Eps 4

406 54 0
                                    

"Pembunuhan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pembunuhan?"

"Hah? Eh yaampun, gue keceplosan segala lagi" gumamnya yang masih bisa ku dengar.

"Orang tuanya dibunuh?"

"Gue gaada hak buat bilang semua itu, emang gue tau tapi gue udah janji buat ngga bilang ke siapa-siapa. Jadi gue mohon sama lo baal jangan sampe orang lain tau"

"Tapi lo bisa ceritain?"

"Ngga. Gue gabisa"

"Oke gapapa. Kalau gitu gue balik ke kantor deh"

"Tiati"

Dalam perjalanan di kantor, aku memikirkan ucapan zahra.

'Tapi beneran deh baal, kalau lo deketin dia cuma buat seneng-seneng doang, saran gue gausah. Gue kasihan sama (namakamu) sama abangnya, mereka masih harus kerja keras buat nemuin pelaku pembunuhan orang tuanya'

Apa yang zahra bilang benar? Kenapa jadi terus memikirkannya?

"Pak kita ke cafe nya zahra bentar" ucapku pada supirku

"Baik pak"

Sesampainya di depan cafe, aku sama sekali tak keluar, aku hanya melihat seorang yang ku cari dari mobil. Disana ia tampak tersenyum ramah pada semua pelanggan. Senyuman yang sangat manis.

"Pak iqbaal ngga keluar?"

"Oh gausah, kita ke kantor"

"Baik pak"

Sesampainya di kantor, aku segera turun dari mobil dan segera menuju ke ruanganku. Saat di lobby banyak sekali yang menyapaku dan kubalas dengan senyuman. Saat di depan ruangan, aku melihat sekretaris ku yang kini berdiri.

"Ada jadwal apa hari ini?" tanyaku

"Tidak ada pak, hanya menandatangani beberapa berkas"

"Oke" saat akan kembali berjalan langkahku berhenti dan berbalik ke arah sekretarisku

"Ada apa pak?"

"Nanti siang tolong pesankan saya makanan dari cafe nya zahra ya ,dan minta pelayan yang namanya (namakamu) untuk anter kesini"

"Baik pak"

Setelah itu aku kembali ke ruangan.

•••

(Namakamu) PoV

Siang ini cafe cukup ramai, terlebih setelah kita mengeluarkan beberapa roti terbaru tadi. Kini aku dan teman temanku tengah menunggu beberapa kue matang.

"(Nam) ada yang pesen dan minta lo yang dianter" ucap raya yang datang ke dapur

"Lah kenapa gue? Yang nganter kan ridwan biasanya"

"(Nam) jangan buat customer kecewa, udah sana gapapa"

"Okelah"

Kita pun segera membuat pesanan tersebut. Untungnya motor disini matic jadi aku bisa menggunakannya. Setelah siap semuanya aku segera meluncur ke tempat itu. Namun, mulutku ternganga ketika ternyata yang pesan adalah seorang dari perusahaan yang sangat besar.

[8] Don't Go [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang