Y4 - Chap 3

2.2K 336 119
                                    

Hermione's POV

Menjahili orang bukanlah keahlianku. Nakal dan jahil bukanlah sifatku. Jadi ini merupakan pertama kalinya dalam hidupku, aku berbuat seperti ini dengan menebar bom kotoran disepanjang lorong menuju asrama Slytherin. Pertama kalinya juga dalam hidupku, aku memberikan polyjuice dengan rambut kucing-well, aku pernah merasakannya-ke dalam minuman Astoria dan Pansy.

Dengan pelan aku berjalan disamping Fred, sedikit gugup serta takut, dan selebihnya merasa semangat. Kami dalam perjalanan menuju dapur. Entahlah apa yang akan dilakukan Fred, tapi aku hanya ikut saja.

Kami sudah merekrut sebanyak mungkin orang untuk membela Yona. Bahkan Adrian Pucey dan Terrence Higgs-yang merupakan penghuni asrama Slytherin-menawarkan bantuan kepada kami. Tak perlu waktu lama bagi kami untuk meminta bantuan, hampir seluruh orang mau membantu kami untuk membela Yona. Lihat, kan, seterkenal inilah Yona di Hogwarts.

Aku baru pertama kali ikut dalam hal seperti ini. Aku mungkin sering melanggar aturan, tapi aku melanggar aturan karena alasan yang baik. Oh Godric, maafkan aku.

Yang kudengar, puncaknya adalah ketika makan malam. Tapi Harry menolak untuk memberitahu dengan alasan takut aku tidak menerimanya. Sudah pasti suatu hal yang bisa membuatku terkena masalah, kan?

"Baiklah, kau bisa membantu kami memasang kembang api?" tanya George kepada Adrian. "Aku harus meletakkannya dimana?" tanyanya. "Di dalam ayam yang akan dimakan Draco Malfoy." balas Fred dengan senyum usil. "Bukankah untuk menyalakan kembang api kita harus menyulutnya dengan api dulu? Itu mustahil." dalih Adrian. "Ini ciptaan rahasia kami. Dia akan melebur dengan barang disekitarnya dan akan meledak jika disentuh. Kau hanya perlu memastikan ayam itu ada didepannya." hasut Fred. "Tapi.."

George mendengus. "Kau mau membantu Yona atau tidak?!" gerutu George. "Baiklah." ucap Adrian kemudian, sementara Terence dengan semangat melanjutkan pekerjaanku dan Fred dalam menebar bom kotoran. Percayalah, itu semua akan terlihat sangat menjijikkan.

Aku tersenyum lebar. Bukan kami lagi yang mengurus semua ini, tapi semua orang juga ambil bagian. Bayangkan, Luna bahkan mengisengi Millicent Bulstrode dengan menyuruhnya-lebih tepatnya memaksa- untuk membaca The Quibbler dan akan menarik rambutnya apabila dia tidak membacanya.

"Baiklah, semua orang bekerja." ucapku senang. "Aku tidak menyangka kita mendapat beberapa murid Slytherin untuk membantu." kata Fred. "Apa kau yakin mereka tidak akan membocorkan hal ini ke siapapun, Hermione?" tanya George. "Mereka menyukai Yona, pastinya mereka mau menolong." jawabku yakin. "Tidakkah kau menyadari kalau rata-rata yang menyukai Yona adalah anggota tim quidditch atau orang yang menyukai quidditch?" tanya George. "Ya, kurasa Yona semacam golden snitch bagi mereka." tanggap Fred. "Hampir seluruh murid laki-laki menyukai Yona." balasku aneh. "Kami tidak termasuk." sahut George. "Ya, kami tahu segila apa dia dan dia menciptakan barang-barang yang bagus untuk menjahili Kenneth. Dia menyeramkan."

Aku terkekeh. "Baiklah, aku akan ke perpustakaan untuk mencari udara segar. Sampai jumpa nanti." ucapku kemudian melambaikan tangan. "Demi Merlin, udara segar macam apa yang dia hirup di perpustakaan?"

//-.-\\

Ron's POV

Harry gila. Aku tahu dia gila. Dia jelas butuh perawatan di St. Mungo dan mendekam disana selamanya.

Dia benar-benar memimpin seluruh pembuatan rencana untuk mengajak perang Slytherin. Dan dengan kreatifnya, Fred, George, dan Hermione membantu menambah ide yang benar-benar mengerikan. Maksudku, untuk apa kita melakukan balas dendam besar-besaran hanya karena seorang Yona?

"Sebentar lagi makan malam. Kembalilah ke asrama dan pastikan Yona masih tertidur." perintah Harry. Lihat, dia tidak lebih dari sekedar menjadikan kami pesuruhnya. "Baiklah, Tuan. Ron si Peri Rumah akan segera melakukan perintah anda." ucapku kesal. "Ron, berhenti bicara sarkas. Aku meminta tolong," tanggapnya. "Ya, ya." balasku.

Menyebalkan. Kakiku rasanya sudah hampir putus karena kelelahan mengelilingi Hogwarts yang besar ini tanpa memakan apapun. Kurasa aku sudah kehilangan berat 30 kilogram. Huh, aku harus kembali mengisi perutku setelah mengecek Yona nanti.

Aku berjalan menuju ke ruang rekreasi Gryffindor, menunggu tangga -tangga yang bergerak, terkadang menyapa lukisan, dan aku mendapati Draco Malfoy sedang berdiri sambil marah-marah didepan lukisan Nyonya Gemuk. "Aku cuma mau masuk sebentar!" ocehnya. "Kalau begitu sebutkan kata kuncinya!" balas Nyonya Gemuk. "Huh, begini ya, wanita jelek yang gendut. Pacarku ada didalam dan katanya dia sedang sakit. Bagaimana kalau dia ternyata sakit parah dan perlu dibawa ke Hospital Wing atau St. Mungo? Kalau terjadi sesuatu padanya, apa kau mau bertanggung jawab?" Aku berjengit. Apa dia tidak sadar aku ada disini?

"Geez, Malfoy! Apa otakmu terbentur? Kau baru saja berdebat dengan sosok dalam lukisan!" ucapku ngeri. Draco menatapku kaget kemudian mengubah pandangannya menjadi sombong. "Huh, Weasel." ucapnya kemudian lekas-lekas pergi dari pandanganku. "Merlin, dia benar-benar gila." gumamku kemudian menyebutkan kata kunci dan masuk ke dalam.

***

Aku hampir lupa kalo hari ini aku harusnya update lohhhh.. Untung ada notif komen terus aku langsung inget hari ini jadwal update... btw, aku mau nambahin nih, jadi seminggu aku update dua kali, hari Sabtu sama hari apa enaknya??

Ok, makasih ya guys udah mau bacaaa.. Jangan lupa vomment karena aku suka banget baca komenan kalian, heheh.. Jangan lupa follow juga yakkk <3



I'm a Disaster (HOGWARTS BOYS X READERS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang