RARA 24

13K 426 10
                                    

Jangan lupa vote + comment :)
Happy reading💙

"Aku beruntung punya sahabat seperti kalian. Terima kasih sudah mau menerima beban. Ya, aku beban bagi kalian. Harta berharga bagiku adalah kalian".

"Kalian?" Rara bingung. Bagaimana teman-temannya bisa sampai sini.

"Hai Ra." sapa mereka kompak.

"Lo pasti bingung ya Ra, kenapa kita semua bisa sampai sini." ucap Bella dengan bangganya.

"Sini duduk gue ceritain." Rara mengikuti kata Revan dan duduk disebelah Bella dihadapan Revan.

"Jadi?" tanya Rara penasaran.

"Kit--"

"Gue aja yang cerita Bambang!" seru Bella tak terima.

"Bambang siapa bego." Revan kesal.

"Bapak lo!" Bella tak kalah kesalnya.

"Sialan, bapak gue Nugroho!" sentak Revan.

"Y."

"Ohiya Ra, jadi gini. Tadi kita bertiga tuh bolos sekolah, awalnya sih minta izinnya susah banget. Satpam nya gak bisa diajak kompromi. Nah, pak satpam baru percaya pas kita nyebut nama Alvar--" Bella menjelaskan secara detail.

"Gak usah bertele-tele." potong Rara.

"Ish lo mah. Kan biar detail gitu." Bella merajuk.

"Bell, jangan kayak anak kecil." Daffa sejak tadi hanya nyimak saja.

"Kenapa? Gak suka? Yaudah si bodoamat."

"Jadi cerita gak sih. Gue mau mandi." Rara jengah.

"Enggak." kompak mereka bertiga.

"Tolol." Rara berlalu dari mereka bertiga. Bisa-bisanya dia dapat teman kayak titisan setan.

*****

"Mereka lagi pada ngapain sih, berisik banget." Rara baru selesai mandi dan merebahkan tubuhnya.

Rara bangkit dan hendak keluar menemui mereka. Saat baru saja mendudukkan dirinya. Suara telepon masuk terdengar nyaring.

Melodi calling..

"Hallo." ucap Rara.

"Hai Ra, gue sama Gabi mau nginep di rumah lo ya! Soalnya kita berdua gabut di rumah sepi."

"Eh jangan!"

"Lah kenapa? Ini gue sama Gabi juga udah sampai di perumahan yang dimaksud lo. Tapi kita gak tau rumah lo yang mana."

"Hm, gue cucu nya kepala sekolah. Pasti lo tau kan rumah kepala sekolah." Rara pasrah. Mau bagaimana lagi, kasian jika mereka harus pulang lagi.

"Apa! Rahasia lo bikin gue syok anjir. Pokoknya habis ini lo jelasin ke kita. Semuanya, gak ada rahasia-rahasiaan."

"Iya, berisik lo buruan." Rara mengakhiri teleponnya dan turun kebawah untuk menemui sahabatnya.

Ketika Rara melihat ke arah ruang keluarga, ternyata mereka sedang asyik melihat album foto saat Rara kecil sambil tertawa terbahak bersama neneknya. Sungguh memalukan.

RARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang