Chapter 14

1.1K 242 34
                                    

Halo, gais. Balik lagi sama mamang pecel.

For further notice, chapter depan bakal jadi chapter terakhir buat ROD. Kenapa? Karena kayak yang aku mention di awal banget, ini merupakan project bareng MJ Ink, so the full version will be available exclusively on purchase.

ROD akan tersedia versi digital alias e-book doang. Pre-Order nanti bakal dibuka di akhir bulan, jadi kalian bisa pantengin aja IG: @mj.inkagency

Kira-kira nasib Juki-Em bakal gimana? 👁👄👁

Kira-kira nasib Juki-Em bakal gimana? 👁👄👁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Waktu kecil, Emilia menyukai dua tokoh fiksi yang sering menjadi dongeng pengantar tidur dari ibunya: Alice dan Robinhood.

Banyak orang bilang seringkali manusia tertarik dengan sesuatu yang tidak bisa mereka lakukan, dan itu persisnya yang dia rasakan pada dua sosok khayalan itu. Emilia merasa terlalu penat, dan jika memungkinkan, dia akan senang hati menggantikan posisi Alice untuk menjelajahi dunia ajaib. Atau, yah, dia ingin jadi Robinhood yang dianggap penjahat tetapi punya tujuan.

Namun ternyata menemukan sosok begitu dalam dunia nyata tidak seindah alunan cerita sang ibu.

Sejujurnya, itu mengerikan. Dia sendiri tidak yakin apakah Jungkook bisa disamakan dengan sosok fiksi begitu. Semuanya terasa begitu nyata, terlebih ketika dia menyadari tidak ada jalan untuk mundur. Dan jika ada pilihan yang tersodor, tidak ada yang pantas disebut 'pilihan'.

Di tengah bunyi musik di sekitar yang berdentum kuat, Emilia mencangklongkan drafting tube di bahu kanan, memepetkan diri ke dinding supaya tidak bergabung dengan kerumunan yang memang datang ke bar untuk menikmati, sementara pandangannya mengitari seisi ruangan, mencari si pemilik. Sayangnya, Emilia hanya menemukan batang hidung orang-orang asing.

Meski dia sudah pernah ke sini sebelumnya, ini pertama kali kakinya masuk sendirian dengan tujuan tersendiri. Jika awalnya Emilia kemari karena Keira, saat ini dia diminta untuk datang sendirian untuk menemui Jungkook. Ini semacam pertemuan perdana baginya untuk terlibat dalam rencana menyusup ke kediaman Jung Kwanhyung. Untuk itulah sketsa peta kasar yang Emilia bawa, juga penyebab dia pulang lebih cepat dari kampus supaya bisa datang ke rumah.

Well, datang mungkin bukan kata yang tepat, berhubung dia hanya berdiri di luar, pura-pura lewat dan meneliti kediaman sang ayah.

Kendati diliputi kesan nostalgik, pikirannya menebak kira-kira sudah berapa banyak wanita berbeda diundang masuk ke sana. Dulu, bangunan dua lantai itu merupakan satu-satunya tempat paling nyaman baginya—tempatnya pulang. Namun, melihatnya kembali hanya membuat suasana hatinya memburuk dengan kenangan menusuk hati.

Ibu tidak ada lagi di sana. Ayah? Mungkin saja, tapi Emilia tidak berniat untuk berlari masuk dan bermain peran ayah dan anak. Lagi pula, berkunjung pun hanya membuatnya jadi tamu. Keluarga bagi Jung Kwanhyung sudah lenyap, atau mungkin tidak pernah ada sejak awal.

Ride or Die (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang