Keluarga

6 2 4
                                    

Sejak kejadian malam itu-walaupun sempat canggung-Sunny dan Chanyeol malah semakin dekat. Pria itu memutuskan untuk tidak mengungkit kejadian di hari hujan tersebut. Sunny banyak belajar dari pria itu. Ia sering memergoki Chanyeol yang menatap layar laptop di tengah malam karena mengerjakan tugas kantornya. Sunny akhirnya tahu kalau Chanyeol bekerja sebagai direktur di perusahaan keluarganya.

Seperti saat ini, ia baru saja akan pergi ke dapur karena merasa haus. Namun saat melewati ruang tengah, ia melihat Chanyeol tengah berkutat dengan laptopnya. Membatalkan niatnya, gadis itu lebih memilih menghampiri pria yang gila kerja tersebut. Ikut mendudukkan tubuhnya pada sofa empuk tanpa berbicara. Pria itu menyadari kedatangannya, tapi ia membiarkannya.

Setelah keheningan mereka yang memang dari awal hening, akhirnya Sunny memulai percakapan. "Pekerjaan lagi?" Tanya gadis itu. Tentu saja pria itu hanya berdeham seadanya karena pertanyaan Sunny yang sudah jelas jawabannya.

"Apa sih serunya bekerja?" Tanya Sunny heran. Pria itu rela bergadang sampai tengah malam hanya untuk mengerjakan pekerjaannya.

"Bekerja bukan tentang kesenangan, tapi tanggung jawab" jawab Chanyeol menyesap kopi yang entah sudah berapa gelas. Sunny memajukan tubuhnya untuk membaca deretan tulisan di layar laptop. Meskipun ia membacanya, ia sama sekali tidak paham dengan isi dokumen tersebut.

Sunny membaca nama lengkap Chanyeol.

Shin Chanyeol

Ia merasa tak asing dengan marga dan nama Chanyeol. Namun di mana ia melihat nama tersebut? Sunny menepuk kepalanya pelan karena sifat pelupanya. Pria itu menyadari tingkah Sunny dan menghentikan gerakan jarinya dari keyboard. "Kenapa?" Sunny menggeleng pelan.

"Aku merasa tidak asing dengan nama dan margamu" jelas Sunny menatap lagi nama Chanyeol yang terpampang di layar. Gadis itu tak mau ambil pusing dengan memikirkan sesuatu yang sangat sulit diingat.

"Apa tidak ada game?" Tanya Sunny yang merasa bosan melihat deretan kalimat yang tidak ia pahami maksudnya. Chanyeol mendengus pelan.

"Ini untuk pekerjaan, tidak ada game" jawab Chanyeol. Gadis itu menghembuskan napas malas. Tidak asyik, pikirnya. Heran kenapa pria itu bisa tahan dengan deretan-deretan kata yang penuh di layar. Sunny bahkan mengantuk hanya dengan melihatnya. "Unduhkan game untukku" pinta Sunny.

Pria itu mengacak pelan rambut Sunny. "Kembalilah tidur" jelasnya yang tidak ingin mengunduh game di laptopnya. Gadis itu bisa mengambil alih laptopnya sepanjang hari. Tentu saja ia tidak bisa membiarkan itu terjadi dan menumpuk pekerjaannya. Sunny menggembungkan pipinya karena penolakan tak langsung dari Chanyeol.

"Kau tidak asyik, paman!" Ucapnya merajuk. Pria dengan sweater rajut hitam dengan model turtle neck itu menggeleng, Gadis itu akan menyebutnya 'paman' jika keinginannya tidak terwujud atau ketika dirinya dianggap menyebalkan oleh Sunny. Gadis itu masih enggan beranjak dari tempatnya, ia malah menggerakkan tubuhnya menyamping menghadap Chanyeol.

Merengut pelan, "apa ini? Kantung matamu semakin menghitam, lebih dari panda!" Gerutu Sunny. Kedua tangannya menangkup pipi tirus Chanyeol dengan kedua ibu jarinya mengusap lembut kantung mata yang menghitam milik Chanyeol.

Pria itu membeku sejenak akibat tindakan Sunny yang tak terduga. Sunny yang menyadari tingkahnya pun terdiam seketika. Namun tangannya tetap bertengger di pipi Chanyeol. Kedua netra bertabrakan. Masih terlihat jelas walaupun hanya dengan bantuan cahaya lampu temaram di sudut ruangan.

Setelah beberapa saat, akhirnya gadis itu menjauhkan tangannya dengan kikuk. Merutuki tingkahnya yang selalu tak bisa ia tahan. Sunny semakin heran melihat ekspresi Chanyeol yang masih tak terbaca. Wajahnya tidak terlihat marah, tapi juga tidak terlihat suka. Mengabaikan ekspresi Chanyeol, gadis itu bangkit dari duduknya.

Un MeseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang