Part 23

7.4K 610 5
                                    

Jangan dikejar jika tidak di cari. Ingat kita wanita harus punya harga diri bahwasanya perempuan itu di kejar bukan mengejar. Bangkitlah, nanti mahkotamu jatuh.
.
.
.
Serpihan Senja

Pagi ini, para santri sedang mempersiapkan diri untuk ke pasar. Karna hari libur, jadi santri bebas kemana saja yang mereka mau tapi mereka harus mengantongi surat ijin terlebih dahulu.

"Dian, kamu mau keluar ga? makan bakso yuk." ajaknya.

"Ah, ide bagus tuh Li. Kebetulan aku sudah selesai ujian susulan." ucap Dian.

"Ya udah, let's go my friend!!"

  Mereka memutuskan untuk pergi ke abang bakso yang dekat dengan Pesantren. Mereka sudah mendapatkan kartu ijin langsung dari Ust Zaydan. Sesampainya mereka disana, mereka langsung memesan bakso dan duduk di dekat pohon yang cukup rindang.

"Li, bagaimana hubungan kamu sama Ust Zaydan?" tanya Dian.

"Hm, aku mengikuti saranmu Di. Alhamdulillah, Ust maafin aku dan aku dikasih tasbih serta gelang ini deh." ucapnya seraya mengeluarkan tasbih putih dari saku gamisnya dan menunjukkan gelang di tangan kanannya.

"Wah, gelangnya bagus banget! tapi bentar deh. Bukannya, tasbih ini  putus ya?"

"Entah, mungkin sudah di perbaiki kali. Akhirnya, tasbih ini jadi milikku juga." antusiasnya.

"Alhamdulillah dong, jadi ga perlu kamu takut lagi buat ngembaliin tasbih itu dan ternyata, tasbih itu jadi milikmu juga." ucap Dian yang memakan baksonya.

Zahlia tak menghiraukan ucapan Dian dan terus saja melihat kedua benda tersebut, seakan takut kehilangan barang tersebut. Dian yang melihatnya menjadi jengah sendiri dan melirik ke arahnya.

"Udah, makan! ga usah liatin terus. Ga bakal ada yang ambil," cetusnya.

"Biarin! makanya nikah say. Ups lupa, kamu kan jomblo! emang ada yang mau ya sama kamu?" ledeknya.

"Ga ada sih? tapi biarin aja deh Li. Nanti juga ketemu kok! ternyata benar filosofi yang mengatakan bahwa wanita tidak menyukai laki-laki yang menyukainya. Masih tanda tanya sih kenapa? tapi aku juga masih penasaran dengan filosofi itu. Menurutmu gimana Li?"

"Hm, aku juga ga tau Di. Buktinya, Gus Fatah menyukaiku tapi aku tidak menyukainya. Aneh'kan?"

"Seandainya aja Gus, kau menyukaiku seperti dirimu menyukai Zahlia. Aku tak akan mengikuti filosofi itu." batinnya dan malah mengabaikan Zahlia.

Dari arah lain, Gus Falah dan Ayra sedang berbelanja di toko pernak-pernik. Zahlia yang semulanya melihat Dian, langsung menajamkan pengeliatannya. Ia pikir, dirinya salah liat tapi ternyata tidak! masih ada rasa cemburu di hatinya.

Dian yang melihat itupun menjadi heran dan membalik'kan badannya. Tau apa yang di lihat Zahlia, Dian menggengam jemari sahabatnya itu agar tenang.

"Li, jadi perempuan itu harus punya harga diri. Jangan mengejar jika tidak di cari! kodrat wanita itu dikejar bukan mengejar, kalau sudah di abaikan ya berhenti berjuang. Kamu harus kuat! jangan rapuh, nanti mahkotamu jatuh." ucapnya.

"Ak-aku belum bisa melupakannya Di! masih berat untuk-ku." ucapnya.

"Aku percaya kamu bisa! kamu sudah punya Ust Zaydan. Untuk apalagi kamu menginginkannya?"

Cinta seorang ustad killer {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang