BAB III

5.1K 372 4
                                    

Typo itu wajar 🤗
Happy reading

Jedukk!

Rassya yang tak sengaja melempar bola itu langsung berlari menghampiri Aqeela. "Aww siapa si yang ngelempar ini bola?" Teriak Aqeela

"Sorry sorry gue gak sengaja maafin gue" ucap Rassya

"Hah? Lo lagi lo lagi, lo tuh ya hobi banget bikin orang lain celaka kayak gini! Dan lo bilang gak sengaja? gimana kalo kepala gue kenapa-napa lo mau tanggung jawab?" KATA Aqeela dengan nada yang naik beberapa oktaf.

"Ya kan gue gak seng-"

"Qeel Lo gak apa-apa? Gue obatin ya pasti sakit, mau izin dulu ke bapak nya?" Tanya Davin tiba-tiba datang dan memotong pembicaraan keduanya.

Davin memang mencintai Aqeela, ia terus berjuang untuk mendapatkan hatinya. Aqeela tahu bahwa Davin mencintainya, karena memang setiap perlakuan dan tatapan mata yang ia dapatkan sangat berbeda dengan perlakuan orang lain. Namun Aqeela hanya menganggap Davin sebatas teman saja , ia berfikir bahwa pacaran di masa sekarang bukan hal yang tepat, ia berfikir di masa sekarang adalah masa untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya.

"Gue gak apa-apa kok Vin. Makasih tawarannya, cuman gue agak pusing aja dan mau minta jadi pemain cadangan sama bapak nya"

"Gue temenin ya?" Sahut Rassya

"Gak usah. Gue bisa sendiri" jawab Aqeela sambil pergi meninggalkan mereka.

Aqeela berjalan sangat pelan menyusuri koridor, ia ingin ke ruang guru untuk meminta izin. Namun nihil saat ini pandangannya kabur seketika dan ia terjatuh begitu saja di lantai itu.

Kiesha dan Brayn hendak menyusul guru pelatihnya, namun mereka melihat seseorang yang tergeletak di lantai sendirian. "Bentar-bentar itu bukannya Aqeela ya kok dia malah tiduran si?" Brayn menghentikan langkah keduanya dan mencoba memperhatikan bahwa itu benar-benar orang yang ia kenal.

"Eh iya bener itu Aqeela, kita samperin aja ayo!" Jawab Keisha yang langsung berlari menuju Aqeela

"Qell!, Qeel!, kok lo malah tiduran si bukannya ke lapangan" tanya brayn

"Yeuhhh elu ini bukan tidur namanya, dia pingsan. Lo kasih tau dulu pak guru, gue tunggu disini!"

Brayn mengangguk dan langsung berlari ke arah ruang guru, namun saat ia sampai disana dan mencoba bertanya kepada guru yang lain jawabannya sama "pelatihnya udah ke lapangan". Dengan tergesa-gesa Brayn langsung berlari ke lapangan.

"Anak-anak sembari menunggu yang lain kita pemanasan dulu ya semuanya berbaris ikuti gerakan bapak" Instruksi pak guru.

"Aduh pak nanti aja deh nunggu yang lain" ucap Alexa malas

"Kamu ini manja sekali, sudah jangan banyak protes baris semuanya cepat!!"

"PAKK!! PAAKK!!" Teriak Brayn dari jauh. "Kenapa Brayn lari-lari begitu, ngos-ngosan lagi ada apa?" Tanya pak guru

"Aqeela pak..." Brayn mengatur nafasnya

"Aqeela kenapa?" Timpal Rassya dan Davin bersamaan

"Aqeela pingsan pak"

Mendengar itu Davin lantas menghantam Rassya dengan sekali pukulan. Sang empu yang belum siap menerima serangan itu, mau tidak mau ia harus menerima pukulan yang mengenai sudut bibirnya dan membuat tubuh Rassya terhuyung ke belakang. "Ini pasti gara-gara lo Rassya!"

Syaqeel (Benci Jadi Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang