Penyemangat

29 15 0
                                    

Senja sudah berubah menjadi malam, perempuan itu masih saja menangis tersedu-sedu di tempat tidurnya. Mata Ica sudah mulai membengkak karena hampir seharian Ica menangis.

Bass sudah 92 kali melakukan panggilan pada Ica, Ia resah dan gelisah dengan keadaan Ica yang kembali down. Begitu juga dengan Rino yang sudah 90 kali melakukan panggilan, yang berharap agar Ica dapat balikan dengannya.

"Udah  92 kali nelpon, masih aja ga diangkat, pasti Ica down banget nih, gabiasanya dia kaya gini," ucap Bass yang khawatir dengan keadaan Ica.

Kalau kaya gini, mending aku ke rumah Ica aja deh, mudah-mudahan bisa ngembaliin moodnya ucap Bass dalam hati.

Dengan motor vespanya, Bass bergegas pergi ke rumah Ica, hanya untuk menghibur dan mengembalikan moodnya. Tak lupa ia pergi ke minimarket untuk membelikan minuman favorit Ica yaitu ollate (susu). Bass berharap dengan ini Ica dapat tersenyum lagi.

Saat diperjalanan, tiba-tiba turun hujan yang amat deras, Bass yang tidak membawa mantel, terpaksa menambah kecepatannya agar lebih cepat sampai di rumah Ica. 

Rupanya Hujan deras ini tidak menyurutkan niatnya yang hanya ingin mengembalikan mood Ica, malahan membuatnya semakin tertantang.

"Kurang deras ini mah, gabakalan bisa ngehalangin niat gue lu! Ujan! Ujan!" ucap Bass yang berbicara sendiri dengan hujan.

Benar saja setelah Bass mengatakan hal itu, hujan semakin deras. Bass dengan spontan menambah kecepatan motornya.

Sesampainya di rumah Ica, Bass memanggil Ica dari pintu gerbangnya.
"Icaa… Icaa…. " teriak Bass dari pintu gerbang.

Mendengar suara Bass dari luar, Ica yang penasaran lalu melihatnya dari jendela. Ica terkejut melihat Bass yang kehujanan dan basah kuyup di depan gerbang rumahnya, Ica langsung menemui Bass dan mempersilahkannya untuk masuk.

"Ihh Bass, hujan-hujan gini ngapain kesini." Ica membuka gerbangnya dan menyuruh Bass untuk masuk.

"Aku khawatir sama kamu, aku telepon 92 kali, malah ga diangkat," ucap Bass yang menggigil kedinginan, " eh mata kamu bengkak tuh, jangan bilang kamu habis nangis seharian?"

"Kalo iya kenapa? Heheheh," ucap Ica.

"Lohh Ca, jangan nangis terus dong, tuh liat udah kaya panda tau kamunya," kata Bass yang menghibur Ica.

"Gapapa, panda kan imut," kata Ica.

Melihat Bass yang basah kuyup, Ica pun mengambilkannya handuk, agar Bass tidak menggigil kedinginan.

" Eh Bass, tunggu ya, aku ambilin kamu handuk," ucap Ica.

"Eh gausah ca," tolak Bass.

"Gausah gengsi, aku tau kamu kedinginan." Ica bergegas mengambilkan Bass handuk.

"Hehehe tau aja nih," kata Bass.

"Nih Bass, rambut kamu tuh basahh bangett." Ica memberikan handuknya kepada Bass.

"Makasii ya Caaa… ehh Ca, nihh aku bawain minuman favorit kamu." Bass memberikan Oletta yang dibelinya di minimarket kepada Ica.

"Ihhh makasii, tau aja aku pengen Oletta," kata Ica yang terlihat sudah bisa tersenyum.

"Asikk, akhirnya kamu senyum juga," ucap Bass yang lega melihat Ica yang tersenyum.

"Hehehe… aku minum yaa Bass, hauss nih, nangis juga butuh tenaga," kata Ica.

"Ehh Caa, janji ya habis minum ini jangan nangis lagi, kalau nangis ga tak beliin lagi nanti lohh," ancam Bass.

"Iyaa janjiii Bass." jawab Ica.

Nothing Else But YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang