☀4 years

2.5K 261 33
                                    

.

Setelah Liam mengetahui identitas Paige sebenarnya. Semuanya pun ikut berubah. School fee Harold sudah dibayar Liam. Paige juga sudah diberi pekerjaan oleh Liam. Sebagai Office girl.

Sebenarnya Liam ingin meletakkan Paige sebagi staff, namun Paige menolak dan mengatakan dia tidak bisa bekerja bersangkut paut pada computer.

Sebab ia tak mengerti.

“Mommy, cepatu Halold udah jelek. Cepatu Halold ada gigit tikus.” Cadel Harold memperlihatkan sepatunya yang dibeberapa ujungnya bolong akibat tikus-tikus nakal menggigit sepatunya hingga bolong.

Paige melirik sepatu anaknya itu. Rasa sedih mulai menyerangnya. Ya tuhan rasanya ingin ia menangis melihat sepatu anaknya yang sobek.

"Nanti--" Omongan Paige terputus kali ini ketika interkom berbunyi yang berasal dari Liam. Dia meminta tehnya diantar keruangannya.

Harold yang masih lengkap dengan pakaian sekolah dan botol susu yang tengah ia minum, dengan cepat mengikuti langkah Paige sembari memegang ujung seragam Momnya. Dia memang selalu mengikuti langkah Paige kemanapun dia mengantar minuman atau keluar kantor.

"Mommy, Mommy, Halold diejek Zayn dan Louis disekolah. Meleka bilang sepatu Halold cepelti sepatu yang sudah dbuang." Gumam Harold didalam lift dengan tangan kanan yang masih memegang ujung seragam Paige. Sedangkan, tangan kirinya masih aktif memegang botol susu untuk diminum.

Ting.

Bunyi lift tersebut menandakan mereka telah sampai ditempat yang mereka tuju. Harold terus mengoceh dan terus merengek-rengek.

"Ini tehnya, tuan." Ucap Paige dengan hangat masuk kedalam ruangan Liam. Dan Harold terus mengoceh dengan cadel.

"Mommy, Halold mau sepatu ada bunyinya atau ada lampunya." Harold terus merengek dan melemparkan botol susunya begitu saja.  

"Mommy, Halold mau sepatu balu." Harold yang kesal ikut menarik-narik ujung seragam Paige..

"Harold, jangan tarik seragam Mommy. Mom, meletakkan ini dulu."

Harold tak pernah urung membuat Paige mengiyakan permintaannya. Liam yang melihat si Harold kecil langsung mengangkat tubuh kecilnya dan berada digendongannya. "Ucle Leeyum! Mommy!" Jerit Harold kesenangan.

"Kau datang lagi superhero kecil?" tanya Liam dan mendapat anggukan antusias dari Harold. Paige tau, kalau sudah seperti ini Paige pasti tak diperbolehkan keluar.

Seperti biasa mereka menghabiskan waktu 2 jam lebih untuk berbincang-bincang.

"What's wrong with you, hero?" tanya Liam melihat wajah Harold berubah menjadi sedih. Dia menunjuk sepatunya yang sudah usang.

"Harold mau sepatu balu." Mulut mungil nan cadel itu membuat siapapun melihatnya sekarang akan gemas. Liam memperhatikan sepatunya yang dipakai Harold. Sepatunya sudah tak layak pakai.

"Harold, nanti Mom belikan. Sayang, sebaiknya kau tidur siang dahulu." Paige hendak memisahkan Harold dari Liam. Namun, Harold menolak dan lebih memilih mendekat kearah Liam.

"Dia tidur siang disini saja."

"Jangan manjakan Harold, Liam." Gumam Paige protes terhadap Liam yang belakangan ini sangat dekat dengan Harold.

"Tidak apa. Sudah, lagi pula Chloe sedang tidur siang."

.

Paige hanya bisa menunggu dengan cemas dirumah. Setelah ia dan Harold pulang kerumah untuk mandi, Liam dan putrinya datang dan segera menculik putranya pergi. Ini sudah pukul 7, seharusnya Harold sudah makan.

Tetapi tidak lama kemudian suara ketukan terdengar dari pintu. Dan ya, Harold pulang dengan diantar oleh Liam dan putrinya. 

"Mom, Halold punya sepatu balu." Harold datang dan segera memeluk Paige. "Sepatu baru?" tanya Paige menjurus pada Liam.

"Sepatu baru. Bagus dan seperti yang ia inginkan." Gumam Liam dengan senang dan segera masuk. Chloe terlihat mengikut perlakuan Harold. Dia ikut memeluk Paige.

“Liam…  kau menambah daftar hutangku.” Gumam Paige kesal. Liam menggeleng-geleng. “It’s free. Bahkan aku membelikan untukmu juga.”

“Iya, Mommy. Ayo pakai.”  Harold menarik Paige untuk mencoba sepatu yang baru saja mereka beli.

Liam menepuk-nepuk sebelahnya yang masih kosong. “Daddy beli ini. Cantik kata Daddy.” Chloe dengan cepat mengeluarkan sepatu yang dibelikan Liam.

Heels hitam setinggi 5 centi. “Benar, Daddy katakan. Cantik sekali.” Puji Liam.

Harold mengangguk lalu memeluk Liam dengan erat. “Thank you Daddy. Mom dan Halold punya sepatu balu!”

“Iya, hero kecil.” Balas Liam.

Paige mengerutkan dahinya. Daddy? “Harold. Jangan memanggil Uncle Li, dengan sebutan itu. He’s your uncle.”

“No, Mom. He is alleady my Daddy.”

Liam tersenyum senang. Lihat, dia punya 2 orang anak sekarang. Chloe melihat Paige berharap dia bisa mendapatkan seorang Mom.

“Baiklah. Kau boleh memanggilku dengan sebutan Mom. Jika, Daddymu tidak keberatan—“

“I love you Mommy!” Chloe segera memeluk Paige. Dan Paige membalas pelukan si kecil, Chloe.

“So, Daddy you leally love my Mom? Kiss her, daddy!” Sejak kapan kau menjadi seperti ini Harold, gumam Paige dalam hati. Dia hanya cekikikan.

“C’mon Daddy!” Chloe pun ikut mendukung Daddynya.

Anak-anak ini memang seperti sengaja menjebak mereka.  Dasar.

.

Hola! Udah lama ya gak diupdate? Hehe, maaf ya. Desi lagi sibuk banget,malah besok pelajaran enggak ada yang enak. Huft.

Vomments?

AdoptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang