• V i j f •

1K 169 45
                                    

"Kak Rosé!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kak Rosé!"

Yang dipanggil membelalakkan matanya melihat seorang laki-laki yang kini berjalan mendekati nya dan Jihyo.

"Mashi?" gumam Rosé yang lagi-lagi tersungkur ke lantai.

Jihyo tak peduli dengan kehadiran Mashiho, ia bersiap melayangkan pukulan lagi pada Rosé. Namun sebelum tangan Jihyo menyentuh wajah Rosé, Mashiho telah menahan tangannya terlebih dahulu.

"Jangan sentuh kakak ku!" cegah nya dengan suara dingin serta tatapan tajam.

Dengan cepat, Jihyo menarik tangannya kasar. Mashiho segera membantu kakak nya untuk berdiri dan berniat untuk membawanya pergi dari sana.

"Ingatlah, kau harus merasakan hal yang sama dengan adikku, Rosé!" ancam Jihyo dan setelahnya ia pergi meninggalkan kakak-beradik itu.

Mashiho menatap Rosé penuh tanya, meminta penjelasan. Sedangkan Rosé hanya diam menatap lurus kedepan. Sampai di parkiran, tampak mobil Rosé yang tidak ia bawa tadi kini terparkir disana.

"Kenapa mobil ku ada disini?" tanya Rosé bingung.

"Aku yang bawa karena ingin menjemput mu, seharusnya aku disambut dengan pelukan. Tapi malah melihat mu tengah bertengkar, apa yang terjadi kak?" Lagi-lagi Rosé diam tak menjawab.

"Ah ayo cepat pulang, aku akan memasakkan makanan kesukaan kalian," tukasnya mengalihkan pembicaraan.

Mashiho pasrah ditarik oleh kakaknya menuju mobil. Ia tahu kakaknya itu pasti tidak ingin membahas kejadian tadi, dan itu semakin membuatnya curiga.

"Akhirnya kalian datang, kenapa lama sekali?" tanya lelaki berambut putih yang duduk di jok belakang.

"Oh? Asahi kau ikut menjemput ku juga ternyata, aahh aku sangat merindukan mu sepupu kesayangan ku!" Rosé memeluk singkat tubuh Asahi dengan sedikit susah payah, karena ia duduk di depan.

Setelah Rosé dan Asahi melepas pelukannya, Mashiho segera menjalankan mobil menuju rumah. Saat diperjalanan, suasana mobil mereka saat hening. Asahi yang sedang menyandarkan punggungnya di sandaran jok melihat sesuatu yang salah dari wajah kakak sepupunya.

"Kak, kenapa ada bekas darah di bibirmu?" Pertanyaan maut dilontarkan oleh Asahi.

Oh ayolah, siapapun tolong! Rosé sangat tidak ingin membahas masalah ini. Ia takut, takut jika kedua adiknya ini ikut salah paham padanya. Sudah cukup semua orang, bahkan kakaknya sendiri menjauhinya, adik nya jangan.

"Ah ini? Tadi terkena bola basket, tidak apa-apa kok besok juga hilang." Asahi mengangguk percaya.

Rosé membenarkan posisi duduknya dan kembali melihat jalanan dibalik kaca mobil. Sebenarnya Mashiho masih sangat penasaran dan sangat ingin bertanya pada Rosé tentang kejadian tadi. Ia tidak terima jika kakak nya diperlakukan seperti itu, terlebih di depan matanya sendiri. Melihat kakaknya menangis saja ia tidak sanggup, dan tadi ia malah melihat kakaknya di pukul oleh orang lain.

Redeem Mistake ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang