Kelima Belas • Semuanya Membaik

13.7K 2.1K 59
                                    

Jeno memandangi mobil Jaehyun yang sudah terbuka lebar untuknya, disambut juga Areum yang tengah menggandeng Taeyong dengan senyuman manisnya. Tidak bisa dipungkiri jika Jeno juga masih bingung, akankah dirinya yang tidak berguna ini bisa tinggal bersama orang lain?

“Sudahlah, kamu juga sudah tau bagaimana Areum dan Jaehyun kan?” Taeil tiba-tiba datang dan langsung merangkul bahu Jeno yang sedikit bergetar.

Jeno kemudian menghela nafasnya berat, berusaha menghempaskan seluruh masalahnya dalam satu helaan nafas yang begitu berat itu. Jeno kemudian mengangguk ketika menatap Taeil, “Terima kasih, samcheon.”

“Ayo, naik,” ajak Areum, sambil mengadahkan tangannya untuk Jeno. Jeno menyambarnya dengan senyuman, kemudian membawa Jeno pada kursi depan di sebelah Jaehyun. Areum dan Taeyong di belakang.

“Besok sudah mulai sekolah lagi kan, Jen?” tanya Areum dari jok belakang.

“Iya, skors-nya sudah selesai,” ucap Jeno pelan.

“Kamu mau masuk sekolah atau tidak?” tanya Jaehyun sambil sesekali memandangi Jeno selagi ia menyetir.

“Aku akan masuk. Sekolah itu, ayah sudah membiayainya, jadi aku akan merugikannya lagi kalau bolos.” Lagi-lagi Jeno hanya bisa berucap pelan.

Jaehyun menatap sang Istri lewat cermin di dalam mobilnya, pria itu juga mengerti tatapan Areum yang terlihat begitu menyayangkan hidup Jeno. Remaja itu hidup, remaja itu ada di dunia ini, namun hanya untuk dimanfaatkan bukan seorang anak yang harus diberikan kasih sayang.

.




.



.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.



.



.

“Ergh!”

Jeno masih berusaha beranjak dari posisi bersimpuhnya, ia begitu paham dengan kondisi tubuhnya yang semakin hari semakin terlihat menyedihkan. Jeno sangat ingin menangis sekarang, seluruh tubuhnya hanya bisa memberinta rasa sakit bukanlah semangat hidup.

Jeno saat ini sendirian di kamarnya yang diberikan khusus oleh Areum, Jeno bersyukur karena kamar itu terasa sangat nyaman baginya. Namun, hanya penyakit yang masih tidak mau menyingkir dari tubuhnya itu yang begitu mengganggunya.

Tok

Tok

Tok

“Jeno-ya? Kamu nggak papa?”

Hidup | Lee Jeno [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang