(7) Jadian

4 2 0
                                    


     Pagi ini Mawar sudah bersiap untuk sekolah lagi, setelah kemarin bersusah-susah hati ditinggal kedua sahabatnya. Sekarang Mawar sudah kembali bersemangat, menghilangkan semua beban pikirannya. 1 minggu lagi Mawar akan menjalani ujian sekolah, kemudian disusul ujian nasional, ujian penentuan kelulusan. Mawar sangat senang dengan hari ini, begitu cerah dan kelihatannya awan hitam yang kemarin selalu muncul sudah malu menampakkan dirinya.

"Harus semangat, demi masa depan!" ucap Mawar kepada dirinya sendiri sembari membuka pintu mobil. Hari ini Mawar memakai mobil ibunya, karena ibunya baru saja mendapatkan hadiah mobil dari tempatnya bekerja, jadilah Mawar yang memakai mobil ibunya.

    Saat menyalakan mesin mobil Mawar melihat kearah spion, dihalaman rumahnya ada laki-laki memakai almamater kampus favorit Mawar. Siapa lagi kalau bukan Adit, dengan motor yang terparkir didepan pagar lalu dia berjalan kearah Mawar. Memakai almamater berwarna orange, dan celana jeans berwarna hitam serta tas ransel dipunggungnya.

"Yuk!" ucap Adit seraya tersenyum manis, membuat Mawar ikut tersenyum.
"Kemana?" tanya Mawar keluar dari mobil.
"Kan kemarin aku janji mau kesini lagi, sekarang aku anter kamu kesekolah"
"Ck, izin dulu sama ibuku sini" ucap Mawar berjalan masuk melewati pintu garasi dengan Adit yang mengekor dibelakangnya.

"Ibu mana fal?" tanya Mawar kepada Rifal yang sedang mencuci bola basketnya diwastafel cuci piring.
"Kagak tau!" jawab Rifal ketus tanpa menoleh sedikitpun. Rifal kesal kepada ibu dan kakaknya, merasa ibunya tidak adil karena Mawar yang diberi mobil dan dirinya tidak. Dasar bocah, SIM saja belum punya sudah mau punya mobil.

"Kak? Ini ibu aku kenalin" ucap Mawar sembari menggandeng tangan kanan ibu Nilam. Seketika Rifal menoleh, mendengar kakaknya memperkenalkan seseorang.
"Siape nihh?" tanya Rifal memperhatikan Adit dari atas sampai bawah.
"Eh bro, kenalin temennya kakak kamu" balas Adit dengan mengedipkan satu matanya dan dibalas kekehan dari Rifal.
"Oh jadi ini nak Adit? Makasih yah selalu ada buat Mawar" ucap ibu Nilam tersenyum manis.
"Iya tante, sama-sama. Ohiya boleh tidak kalau saya yang nganter Mawar kesekolah hari ini? Saya mohon izin sama tante" ucap Adit begitu lembut dan sopan.
"Iya silahkan, tante percaya sama kamu"
"Makasih tan, kami pamit dulu" ucapnya lalu mencium tangan ibu Nilam.
"Assalamualaikum ibu, Mawar berangkat yah. Ibu hati-hati kalau bawa mobil jangaan ngebut" Mawar mencium tangan dan kedua pipi ibunya.
"Hey ma bro Rifal, abang pergi dulu" ucap Adit seraya menepuk pundak Rifal yang masih mencuci bola basketnya, Rifal membalasnya dengan kedua alis yang dinaikkan keatas lalu tersenyum. Padahal Adit dan Rifal baru bertemu dua kali, tetapi keduanya kelihatan begitu akrab.

-----

     Suasana dikota Jakarta pagi ini masih terasa sejuk, mungkin karena belum banyak orang yang keluar rumah. Mawar dan Adit berangkat jam setengah tujuh lewat, jadi wajar kalau pagi ini masih sejuk dan sunyi. Sekitar 5 menit berlalu, Mawar terus saja memejamkan matanya menikmati suasana pagi ini. Dan tanpa Mawar sadari kepalanya bersandar dipunggung Adit dengan wajah menghadap kesebelah kanan. Ditengah perjalanan Adit tak sengaja menyentuh jari-jari tangan milik Mawar, sangat dingin, sepertinya Mawar kedinginan karena seragamnya berlengan pendek dan kainnya begitu tipis. Adit meraih tangan kiri Mawar lalu memasukkannya ke kantung almamater-nya, kemudian meraih tangan kanannya lagi. Sepertinya Mawar sangat menikmati perjalanannya, sampai-sampai tak terasa tangannya disentuh oleh Adit.

"Kau gadis hebat, sungguh beruntung seseorang yang mendapatkanmu" batin Adit sembari tersenyum.

-----

"Mawar? Sudah sampai" ucap Adit tanpa menggerakkan tubuhnya.
"Emm- iya?" Mawar mengedipkan matanya, terlalu menikmati perjalanan Mawar sampai ketiduran.
"Sudah sampai"
"Eh iya hehe maaf kak aku tidur" ucap Mawar sembari mengeluarkan kedua tangannya dari kantung almamater milik Adit kemudian turun dari motor
"Iya nggak papa, udah masuk sana. Jangan nakal" ucap Adit mencubit hidung Mawar.
"Ihh apaan sih, babayy kak Adit. Jangan nakal juga, wleee" ucap Mawar tertawa lepas menjulurkan lidahnya mengejek Adit lalu berlari menuju gerbang sekolah.

PERFECT ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang