Walaupun sebenarnya rencana untuk masuk sekolah Sungchan adalah sekarang tapi kelihatannya tertunda karena dia hari ini kesiangan. Setelah semalam suntuk bermain game dengan Subin, tentu kepalanya pusing. Yerin tadi pagi sudah marah-marah karena Subin dan Sungchan yang tidur di ruang tamu tidak bisa dibangunkan apalagi keadaannya berantakan. Karena tidak mau memperpanjang masalah, Yerin menyiapkan sarapan dirapel dengan makan siang.
Berhubung dia masih libur, maka Yerin pun pergi untuk bertemu teman-teman lamanya lengkap dengan petuah kepada adik-adiknya yang ditinggal berdua.
"Gue mau ke kampus dulu, lo jaga rumah ya."
"Iya, hati-hati kak."
Setelah semua kegiatan membereskan rumah selesai dikerjakan mereka berdua sesuai petuah-Yerin. Si kakak kedua izin pergi ke kampus, katanya untuk rapat sebuah program kerja hima jurusannya-yang Sungchan tidak mengerti tapi di iyakan saja. Tugas yang ditinggalkan oleh Subin juga cuma menyiram tanaman jadi Sungchan tidak mengeluh.
Speaker bluetooth yang tersambung di ponselnya memutar suara milik RINI, menambah suasana tenang di lingkungan perumahan mereka yang sepi. Sungchan sesekali menyenandungkan lirik sambil menyiram semua tanaman milik ibu dan kakak perempuannya di halaman.
"WOY! SUNGCHAN!"
Kepala Sungchan memutar dan menemukan ketiga lelaki beserta nafas tersenggal. Masih memakai seragam sekolah juga menenteng ransel di kedua bahu mereka.
Sungchan bergerak mematikan speaker,"Ck, gagal rencana surprise gue." dia lalu meletakkan penyiram tanaman untuk mengajak ketiganya duduk di teras rumah. "Sini masuk."
Dihadapannya sekarang tampak tiga orang teman dekatnya sejak kecil. Ada Jaehyuk, Chenle dan Heesung.
"Anjing banget, sok iye." umpat Heesung yang langsung saja masuk dari pagar.
"Kok lo semua tahu gue balik?"
Chenle menjelaskan,"Kita mau ke rumah Jaehyuk buat main doang sih terus ngeliat abang lo lewat tapi pintu gerbang ga ditutup, pas lewat kita berhentiin nanya kenapa gak ditutup apa lupa. Ternyata lo udah balik."
"Guanlin gak ikutan?" tanya Sungchan kembali setelah tak melihat keberadaan teman paling tenangnya itu.
"Lo kayak gatau tuan muda aja." ujar Jaehyuk menyindir karena ketika mereka sibuk untuk berlari melihat keberadaan Sungchan tapi Guanlin hanya mengikuti dengan tenang dari belakang.
"Gue juga tuan muda kali." Chenle yang tak mau kalah.
"Chenle, lo itu tuan muda gak tahu diri soalnya masih mau diajak main comberan." jelas Heeseung namun mendapat gerutuan dari Chenle."Minum dong Chan, demi lu nih kita semua lari-larian."
"Kaga ada yang nyuruh, dih." keluh Sungchan namun tetap berjalan kedalam untuk mengambilkan minuman kaleng dan cemilan-untung saja semalam kulkas sudah terisi penuh. Ketika dia kembali keluar, sosok-tuan muda yang mereka bicarakan tadi sudah hadir.
"Masih idup lo?" komentar Guanlin.
"Bener-bener kelakuan." keluh Sungchan mendengar kata sambutan pertama yang didengarnya.
Keempat sahabat Sungchan ini sudah lama dia kenal, jauh saat masih kecil. Jaehyuk adalah tetangganya sebelum mereka lahir sehingga menjadi teman dekat-karena sedekat itu sedangkan Heeseung dan Chenle ceritanya juga sama tapi bedanya karena dulu pernah bertengkar antar blok untuk memperebutkan seluncuran di taman kompleks perumahan mereka serta tambahan dari semuanya, teman yang mereka kenal karena keempatnya masuk sekolah yang sama- Lai Guanlin.
"Gue benci banget sama Jung Sungchan-beneran gue bela-belain ikut ke acara kantornya nyokap di Singapore buat paling enggak lihat keadaan dia tapi ditolak."
KAMU SEDANG MEMBACA
the girls | jung sungchan
Fiksi PenggemarJung Sungchan back to his old school after a year. So, what's new?