[8] Don't Go [END]

Eps 2

Aku keluar dari dapur bersama dandi untuk membersihkan beberapa meja yang kotor. Saat membersihkan salah satu meja yang dekat dengan ruang privat, pintu di sana terbuka. Lagi-lagi lelaki tadi menatapku, namun dengan cepat aku kembali menyibukkan diri.

'Kenapa dari tadi dia ngeliatin gue sih. Eh, apa gue yang kepedean?'

Setelah itu, aku hendak kembali ke dapur namun--

Brukk

"Aduh" ringisku kala aku terjatuh di lantai

"Eh, maaf"

Aku menatap tangan yang terulur di hadapanku, aku mendongak dan menatap laki-laki yang sejak tadi menatapku. Pandanganku teralih pada dandi yang bukannya membantuku malah menahan tawanya.

"Ayo"

"Ah, saya bisa sendiri" aku lalu berdiri sendiri dan ia langsung menarik tangannya

"Maaf, saya ngga tau kalau bapak mau lewat" ucapku

"Tidak, saya yang salah, saya juga ngga lihat-lihat"

"Kamu gapapa kan (nam)?" tanya zahra

"Gapapa mbak, kalau begitu saya permisi"

Aku segera berjalan kembali ke dapur bersama dandi yang masih menahan tawanya.

"Terus dan terussssin aja sono"

Sesampainya di dalam dapur--

"Bwahahahaha" aku melotot ke arah dandi yang mulai tertawa

"Heh kenapa lo dan?" tanya ridwan

"Hahaha, jadi ya, temen lu pada itu abis jatoh bwahaha"

"Seneng banget liat temen lu jatoh, bukannya nolongin malah diem nahan tawa"

"Gimana ceritanya?" tanya mira

"Tadi itu dia tabrakan sama klien nya mbak zahra. Dia juga ditawarin bantuan tapi dia nolak, padahal kan sayang, orangnya ganteng lagi"

"Apaansih lo dan"

"Yaampun malu-maluin lo (nam)" saut ridwan

"Heh, bukan salah gue. Dia aja yang tiba-tiba nabrak gue kan gue jadi jatoh"

"Modus lo"

"Ih kal--

Ucapan ku terhenti kala pintu dapur terbuka.

"(Nam), lo disuruh ke ruangan nya mbak zahra tuh" ucap raya

"Lah, kenapa?"

"Ya mana gue tau"

"Gue tau, pasti lo bakalan dimarahin tuh gara-gara nabrak klien nya" saut dandi

"Ck, udah gue bilang gue ngga nabrak, dia nya aja yang nabrak"