Keempat • Sosok sang Kakak

16.2K 2.5K 305
                                    

"Jen, muka lo pucet amat. Abis mimpi ketemu kuyang lo?" celetuk Chenle tidak pakai berpikir.

Jeno hanya tersenyum kecil, ingin tertawa tapi rasanya pening di kepalanya mengganggu. Jeno tau sebenarnya itu bagian dari perhatian teman-temannya, biar tidak terkesan lebay, makanya kalimatnya jadi sedikit khas.

Tak lama kemudian, Chenle yang tengah berjalan berdampingan bersama Jeno menangkap sosok Renjun yang bersepeda di sebelahnya, telah melaluinya dengan santai, "HUANG RENJUN! CONTEKAN PR DONG!" teriaknya, sambil berlari mengejar Renjun.

"Hai Jen" Jeno menoleh, memandang Jaemin yang sudah merangkul bahunya.

"Tumben banget si Renjun pake sepeda" kata Jeno berkomentar.

"Katanya kemaren fasilitasnya abis ditarik gegara kartu kreditnya dipake party sama anak-anak pas hari minggu" jelas Jaemin sambil ketawa.

Jeno mengangguk pelan, berusaha berjalan dengan normal, meskipun pandangannya sudah mulai berbayang. Jeno tidak ingin ada yang tau soal kondisinya sebenarnya, atau itu akan membuatnya menyusahkan dan merepotkan, lebih baik begini, seperti biasanya.

.

.


.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Jam sudah menunjukkan waktu istirahat, Jeno tidak lagi keluar untuk bermain basket bersama teman-temannya, atau sekedar nongkrong di kantin. Dia memilih untuk duduk sendirian di kelas sambil menelungkupkan kepalanya.

Hingga tanpa disadari semua temannya pasti merasa ketidakhadirannya dalam sebuah tim basket. Tapi, untuk pertama kalinya, ketika main seperti biasa angkatan kelas dua bleas dan kelas sepuluh, kini dimenangkan oleh angkatan kelas sepuluh.

"Apa kata gue, kalo nggak ada si Jeno kita pasti menang" ucap Hyunjin bangga pada timnya.

Mereka tengah memandang wajah kesal angkatan kakak kelasnya itu, termasuk Mark, karena kalah hanya karena anak-anak yang masih bau kencur. Bahkan, masuk sekolah ini saja belum ada satu tahun. "Baru menang sekali aja udah besar kepala" celetuk Jungwoo.

"Udahlah Mark, paling juga mereka cuman beruntung" kata Hyunsuk sambil menyikut lengan Mark.

Mark masih terdiam, kala itu menyadari ketidakhadiran Jeno dalam kumpulan adik kelasnya, "Jeno nggak ada, makanya mereka bisa menang" gumam Mark.

"Hah? Lo ngomong apa?" tanya Hyunsuk tidak mendengar dengan baik.

Tak lama kemudian, keduanya malah melihat Mark beranjak menuju kumpulan angkatan kelas sepuluh itu. "Eh? Mau ngelabrak dia?" terka Jungwoo langsung.

Hidup | Lee Jeno [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang