|SS|\\4- SEPUPU RAGA

138 144 53
                                    

Ruangan rawat inap VIP raga terasa canggung sejak hadirnya shasa dengan tampang yang siap menerjang musuhnya dari segala arah. Shasa mendengus dengan tatapan yang tak pernah lepas pada lelaki berseragam SMA sama dengannya. Haikal Nazzar. Memangnya siapa lagi yang bisa membuat shasa cantik manis dan polos ini menjadi terlihat seperti mak mak kos yang ingin menagih bayaran.

"dia ngapain disini ga?" tanya shasa pada raga tanpa memutus tatapanya pada haikal.

"lo belom tau ya sa?" tanya raga, yang terlihat lemas terbaring di brankar rumah sakit. Shasa akhirnya memutus kontak matanya pada haikal ia berbalik menatap raga dengan wajah tanya.

"dia kan sepupu gua" pernyataan raga tak bisa membuat shasa pura pura tak terkejut. Shasa langsung menatap horor haikal yang masih duduk tenang di sofa yang di sediakan di dalam ruangan raga.

"kok bisa?!" tanya shasa terlihat tidak suka. Haikal berdecih "masalah buat lo?" haikal akhirnya bersuara dengan nada sinis dan ia pun membalas tatapan shasa, ia masih ingat dengan kejailan shasa tadi siang dan itu membuat haikal muak dengan shasa, apalagi ia belum sempat membalaskan dendamnya hingga saat ini.

ARGGGHHH....

Tunggu aja kao shasa.

"oh, jelas raga sahabat gua!" jawab shasa yang tak kalah sinis. Ia juga masih menatap haikal yang saat ini juga menatapnya, keduanya menampakkan aura kemusuhan yang sangat kental hingga membuat raga diam tak bisa berbuat apa apa.

"loh kok ada doi gue?" suara itu mengalihkan dunia shasa dan haikal. Netra mereka terfokus pada satu objek siapa lagi kalau bukan HANI. Shasa mendengus tak peduli lalu mengalihkan perhatiannya pada hapenya. Ketiga sejoli yang baru tiba itu mulai melangkah kan kakinya memasuki ruangan raga.

"lo ngapain di sini kal?" pertanyaan itu kembali di ucap namun bukan hani yang bertanya melainkan arsya. Ia juga sudah mendudukan dirinya di sofa yang sama dengan haikal. Dan tak lama di susul hani dan meli yang duduk di sofa sebrangnya. Shasa yang memang dari awal duduk di samping brankar raga yang kebetulan di sediakan kursi hanya diam.

"jenguk sodara" jawab haikal seadanya. Dan benar saja ekspresi ketiga sejoli itu tidak jauh berbeda dari shasa setelah mendengar penyataan itu.

"kalian sodaraan?kok gua jarang liat lo di acara keluarga?" tanya arsya yang memang mempunyai tingkat kekepoan melebihi makmisal.

"gua tinggal di belanda" jawab haikal kali ini dengan wajah datar. Shasa berdecih melihat wajah datar haikal, menjijikan sekali pikirnya. "oh iya" arsya terkekeh.

Setelah itu semuanya fokus pada kegiatan masing masing hani yang memang punya daya tarik pada haikal pun menannyakan beberapa hal padanya dan di jawab seadanya oleh sang empu.

Sedangkan meli dan arsya menjadi pendengar setia walau sesekali ikutan bertanya. Shasa sendiri memfokuskan diri pada hapenya raga baru saja tertidur beberapa menit yang lalu karena pengaruh obat yang ia minum saat makan siang tadi.

Haikal tampak beranjak dari tempat dan pamit mengatakan akan pulang lebih dulu, tanpa menoleh ke arah shasa haikal melangkahkan kakinya keluar ruangan.

"gua juga mau balik nih udah sore" hani berdiri dari tempat duduk nya, merapihkan barang barangnya lalu menggendong tas sekolah nya.

"raga gimana masa di tinggal?" tanya shasa, ia juga berdiri menghampiri ketiga temannya.

"ada mamah kok sa" keempatnya menatap wanita paruh baya yang baru saja memasuki ruangan raga dengan beberapa bingkisan.

"mamah" keempatnya menghampiri wanita paruh baya itu lalu membantunya membawakan bingkisannya. Setelahnya mereka bersalam mencium tangan 'ibu raga' dengan sopan.

STORY SHASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang