini
Narra hanya bisa menggelengkan kepalanya
"Bisu kamu?atau tuli?"tanya sang mama lagi
Papanya yang melihat istrinya yang selalu seperti itu sudah sangat muak
"Ma"ucap papa memperingati mama
"Belain aja terus pa"ucap sang mama lagi
Narra hanya bisa menghela nafasnya
"Udah ma pa aku berangkat dulu"ucap narra padahal dia belum memakan rotinya
"Kamu kan belum sarapan nar sarapan aja dulu"ucap sang papa karena papanya tahu narra tidak ingin memperkeruh keadaan
"Gapapa pa ,aku sekolah dulu ma pa"pamit narra
"Ini bekalnya nar"ucap papa narra sambil menyerahkan uang lima puluh ribu
"Makasi pa ma "ucap narra dan langsung pergi meninggalkan meja makan
Papa yang melihat punggung narra semakin menjauh pun sangat merasa menyesal memang bukan dia yang memperlakukan narra seperti itu tapi mamanya
"Gausah diliatin"ucap sang mama langsung beranjak dari meja makan
KAMU SEDANG MEMBACA
narra
Roman d'amournarrala Aurora cewek manis yang selalu disia-siakan oleh semua orang bahkan orang tuanya sendiri narra adalah cewek SMA yang boleh dibilang cukup terkenal karena kepandaiannya dalam bela diri bagaimanakah kisah kehidupan narra penasaran? langsung d...