Part 24

7.1K 608 9
                                    

Sampai kapan kau akan mempertahankan egomu? tak rindukah pada masa-masa yang kalian lewati bersama?
.
.
.
Serpihan Senja


🌷.•*¨*.¸.•*¨*.¸¸.•*¨'*• 🍒
🌸🌺🌸🌺🌸🌺🌸🌺
Happy Reading
🌷🌻🌷🌻🌷🌻🌷🌻
¨*.¸.•*¨'*. ¸.•*¨*.¸¸.•*¨'*•.🌼
🌹🍀🌹🍀🌹🍀🌹🍀

Saat ini, Ust Zaydan dan Zahlia tengah bersiap-siap untuk liburan mereka. Kali ini, mereka akan liburan di pantai. Katanya sih, untuk menikmati indahnya Sunset di sore hari.

"Yank, emank kamu udah ijin sama abuya? terus, tugasmu gimana?" tanya Zahlia yang saat ini tengah memasuk'kan beberapa barang ke slingbagnya.

"Kamu tenang saja, semuanya aman!" jawabnya seraya memakai peci kebanggaannya.

"Bagus deh kalau gitu." ucap Zahlia lalu pergi ke teras sembari menunggu suaminya.

Dirasa sudah siap dan tak ada yang ketinggalan lagi. Ust Zaydan menyuruh Zahlia ke mobil sedangkan dirinya mengunci rumah.

Mereka berdua sudah naik ke mobil dan keluar dari area Pondok. Zahlia sangka, mereka hanya pergi berdua. Tak taunya, malah mengajak Gus Falah dan Ayra.

"Mas, kok ngajak mereka sih? aku pikir, kita berdua doang." ucapnya seraya menatap Ayra sebal.

Ust Zaydan mengabaikan istrinya dan mempersilahkan Gus Falah dan Ayra masuk ke mobil dan duduk di kursi belakang.

"Maaf Gus, saya terlambat." ucap Ust Zaydan.

"Tidak mengapa Dan. Saya dan istri belum lama kok." jawab Gus Falah santai.

Sementara Zahlia langsung memalingkan wajahnya ke kaca mobil. Pemandangan di luar lebih indah dibanding melihat Ayra di belakangnya.

Melihatnya saja sudah badmood apalagi satu mobil.

"Apa lebih baik, saya dan Gus Falah naik taksi saja Ust? saya takut, kehadiran saya bikin kalian berdua tidak nyaman!" ucap Ayra seraya melirik Zahlia dari kaca mobil yang berada di atas depan mobil (ga tau apa namanya).

Ust Zaydan melirik Zahlia yang tengah asyik melihat pemandangan luar hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan.

"Tidak perlu Ning, kita bareng saja. Satu tujuan juga, sekalian menghemat biaya juga Ning." jawabnya dengan mata fokus ke depan.

"Sudah, abaikan saja Ra. Dia tak mengusikmu ini'kan?" tanya Gus Falah lembut.

Ayra hanya mengganguk patuh dan melirik Zahlia yang seolah enggan berbicara padanya.

Apakah kesalahannya begitu fatal? hingga, Zahlia begitu marah padanya. Apakah menikah dengan Gus Falah adalah suatu kesalahan besar?

Zahlia mendengar semua percakapan mereka. Zahlia merasa tersindir dengan ucapan kakaknya. Tapi enggan berbicara padanya karna biar bagaimanapun, dirinya masih kecewa padanya.

"Lia, bagaimana ujianmu? lancar'kan?" tanya Ayra basa-basi.

"Lancar." cetusnya.

Cinta seorang ustad killer {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang