RARA 3

17.2K 930 163
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote+comment

__________

"Kamu tau hal yang paling menyakitkan? Hidup namun tidak dianggap ada."

Sesampainya dirumah.

Rara pun masuk kedalam rumah dan pergi ke kamar. Baru saja ingin membuka pintu tiba-tiba Karin mamanya, memanggil Rara.

"He mau ngapain? Tidur? Enak aja!" teriak Karin sambil menghampiri Rara.

"Rara capek ma." Wajah Rara terlihat sangat lesu, Rara bersandar ditembok untuk menopang tubuhnya yang terasa lemas.

"Saya gak peduli! Itu piring belum dicuci!" Karin menatap Rara tajam sambil berkacak pinggang.

"Iya ma, tapi Rara mau izin mandi dulu ya ma." Rara menunduk, dia  benar-benar takut ditatap seperti itu.

"Kalau saya bilang cuci ya cuci! Sekarang!" Karin mendekat lalu menjambak Rara, sehingga Karin bisa melihat wajah Rara. Rara meringis, kepalanya terasa sakit.

"Udah untung saya beri tumpangan rumah sama makan. Malah ngelunjak! Dasar gak tau diuntung!" Bentak Karin didepan wajah Rara.

"Iya ma, Rara minta maaf." Rara menutup matanya, sangat takut jika bertatap langsung dengan Karin.

Setelah sudah puas memarahi Rara, Karin melepaskan cekalannya pada rambut Rara. Kemudian Karin berjalan menuju kamarnya, meninggalkan Rara yang masih termenung ditempat.

Rara menggeleng-gelengkan kepalanya, mengusir rasa lelah dihatinya. Setelah dirasa kepalanya sudah tidak terasa sakit lagi, Rara berjalan ke arah dapur untuk melaksanakan apa yang diperintah oleh mamanya.

Setelah cukup lama berkutik dengan kegiatanya, akhirnya selesai juga.

Rara tidak melihat kehadiran bi Minah, tumben sekali. Pikirnya.


"Huh melelahkan." Rara bersandar di washtaffel. Kemudian berjalan kearah meja makan dan melihat mama serta kakaknya sedang makan.

Sret sret.

Bunyi decitan kursi membuat mama dan kakaknya menoleh kearah Rara.

Karin menatap Rara datar, "Mau apa kamu?"

"Mau makan ma." Rara melihat Karin yang sudah menatap tajam dirinya, sedangkan Metta masih sibuk dengan makanannya.

"Siapa yang suruh kamu makan disini!" Karin sangat kesal, kehadiran Rara membuat Karin tidak nafsu makan.

"Terus Rara makan dimana ma? Rara laper." Rara lesu, karena memang dari pagi dia belum  makan apapun.

"Dibelakang ada makanan sisa kemarin khusus buat kamu sana pergi!" Dengan tega Karin mengucap demikian, dada Rara merasa sakit mendengar ucapan Karin.

"Tapi nanti perut Rara sakit ma." Rara sudah sering merasakan sakit dibagian perutnya.

"SAYA SUDAH BILANG! SAYA TIDAK PEDULI SAYA MUAK SAMA KAMU!" Karin sangat emosi menghadapi Rara.

RARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang