(4) HAMPIR sama

13 2 0
                                    


Mawar seketika lemas dan tak tau ingin berkata apa, Nada dan Melodi pun tampak panik. Tetapi Mawar berusaha tegar dan harus menerima kenyataan.
"Lo kenapa war?" tanya Nada begitu panik.
"Itu bener abangnya Miko?" suara Mawar begitu tak berdaya.
"Iya, kan namanya hampir sama mukanya juga mirip" Melodi menjawab pertanyaan Mawar dengan raut wajah meyakinkan.
"Lohh ini siapa? Kok sama cewek sih, parah ni udah pacar ternyata kagak bisa digebet deh" Nada berusaha mencairkan suasana yang canggung ini, tetapi itu malah menambah rasa sakit dihati Mawar.
Mawar tak tahan, dia menangis tersedu-sedu dengan berusaha terlihat tegar. Tetapi kenyataannya tidak, dia tak bisa menahan segala perasaan dihatinya.

"Kok nangis sih? Mawar kenapa?" Melodi mendekati dan memeluk Mawar, sementara Nada hanya duduk terdiam. Mungkin dia merasa bersalah, karena sudah mengucapkan kata-kata yang menyakiti Mawar.
"Maafin gue war, gue nggak bermaksud bikin lo nangis kayak gini" ucap Nada meminta maaf seraya memegang tangan kanan Mawar.
"Nggak, bukan salah lo kok" Mawar terus berusaha tegar, menghapus air matanya dan mulai melukis senyum dibibir mungilnya.

Ini semua diluar ekspektasi Mawar, dia sudah lama mengidam-idamkan laki-laki itu. Tetapi hasilnya nihil, mana mungkin Mawar masih mencintai laki-laki yang sudah menjadi milik orang? Mawar hanya bisa menutupinya dengan senyum, walaupun hatinya sangat ingin memberontak. Tetapi percuma, memangnya dia siapa? Dirinya hanyalah setitik debu kecil yang tak pernah terlihat berharga dimata siapapun.

"Aku sama Nada selalu siap denger curhatan kamu war, kapan pun kamu mau. Keep strong my girls, jangan menangis" Melodi menguatkan Mawar dengan kalimatnya barusan, Mawar sangat bersyukur memiliki dua sahabat yang sangat peduli dengannya. Nada hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Terima kasih, terhuraaa" ucap Mawar dengan memeluk erat kedua sahabatnya.
"Terharu ogeb!" ucap Nada dan mereka bertiga pun terkekeh.

"Nad kayaknya kita nggak bisa nginep deh. Mama nge-chat aku katanya kita mau ke Bandung nyusul papa" ucap Melodi.
"Yah nggak seru ah" jawab Mawar dengan raut wajah kesal.
"Lain kali kita berdua nginep yah Mawar cantik, kasian mama kalau pergi sendirian" ucap Nada memberi Mawar pengertian.
"Yaudah salam buat tante Vinka, kalian hati-hati" ucap Mawar kemudian mencium pipi kedua sahabatnya.

"Kita pulang yah, babayyy my girls jaga diri yohh" ucap Melodi melambaikan tangannya dan pergi menggunakan mobil pribadi mereka. Mawar membalas melambaikan tangan, kemudia masuk dan mengunci pintu.

Tak ada yang lebih baik melainkan tidur, itulah kata-kata Mawar jika sudah sendiri dirumah. Padahal jika dia ingin, dia bisa ikut bersama ibu dan adiknya kerumah budenya. Tetapi Mawar sangat malas jika harus berpakaian rapi, berdandan, dan bertemu banyak orang. Mawar akan pergi jika hanya bertemu bude, pade, dan neneknya saja. Tetapi sekarang sedang ada acara syukuran rumah baru budenya, tentu saja akan banyak orang disana. Itulah mengapa Mawar memilih untuk tinggal dirumah meskipun sendiri.

-----

Dringg...dring..dring..
Baru saja ingin merebahkan tubuhnya, handphone Mawar berbunyi diatas nakas. Sepertinya Mawar sudah tau siapa si penelfon itu. Siapa lagi kalau bukan Miko, hanya orang itu yang suka menelfon Mawar tiba-tiba. Mawar berdiri dari kasur dan berjalan ingin mengambil handphone nya, tetapi Mawar teledor. Kakinya terkilir dan menyebabkan luka dilututnya kembali mengeluarkan banyak darah, Mawar berusaha berdiri tetapi pergelangan kakinya terasa sakit ditambah lutut yang terus berdarah. Untungnya dia mampu meraih handphone nya dan mengangkat telfon dari Miko.

"Halo nek lampir" sapa Miko bergurau.
"Hikss apaan sih, mau apa lu?" jawab Mawar sembari terisak-isak.
"Eh lu kenapa? Kenapa nangis lu?" ucapan Miko langsung berubah menjadi nada serius, sepertinya dia khawatir.
"Nggak papa, lu mau apa?" Mawar berusaha menahan sakit dikakinya agar Miko tak bertanya lebih jauh.
"Lu dirumah lagi sama siapa?" tanya Miko.
"Sendirian hikss" Mawar masih saja menangis.
"Gue kesana sekarang!" ucap Miko tegas.
"Eh a-" ucapan Mawar terpotong, Miko sudah memutuskan sambungannya.

PERFECT ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang