RARA 29

9.7K 327 8
                                    

Jangan lupa vote + comment :)
Happy reading💙

"Bahagia simpel kok. Cukup deket sama orang yang kita sayang juga udah bahagia. Simpel bukan? Sayang nya kadang yang kita sayang perlahan pergi. Entah karna orang lain ataupun kematian".

Pemakaman.

"Semoga mama bahagia disana, Metta sayang sama mama." Metta mengelus batu nisan mama nya.

"Ayo kak pulang." ajak Rara yang berada disampingnya. Metta menepis tangan Rara yang hendak merangkulnya.

Metta bangkit dan berjalan meninggalkan pemakaman.

"Pa, ayo pulang." ucap Metta.

"Pulang Ra." Elson berjalan menghampiri Metta.

Rara dan yang lain meninggalkan pemakaman dan kembali ke rumah papa nya.

Kamar Rara.

Rara sedang duduk di atas tempat tidur, disamping kanan kiri nya terdapat Bella dan Melodi sementara itu Gabi duduk dibawah dengan dilandasi karpet bulu disamping Revan.

"Nih, makan yang banyak. Jangan sedih mulu." Yoga menyerahkan makanan yang dibelinya tadi bersama Daffa.

"Punya ku mana?" tanya Bella sambil menatap Daffa.

"Hehe lupa." Daffa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Bug!

"Aduh! Sakit bego." Daffa mengusap wajahnya yang terkena serangan bantal dari Bella.

"Makan tuh bantal!" seru Bella.

"Minggir lo Bell." Yoga menggeser badan Bella.

"Apasi Yoga, gue mau jatoh." Bella memanyunkan bibirnya.

"Gue mau duduk disamping Rara, lo duduk disamping pacar lo sana! Gue kasihan sama Daffa, punya pacar tapi kayak jomblo." Yoga cengengesan.

"Bacot lo Ga." Bella turun dan duduk disamping Daffa.

"Sini Ra, deketan." Yoga menarik Rara.

"Modus." ucap Melodi.

"Jangan dengerin dia Ra, kasihan ngejar cintanya Revan gak dapet-dapet." sindir Yoga.

"Emangnya Melodi suka sama kak Revan?" tanya Rara sambil mendongakkan kepalanya.

"Iya dong tapi dia gak ngaku." Yoga mengelus rambut Rara gemas.

"Ekspresi lo lucu banget sih Ra, pengen gue makan." Yoga menciumi wajah Rara.

"Geli bego." Rara tertawa.

"Gapapa yang penting lo ketawa."

"Astaghfirullah, mata gue ternodai tolong." Gabi menutup matanya.

"Mencari kesempatan dalam kesempitan emang tuh bocah." Revan menggelengkan kepalanya.

"Kenapa Van. Lo cemburu? Pfftt." Daffa cengengesan.

RARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang