• Z e v e n •

1K 187 38
                                    

Mashiho merampas ponsel itu dari genggaman Asahi dan mencari gelang yang dimaksud oleh Asahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mashiho merampas ponsel itu dari genggaman Asahi dan mencari gelang yang dimaksud oleh Asahi. Setelah melihat dengan jelas, ia menatap Jennie. Tatapannya menyiratkan kekecewaan. Bisa-bisanya Jennie melakukan ini dan menuduh orang lain. Terlebih, orang itu adalah adiknya sendiri.

"Jadi... Kau yang melakukan ini kak? T-tapi kenapa? Kenapa kak?!" teriak Mashiho pada Jennie yang masih terpaku di tempatnya.

"Apa maksudmu? Gelang seperti itu banyak digunakan oleh orang lain, tidak hanya aku yang memiliki nya," elak Jennie.

Asahi terkekeh sinis, "Jika kau ingin berbohong, gunakan otak mu untuk berpikir. Hanya kau yang memiliki gelang itu, karena Somi yang membuatnya khusus untuk mu."

Ah sial! Jennie tidak ingat jika sepupunya di Busan yang telah membuatkan gelang itu untuknya. Sekarang ia tidak bisa mengelak lagi, Asahi memang jeli akan sesuatu. Salah jika Jennie berhadapan dengan Asahi.

"Kenapa? Kenapa kau bertindak sejauh ini? Apa salah Kak Rosé pada mu?" tanya Mashiho lagi.

Jennie menatap Mashiho nyalang. Kebenciannya pada Rosé semakin membesar kala melihat Mashiho dan Asahi sangat membela nya. Ia benci gadis berambut blonde itu.

"Baiklah, kau mau tahu kenapa aku melakukan itu? Karena aku sangat membencinya! Kau puas?" sentak Jennie.

"Kau bukanlah kakakku. Kakakku tidak pernah membenci adiknya sendiri. Jika kau membencinya, maka jangan salahkan aku jika aku membencimu!"

Jennie menatap Mashiho tak percaya. Karena Rosé, adiknya berani mengatakan itu padanya. Adiknya lebih memihak pada Rosé daripada dirinya.

"K-kak Jennie?"

Mereka bertiga sontak menoleh ke arah pintu yang entah sejak kapan sudah ada Rosé dan Lisa disana. Betapa hancur hatinya ketika mengetahui bahwa Jennie telah menjebak nya.

"Baguslah kau datang, sekarang kau tahu kan bahwa aku sangat membenci mu dan aku juga yang menjebak mu!"

Rosé diam. Ia hanya menatap Jennie lirih. Matanya kembali berkaca-kaca. Hatinya begitu sakit mendengar ucapan kakak nya.

"Aku memang tidak tahu apa salahku padamu. Tapi jika aku pernah membuat kesalahan, aku ingin menebus kesalahan itu sampai kau mau memaafkan ku." Jennie tertawa mendengar itu.

"Kesalahan mu sangat besar! Kau tahu? Kau itu—"

"Jennie!" suara lembut milik ibu Rosé, Jennie dan Mashiho menginterupsi mereka.

"Ayo ikut ibu," titah Nyonya Kim seraya menarik tangan Jennie pergi dari kamar.

Di depan pintu, Nyonya Kim menghentikan langkahnya dan menyuruh mereka untuk kembali ke kamar masing-masing. Mau tak mau mereka menuruti perintah Nyonya Kim dan segera keluar dari kamar Jennie.

Dikamar Mashiho dan Asahi, mereka merasa ada yang janggal disini. Seperti ada yang disembunyikan oleh Jennie dan Nyonya Kim.

"Kau juga merasakan hal yang sama kan?" tanya Asahi pada Mashiho yang sedang duduk di ranjang atas.

Redeem Mistake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang