Y4 - Chap 5

1.8K 264 27
                                    

Suasana gelap remang-remang dan dari jendela terlihat langit sudah gelap. Aku mengucek mataku sebentar kemudian merenggangkan tubuh dan menatap sayup kearah pintu kamar yang sedikit terbuka.

Perlahan aku bangkit duduk dan menatap lama kearah pintu sampai akhirnya aku memutuskan untuk turun ke ruang rekreasi. Hangat dari perapian yang menyala terasa, membuat kakiku yang tidak tertutup kaus kaki merasa hangat. Dengan setengah kantuk, aku mendudukkan diriku diatas kursi malas sambil menutup mata untuk menikmati ketenangan dan kehangatan disini, sampai suara lukisan terbuka terdengar. Diawali dengan munculnya Percy dengan wajah kesal berlumuran isi pai-yang kutebak-blueberry, lalu muncul juga Oliver dengan senyum khasnya kemudian berganti menjadi senyum canggung ketika makin banyak yang masuk dibelakang.

Keadaan mereka semua kacau. Dalam artian benar-benar kacau, karena banyak dari mereka yang masuk dengan pakaian berantakan dan bekas makanan. "Apa kalian diserang troll atau ada pelahap maut yang mengacau tadi?" tanyaku asal. Hermione mengerutkan keningnya berbarengan dengan wajah kaget. "Kau sudah bangun?" tanyanya.

"Itu pertanyaan yang konyol." tanggapku kemudian menguap. Tak lama suara lukisan kembali terbuka dan dengungan suara Professor McGonagall terdengar. "Aku tidak percaya kalian berbuat seperti itu!" ucapnya untuk kesekian kalinya kemudian berdiri ditengah-tengah kerumunan sementara aku masih duduk ditempatku.

"Miss Yona?" katanya begitu melihat kearahku. "Aku tidak melihatmu dari siang tadi. Sakit?" tanyanya. Aku mengangguk-padahal sebenarnya aku tidur seharian-dan dibalas anggukan mengerti olehnya. "Kebetulan sekali, aku yakin Professor Snape ingin menanyakan beberapa pertanyaan padamu. Silakan temui dia dikantornya."

//-.-\\

Aku melangkahkan kakiku lebih cepat dan berbelok memasuki Aula Besar kemudian berhenti sambil mengarahkan tanganku ke depan. "Ok, stop!" seruku. Harry tersentak berhenti. "Jarak lima puluh meter dariku atau aku akan mengutukmu!" geramku. Harry menunjukkan wajah pasrah. "Yona, kau tahu itu tidak mungkin." desisnya. "Kalau begitu lima meter!" geramku lagi. "Ayolah, aku sudah minta maaf." ucapnya. "Permintaan maafmu tidak berguna, Harry. Semua orang tetap didetensi, dan aku tetap diinterogasi, jadi jauh-jauh dariku untuk saat ini."

Dengan geram aku melangkahkan kaki menuju ke tempat disamping Hermione dan segera mendudukkan pantatku dengan kasar. "Kelihatannya ada yang sedang bertengkar." komentar Draco dari meja Slytherin. "Oh, diamlah, Malfoy!" seru Ron. Aku mendengus kemudian menghela napas pelan. "Kau sukses memarahinya, ya?" ucap Hermione dengan senyum lebar.

"Seharusnya memang begitu! Snape mencekokiku dengan veritaserum hanya untuk memastikan itu bukan rencanaku!" ocehku kesal kemudian memukul meja dengan kasar, membuat Neville kaget dan menjatuhkan sosisnya ke lantai. "Dia patut dimarahi!" geramku kemudian.

"Dia memarahi kami semua sewaktu kami mengomelinya," lanjut Hermione kemudian menggigit sandwich-nya. "Well, siapa yang berani melawan Yona? Dia menyeramkan." tanggap Ron. "Maka dari itu aku heran, kenapa ada yang menyukai dia." sahut Fred kemudian mengerling padaku. "Itu karena Yona cantik. Bayangkan saja kalau ada perempuan lain yang sama cantiknya dengan Yona dan bersikap lebih lembut." kata Ron. "Awalnya aku kira Yona adalah keturunan Veela." sahut George. "Tapi sekarang aku sadar dia keturunan acromantula." ledek Fred.

Aku memutar bola mataku malas kemudian asal menusuk kasar sosis dihadapanku.

Suara ketukan rapi sepatu sol tinggi kemudian terdengar memasuki pintu aula, membuat semua orang diam dan mengarahkan pandangan mereka kearah orang yang baru saja masuk. Seorang wanita dengan rambut pendek coklat kemerahan dengan wajah sok angkuh mirip nenek-nenek memasuki ruangan dengan dagu terangkat. Dumbledore berdiri menyambut.

"Semuanya, sebelum kita memulai seluruh kegiatan hari ini, dengan senang hati aku akan memperkenalkan seseorang kepada kalian." katanya.

Aku melebarkan mataku, berusaha untuk terlihat tertarik sementara Harry bersikap acuh seolah tidak peduli. "Chloe, silahkan masuk." Seorang gadis masuk dengan senyum merekah diwajahnya dan matanya melebar begitu memandangku. Pupilnya berwarna merah dan senyum diwajahnya mengingatkanku akan sesuatu. Chloe berdiri dengan anggun didepan hadapan semua orang. "Hai, semua. Namaku Chloe Williams."

***

Aduh, aku gak bisa inget cerita yang udah kutulis sebelumnya!! Dan aku jadi lupa kalau harusnya aku update pas sabtu kemaren! Aku langsung upload dua dehh..

Makasih udah mau baca dan jangan lupa vomment ya guysss.. bisa follow juga sekalian hehehe.. lopyuu alllll <3

I'm a Disaster (HOGWARTS BOYS X READERS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang