Dokter terlihat bicara dengan seseorang yang duduk di depannya yang tak lain adalah istri dari Raymond Tuan.
"Untuk beberapa hari ini, tuan Raymond tidak akan sadarkan diri. Itu pengaruh dari obat kami, nyonya." Dokter menjelaskan perkembangan keadaan Raymond. "Tenang saja dia akan bangun setelah obat penangkal racun itu bereaksi dalam tubuh nya."
"Terima kasih dok," ucap Dorine. Sangat berterimakasih atas keselamatan sang suami.
•
•
•
"Jiyeon."
Jiyeon mendongakkan pandangan. Di hadapan nya ada seorang Dorine. "Ada apa, eomma?"
"Pulanglah," kata Dorine.
"Tidak, aku akan menunggu sampai appa bangun."
Kedua nya terlihat serius, tidak ada senyuman yang terlihat.
"Tapi jika kau terus berdiam diri disini, Mark tidak akan percaya lagi pada mu. Pergilah dan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Mark." Sungguh seorang Dorine memang baik hati.
"Eomma percaya pada ku?"
Dorine mengangguk. Dari awal dia sudah tahu bukan Jiyeon pelaku nya. Karena dia bersama Jiyeon seharian ini. Dia juga membantu Jiyeon memasak pagi ini.
Jiyeon mengangguk. "Aku akan membuktikan jika aku tidak bersalah." Dia segera bergegas, Jisung tersenyum melihat keputusan Jiyeon. Begitupun Dorine.
•
•
•
Jiyeon sampai di rumah dengan keadaan basah kuyup. Hujan tiba-tiba datang saat perjalanan pulang. Membuat tubuh nya menggigil kedinginan. Dia tidak peduli, yang hanya Jiyeon pedulikan saat ini adalah menjelaskan segala nya pada Mark.
Jiyeon membuka pintu perlahan. Dia berjalan ke dalam. Barang-barang berserakan dimana-mana. Sudah pasti Mark yang berbuat. Jiyeon berjinjit untuk menghindari pecahan kaca. Dia naik ke lantai dua. Mencoba mengetuk pintu kamar Mark namun dia urungkan niat nya.
Takut jika Mark menolak nya masuk. Jiyeon memegang gagang pintu. Dia berniat masuk tanpa membuat Mark terganggu. Jiyeon membuka nya perlahan. Namun, rahang nya jatuh begitu saja bersamaan dengan air mata nya saat melihat seorang gadis di dalam. Sedang bercumbu mesra dengan suami nya. Bahkan sang gadis mengalungkan tangannya ke leher Mark.
Jiyeon tidak sanggup lagi melihat segala nya. Dia bergegas pergi dengan sejuta rasa sakit yang mendera di hati nya. Di sepanjang perjalanan menuju luar rumah, Jiyeon terisak tanpa satu orang pun yang tau.
Betapa buruk nya takdir yang tidak memihak pada nya!
"Hiks hiks .. " Jiyeon berjalan gontai, menerobos hujan tidak peduli dengan keadaan nya yang sudah menggigil. Mengapa Mark bisa setega itu? Bahkan saat ayah nya dalam keadaan koma.
•
•
•
Di sisi lain, Kim Jennie tersenyum licik ke arah pintu. Dia tahu siapa yang datang tanpa sempat menunjukkan diri tadi. Yang hanya berdiam diri di ambang pintu. Itu Jiyeon, Jennie yakini gadis itu pasti sakit hati melihat diri nya berciuman dengan Mark yang saat ini sedang tertidur pulas di pangkuan nya. Jennie tersenyum licik menatap wajah tampan pria idaman nya. "Tinggal selangkah lagi, kau akan menjadi milik ku, Mark."
•Flashback On•
Kim Jennie, berjalan ke dalam kediaman Tuan. Dia mendengar suara pecahan kaca di dalam. Segera bergegas menuju kamar Mark. Ini adalah kesempatan besar bagi nya. Dia akan membuat Mark takjub pada nya.
Jennie memasuki kamar Mark. Ternyata Mark sudah mabuk. Pria itu menghabiskan dua botol wine dan melempar botol nya ke bawah. Mark tidak sadar akan apapun saat ini. Kepala nya pusing karena terlalu banyak minum.
"Oppa, apa yang terjadi pada mu?"
Saking pusing nya Mark tidak tahu siapa gadis yang saat ini berada di hadapan nya. Yang pasti gadis ini sedang mendekati nya. Menarik nya untuk duduk di samping dengan menghadap nya.
"Oppa, ada apa denganmu? Kenapa kau mabuk begini?"
Mark yang tidak sepenuh nya sadar hanya bisa menatap Jennie dengan mata sayu nya.
"Oppa," Jennie memegang kedua tangan Mark. "Ceritakan segala nya pada ku." Benar-benar gadis dengan sejuta ekspresi. Lihat saja, dia tengah menunjukkan smirk nya dan mencari kesempatan untuk memeluk Mark. Dia berhasil memeluk pujaan hati nya.
Sampai beberapa saat pelukan itu terlepas. Jennie menahan Mark penuh akan kekaguman. "Oppa, kenapa kau malah memilih Jiyeon? Dan bukan aku? Padahal aku sudah susah payah menahan kakak ku sendiri demi mendapatkan mu, tapi tetap saja tidak bisa. Aku mencintai mu, Oppa."
Saat itulah, Jennie memegang kedua pipi Mark dan mencium bibir nya. Dia terkejut karena Mark membalas ciumannya, bahkan terasa kasar dan rakus. Mungkin karena efek minuman keras nya. Jennie yang terbawa suasana pada akhirnya mengalungkan tangan nya ke leher Mark.
Mereka berdua saling menikmati tanpa Mark sadari. Dan setelah sekian detik menyatu, Jennie melirik ke arah pintu. Oh dia melihat seorang gadis disana. Tengah terkejut melihat kedua nya. Jennie tersenyum licik di balik ciuman nya yang masih berlanjut.
Sudah dapat dia pastikan gadis itu pergi dengan sejuta rasa sakit yang mendera di hati nya.
•Flasback Off•
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
𝑊ℎ𝑜 𝐴𝑟𝑒 𝑌𝑜𝑢?
RomanceIni tentang kehadiran seorang gadis yang sangat mirip dengan kekasih nya. Membuat Mark Tuan bertanya 'Siapa kau?'