Ikhlaskan apa yang sudah terjadi, dan lanjutkan hidupmu. Ada masanya kau akan menyerah pada keadaan
.
.
.
Serpihan SenjaNing Aida memberikan kotak kepada Ust Zaydan yan tentu di terima dengan suka hati olehnya.
"Anggap saja ini hadiah dariku sebagai ganti permintaan maaf'ku. Maaf jika kemarin aku menolakmu. Cinta memang tak bisa dipaksa tapi aku menghargai keberanianmu," ucapnya.
"Aku mengerti Ning, walau berat. Aku akan mencoba merelakanmu dengan Akhdan. Walau dia seperti itu tapi aku yakin, dia mampu membimbingmu." jawab Ust Zaydan.
"Terima kasih karna kamu bisa merelakanku Tih. Sekali lagi, maafkan aku. Tolong simpan dan jaga tasbih ini. Anggap saja ini kenang-kenangan dariku." ucap Ning Aida.
"Baiklah, aku akan menjaganya. Terima kasih Ning. Aku juga titip Akhdan dan Arsa disana." ucap Ust Zaydan.
"In syaa allah Tih. Jaga dirimu baik-baik ya?"
"Kamu juga ya? aku akan menunggumu disini. Mungkin saja, kau berubah pikiran. Biarkan aku disini bersama cintaku," ucapnya seolah yakin bahwa Ning Aida akan ia dapatkan suatu saat nanti.
"Jangan menungguku Fatih. Aku juga tak yakin jika aku akan mencintaimu. Aku mencintai Akhdan. Maaf," ucapnya lalu pergi meninggalkan dirinya.
"Begini saja, aku akan terus menunggumu Ning sampai aku menemukan seseorang yang lebih darimu. Dan akan kuberikan tasbih ini kepadanya, itu janjiku padamu." teriak Ust Zaydan.
Ning Aida mendengar itu hanya meneteskan air matanya. Dia juga tak tega meninggalkan Ust Zaydan yang kini menyimpan rasa untuknya.
"Silahkan kamu tunggu aku selama yang kamu mau, aku akan tetap memilih Akhdan." teriaknya tanpa menoleh ke belakang lalu masuk ke mobil.
Ust Zaydan tersenyum kecut. Sekarang, dia memegang tasbih beserta gelang yang di berikan adiknya untuk Zahra. Wajahnya aja ga tau, gimana mau ngasihnya?
Tak lama kemudian, mobil travel melaju dengan kecepatan sedang dan meninggalkan perkarangan Pesantren untuk ke Turki.
"Selamat tinggal Ning, Dan. dan kamu Arsa. Kak Zaydan akan menyampaikan amanahmu." gumamnya dalam hati.
Masjid Al-Anbiya ini t'lah menjadi saksi, bahwa dia lebih memilih Akhdan dibanding dirinya. Tempat mereka berpisah, entah itu untuk sementara atau selamanya.
Keesokan harinya, mereka melaksanakan sholat ghaib bersama di lapangan. Seluruh santri beserta pengurus sibuk mempersiapkan segalanya.
"Ada apa ini? kenapa kita disuruh sholat ghaib? memang ada yang menin---"
"Pesawat Airlion yang di tumpangi oleh para santri tahfidz mengalami kecelakaan Dan. Seluruh penumpang jatuh di dekat pegunungan. Saat ini, tim sar sedang mengindetifikasi seluruh penumpang. Tak ada satupun yang selamat, termasuk mereka bertiga." ujar Gus Falah.
"Ap-apa? bagaimana bisa Gus?" tanyanya yang syok dengan apa yang ia dengar.
"Pesawat mengalami kerusakan teknis yang mengakibatkan mesin pesawat terbakar di udara Dan. Kemungkinan, mereka semua tewas atau mungkin, jasad mereka sudah tak dapat di kenali." jawab Gus Fatah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta seorang ustad killer {REVISI}
Novela JuvenilCinta tak memandang orang. Dia akan datang menghampiri orang yang di rasa sudah tepat. Dan akan pergi meninggalkan orang tersebut dengan meninggalkan luka. Apalagi itu cinta pertama. Gadis yang periang, pintar memanah serta berkuda diam-diam men...