Chapter - {8}

284 57 1
                                    

• Really Girl? •

Budadayakan vote!
Untuk chapter ini lumayan dikit, mohon maaf ya? Mohon dimaklumi 😥

*****

"Bego banget lu sumpah, Ji,". Yeji yang diledek pun membalikan kedua matanya. Kedua sahabat yaitu Yeji dengan Sinbi berjalan menuju ke tangga sekolah. Apalagi keduanya satu kelas.

"Males ah gua sama elu, Bi. Malah ketawain temennya sendiri. kan gue ga tau kalo itu bukan elu," jelas Yeji dipadu dumelannya.

Flashback!

Tadi, Yeji baru saja sampai di sekolah. Ia melihat orang seperti wujud Sinbi. Ia menghampirinya sedikit berlari lalu menarik lengannya kasar.

"Eh apa apaan sih! ". Yeji melongo terkejut.

"Eh maaf maaf, ga sengaja. Kirain gue temen gue. Maaf ya,"

Yeji meninggalkannya dengan perasaan sangat malu. Seorang siswa menertawainya bukan terlihat bodoh, tapi gemas.

Yeji tampak mengingat sesuatu.

"Eh tapi mbih, ada cowok ketawain gue disitu, ga tau siapa gue ga liat jelas mukanya,"

"Kok bisa?"

"Yaiyalah bego, gue malu disana,". Sinbi kembali tertawa renyah.

"Udah ah, jangan tawa trus, noh diliatin anak anak," tegur Yeji yang sebenarnya kesal ditertawain.

"Biarin, abisan lo itu emang lucu, Ji," . Yeji yang tak menanggapinya karena ia melihat Yerin didalam kelas terlihat murung. Kebetulan keduanya melewati kelas Yerin.

"Mbih, liat Yerin noh! ". Dengan sigap Sinbi menoleh melihat Yerin sedang memangku dagunya.

"Samperin yuk! " ajak Yeji yang diangguki Sinbi.

Yerin masih terus bengong, dengan muka muramnya, arah pandangan ke bawah terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Drakk..

"Eh numpang ya, bentar! " teriak seseorang yang familiar bagi Yerin.

Benar dugaanya, Sinbi sedang duduk di hadapannya lalu Yeji disamping mejanya.

Brakk!

"Ngapa bengong, hm?". Yeji menggebrak meja Yerin dan menatapnya bertanya.

"Ga usah alay deh lu, Ji," tegur Sinbi sedikit kaget karena ulah Yeji.

Yeji menghiraukannya.

"Jawab, Rin,". Yerin terlihat mengusap wajahnya dengan kedua tangan lalu membuang nafasnya kasar.

"Tapi lu janji, lu berdua jangan teriak," pinta Yerin terlihat lesu dan masih dengan wajah tertutupnya.

"Iya, kita berdua janji," saut Sinbi menatap fokus kepada Yerin.

Yerin menurunkan kedua lengannya, menatap kedua sahabatnya bergantian. Ia kembali membuang nafas kasar. Wajahnya terlihat tidak terlihat baik baik saja.

REALLY GIRL? || [TAERIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang