Bagian 6

8.4K 769 27
                                    

Selamat menikmati ✧\(>o<)ノ✧

_____----_____

Malam itu, di ruangan kamar yang sederhana dan biasa saja. Ketiga orang Nampak diam seribu bahasa.

Ruangan itu menjadi sunyi sampai seketika salah seorang dari mereka bersuara.

“Jadi, sekarang gimana? Gua masih belum percaya kalo ini nyata!” Dito bertanya.

Risa berpikir dan tersentak tatkala mengigat sesuatu, “Sebentar, sepertinya aku masih ada Test Pack Strip sisa praktikum!!”

Ia mengeluarkan semua isi di dalam tas hitam besarnya untuk menemukan benda kecil panjang dengan warna biru yang dominan.

“Ini dicoba dulu.” Ia menyerahkan benda itu pada Ardya.

Ardya memandang benda kecil itu sebentar dan mengambilnya.

“Gimana cara pakainya?” Tanya Ardya bingung.

“Elah gampang! Lu kencing dulu di gelas, trus itu Test Pack Strip nya lu masukin ke air kencing lu yang ada di gelas, sampe batas maximal yang ditandai ajah!!” Dito berkata tak sabaran.

“Kok lu tau si Di?” Bingung Ardya.

“Nih gua baru baca di mbah gugel!! Udah lu buruan pake sana!!”

Dito mendorong Ardya ke kamar mandi dan menutup pintu dengan keras.

“Kata mbah gugel, abis dicelup lu tungguin dulu 10 menit!!” Dito berteriak dari luar agar Ardya dapat mendengar.

Beberapa menit pun berlalu, Ardya keluar dari kamar mandi dengan raut bingung.

“Ini apaan si maksudnya? Gua gak ngerti!!” ia menyerah memahami benda kecil itu dan menyerahkannya pada Risa.

Risa kaget tak percaya. Benda kecil itu menunjukan dua garis merah yang menandakan bahwa hasil itu Positif,

Ardya Benar-benar Hamil!!

Dito mengusap wajahnya kasar, tak percaya kebenaran ini.

.
.
.
.
.
.

Ketiga orang itu kembali terdiam. Suasana sunyi pun menyelimuti mereka.

“Siapa bapaknya?” Dito menatap dengan tajam kepada Ardya. Ini sudah ketiga kalinya ia bertanya.

“Sumpah demi jagad raya gua gak tau Di!!! Tuh orang kayanya dari luar negeri dan gua bahkan gak tau siapa namanya!!” Ardya berucap dengan sungguh-sungguh.

Hening.

“Hanya ada dua pilihan. Gugurin tuh anak atau lu Lahirin dia.” Dito berkata dengan serius.

Suasana kembali hening dan sedikit mencekam, terasa menyesakan hingga sulit untuk bernafas.

Ardya menundukkan kepalanya dalam diam. Ia merenung seraya mengusap perutnya yang rata dengan lembut.

“Dia gak salah Di! Anak ini gak tau apa-apa!!” Ardya spontan berbicara.

“Gua yang salah.” Lanjutnya. Setetes air mata terjun bebas dari pelupuk matanya.

“Gua mau dia Hidup.”

Graps!

Dito dengan cepat memeluk Ardya. Sangat erat hingga keduanya tidak memiliki celah sedikitpun.

“Gua tau lu bakal bilang itu Ar.” Dito berucap penuh kehangatan.

Ardya kembali menangis dalam pelukan Dito. Ia dengan kerasa menangis, menumpahkan segala perasaannya dalam tangisan itu.

M-Preg TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang