Eunha menatap Renjun dengan tatapan datar, bisa bisanya dia bertemu dengan dengan lelaki ini.
Padahal niatnya hanya ingin jalan - jalan pagi, tapi malah bertemu dengan orang di hadapannya ini.
"Jadi, ada apa?" Eunha mengulurkan tangannya, mengambil cangkir kopi yang tadi dia pesan.
"Eumm, bukan apa apa." Menghela nafas, Eunha kembali menyimpan cangkir kopinya, kemudian menatap Renjun dengan tatapan yang bahkan tidak bisa dia artikan.
"Kalo gak ada urusan, gw mau pulang." Renjun langsung panik, kemudian menarik tangan kecil milik Eunha.
"Aku mau ngomongin tentang Yerin! Iya Jung Yerin dan Kim Hyerin." Ujar Renjun, walaupun dari nadanya terdengar jika dia panik.
Eunha berhenti, terdiam sesaat sebelum berbalik, kembali duduk di depan Renjun.
"Ngomong aja." Eunha menatap Renjun datar, membuat Renjun sedikit bergidik.
–––
"Well, gimana kabarnya, Hwang?" Sinb diam mendengar suara itu, kemudian mengepalkan tangannya kuat.
"Kayaknya gw lupa kalo gw udah pernah minta maaf sama lo." Sang perempuan, pasti kalian mengenalnya.
Benar, Lee Naeun di belakangnya, di belakang Hwang Sinb.
"Gak baik loh Bi, gw ngajak lo ngobrol." Ujar Naeun, kemudian berdecih saat merasakan Sinb tidak akan berbalik.
"Gw mau nanya aja sih, gimana kabar mantan lo?" Naeun berdecak, kenapa orang di hadapannya tidak mau berbalik sama sekali?!
"Dia mantan lo juga." Setelah mengucapkan itu, Sinb segera berjalan pergi, meninggalkan Naeun yang terdiam.
"Ah benar, gw mantannya juga." Dia tersenyum miris, dia bisa melupakan itu ya.
"Lee Naeun?" Naeun terdiam mendengar suara itu, kemudian menoleh dengan perlahan.
"Xiao... Emm..." Baiklah, Naeun bingung siapa orang yang berada di hadapannya ini.
"Xiaojun." Benar, itu Xiaojun. Mantan Sinb, maybe? Bukan mungkin, tapi memang iya.
"Kenapa lo balik?" Naeun tahu jelas, di balik nada tenang Xiaojun, ada emosi disana.
"Gw mau ngambil Jaehyun lagi." Jawabnya dengan tenang, kemudian tersenyum miring melihat Xiaojun yang mengepalkan tangannya.
"Gini, Lee Naeun, gw lagi gak mau ngurusin masalah gini. Karena apa? Karena sekarang ada yang lebih penting," berhenti sebentar, Xiaojun melirik Naeun.
"Yaitu tentang Kim Hyerin dan Jung Yerin." Naeun diam mendengar itu, hah? Apa katanya?
"Bukan dia udah mat--"
"Jangan pernah bilang dia sudah tidak ada, Lee Naeun." Baiklah baiklah, Xiaojun menakutkan sekali karena Naeun berkata seperti itu.
–––
"Emangnya lo mau?" Hyerin di sana menggeleng kecil, kemudian tertawa melihat wajah orang di hadapannya.
"Lo beneran mau ilang dari dunia?" Orang yang di ajak berbicara itu mengangguk tegas, membuat Hyerin menghela nafas panjang.
"Kak, gw bingung." Orang di hadapannya itu mengambil cangkir teh, kemudian meminumnya.
"Bingung kenapa?" Hyerin menatap ke sekeliling, kemudian menggeleng kecil saat dia sadar jika ini seperti balok berwarna hitam.
"Kenapa? Lama amat." Hyerin menatap orang di hadapannya dengan tatapan kosong, kemudian mengambil sesuatu yang berada di tengah meja bundar itu.
Keduanya saling bertatapan, yang satu bingung, sedangkan Hyerin mulai memutar mutar benda itu, menghasilkan sebuah cahaya besar.
"Hyerin!" Orang itu hanya membentak Hyerin karena Hyerin tidak membuka suaranya, ini hampir 3 menit, Ya Tuhan.
"Itu Lucas."
"Itu Taeyong."
"Itu Hendery."
"Dan itu Haechan." Orang di hadapan Hyerin menyirit, ini anak kenapa sih.
Mengembalikan benda itu ke tempat semula setelah mematikannya, Hyerin mulai menatap orang itu dengan serius.
"Kenapa lo bisa selamat?"
–––
"Cuma gw yang ngerasa atau emang kita di awasin?" Hendery membuka suaranya saat merasakan hawa begitu canggung, membuat Taeyong mengangguk dengan cepat.
Semenit, Sinb berlarian ke arah meja yang ditempati oleh ke empat orang itu, kemudian mulai mengatur nafasnya.
"Maaf banget gw terlambat." Sinb menarik salah satu kursi, kemudian duduk disana dengan wajah yang masih memerah karena kehabisan nafas.
"Gak papa, kita juga baru dateng." Kan Hendery berbohong hanya untuk Sinb.
Taeyong, Lucas, dan Haechan mendelik mendengar penuturan Hendery, kemudian menghela nafas lelah.
"Jadi..." Sinb menyirit, kenapa mereka semua diam sih?! Padahal katanya akan mengatakan kemana Haechan pergi saat itu.
"Gw bukan kabur, gw..." Dia belum menceritakan cerita ini kepada semua orang karena dia di ancam, tapi dia ingin memberi tahu.
"Jung Yerin." Ke empat orang di hadapan dan depannya itu menyirit, ada apa dengan Yerin?
Haechan tidak tahu saja jika Sinb sudah menelepon semua anak NCT dan GFRIEND untuk mendengar.
"Apa hubungannya sama Jung Yerin, Chan?" Haechan meneguk air liurnya dengan susah payah, mengingat kembali apa yang di katakan orang itu.
"Kim Hyerin." Renjun hampir saja berteriak karena Haechan tidak mengatakannya dengan jelas.
"Kim Hyerin dan Jung Yerin saling kenal." Mengambil cangkir kopi miliknya, Haechan minum terlebih dahulu karena dia rasa tenggorokannya kering.
Haechan tidak tahu saja jika Winwin dan Jaemin sudah hampir berteriak karena kaget.
"Dan Jung Yerin masih hidup."
––
end 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
[ II ] Memories || NCT . GFRIEND ✔
Fanfic𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 | 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈 puzzle piece ; memories (𝙈𝙚-𝙢𝙤-𝙧𝙞𝙚𝙨) (𝙣.) 𝙢𝙚𝙢𝙤𝙧𝙮 " memories αbout me, you αnd us . " GFRIEND ft. NCT (n.) Please read the PUZZLE PIECE first ! please don't plagiarize this story , tysm