Berdebar-debar. Satu hal yang sering Sunny rasakan akhir-akhir ini, terutama ketika bersama Chanyeol. Setelah kembali dari pantai hari itu, Chanyeol semakin memerhatikannya, dan ia sendiri semakin menyukainya. Aneh memang karena menyukai seseorang yang jauh lebih tua darinya. Sunny juga tidak paham dengan perasaannya. Namun bersama Chanyeol membuatnya merasa nyaman, tidak lagi merasa kesepian.
Walaupun pria itu tak mengatakan apa-apa setelahnya, Sunny tahu kalau Chanyeol merasakan hal yang sama padanya. Namun ia mengerti, mungkin pria itu juga sama bingungnya seperti dirinya. Tak apa, dengan adanya pria itu di sampingnya pun sudah cukup.
"Nenek, kami pergi dulu!" Serunya berpamitan setelah memakai sepatunya. Kali ini mereka akan jalan-jalan lagi ke pasar tradisional. Sunny berjalan dengan riang karena ia ingin membeli odeng lagi. Gadis dengan sweater rajut coklat dan syal merah panjang yang melilit lehernya itu tersenyum senang ketika tangan mereka lagi-lagi bertautan saat berjalan.
Senyumnya mengembang ketika hiruk pikuk pasar mulai terdengar dan terlihat oleh indranya. Pemandangan pasar menjadi pemandangan yang tak akan ia lupakan. Ia pasti akan mengingat ini semua.
Chanyeol membawa Sunny menuju kios penjual daging. Sunny sesekali melihat hewan laut yang dijual di toko sebelah. Ikan-ikan besar dan segar berenang di dalam akuarium bening. Aroma familier tercium oleh indra pembaunya.
Sunny menoleh pada truk penjual makanan yang pernah ia datangi beberapa waktu lalu. Menarik-narik mantel Chanyeol dengan antusias. Pria itu menoleh agak ke bawah menatap Sunny. "Apa?" Tanya pria itu singkat.
Tangan Sunny menunjuk ke arah truk penjual makanan yang tak jauh dari mereka. Seakan mengerti, Chanyeol memberikan beberapa lembar untuk Sunny. "Diam di sana dan jangan ke mana-mana, Aku akan segera menyusul." Ujar Chanyeol diikuti anggukan mantap dari Sunny.
Sunny segera melangkah cepat menuju penjual odeng tersebut. Banyak camilan yang ditusuk tengah direbus dengan kuah kaldu panas. Asap dengan aroma enak mengepul di udara. Sunny menikmati odengnya selagi menunggu Chanyeol.
"Target yang hilang sudah ditemukan." Lapor seseorang lewat handy talkie pada kantor. Dua pria berseragam itu pun menghampiri seorang gadis yang mereka cari.
"Nona Kwon Sunhee, kami petugas polisi daerah setempat. Mohon ikut kami ke kantor polisi dengan tenang" sapaan itu membuat Sunny menoleh. Wajahnya berubah takut dan mengalihkan pandangannya ke arah lain, mencari Chanyeol.
"Tidak mau!" Tolaknya menahan tangis. Ia melihat Chanyeol masih berkutat dengan belanjaan di sisi lain. Sunny berlari ke arah Chanyeol menghindari petugas polisi tersebut. Gadis itu memeluk erat Chanyeol yang sedang melakukan tawar menawar dengan penjual.
Pria itu terdiam sejenak melihat Sunny yang memeluknya dengan gemetar dan erat. "Ada apa? Bukankah Kau ingin beli odeng?" Tanya Chanyeol. Gadis itu menggeleng kuat.
"Tidak mau, tidak mau! Sunny tidak mau pulang!" Serunya menangis sembari menggeleng. Chanyeol memasang wajah bingung melihat tingkah Sunny, sebelum sebuah suara menginterupsi.
"Anda siapa? Bisakah Kau memberikan nona Sunhee dan ikut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan?" Ucap petugas polisi. Chanyeol mengangguk pelan dalam diam lalu menguraikan pelukan Sunny.
Tangannya mengusap puncak kepala Sunny pelan, "ikutlah bersama mereka dulu, Aku dan nenek akan menyusul hm?" Bujuk Chanyeol. Bagaimana pun Sunny adalah gadis yang dicari, ia tak bisa menahan gadis dan melawan polisi. Sunny masih menggeleng kuat sambil menangis.
"Sunny tidak ingin kembali, aku tidak mau tinggal di rumah itu sendirian!" Racaunya. Chanyeol menggenggam kedua tangan Sunny lalu menatapnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Un Mese
FanfictionSunny yang tengah karya wisata bersama rombongan sekolahnya, tiba-tiba harus mengalami kemalangan yaitu tertinggal oleh rombongannya di daerah pedesaan yang sama sekali tidak pernah didatanginya. Awal mula kejadian tertinggalnya dia adalah, karena i...