BAB XXVII

453 41 7
                                    

Typo itu wajar 🤗

Happy reading!

Pergi sulit, bertahan sakit,
Dunia ini terasa sempit
Ingin pergi tapi tak bisa,
Karena diriku masih mencinta.

-Reza Pahlevi-

Sembilan tahun berlalu.

Aqeela selesai dengan dunia SMA nya di Australia. Ia memilih untuk sekolah langsung dibandingkan dengan tawaran homeschooling seperti yg ibunya tawarkan. Ia juga sudah menyelesaikan S1 nya mengambil jurusan Fashion Design. Salah satu nya ada di Royal Melbourne Institute of Technology. Menurut Global Fashion School Ranking 2015, RMIT urutan ke 9 dunia. Sekolah ini sudah banyak melahirkan desainer-desainer terkemuka seperti Toni Maticevski dan Karen Webster. Banyak pula lulusan mereka yang bekerja di rumah mode ternama dunia seperti, Dior, Lanvin, Louis Vuitton, Versace, Alexander McQueen, dan lain-lain. Bahkan designer terkenal asal Indonesia Amanda Rahardjo dan Rosalindynata Gunawan juga merupakan lulusan sekolah ini.

Beberapa tahun di Australia, Tidak sedikit ia memiliki teman. Tak jarang pertemanannya hanya sekedar ingin mencari sensasi karena Aqeela seorang anak dari Jonathan Prawira Bhisma pemilik perusahaan terbesar di Australia. Anami Makaira, gadis sebaya blasteran indo-australia ini adalah salah satu dari banyaknya teman Aqeela di Australia. Awal pertemanannya cukup sederhana, saat itu Aqeela tidak sengaja mendengar seseorang di dalam ruangan music yang sedang bernyanyi sekaligus bermain piano. Alunannya sungguh indah hingga membuat hatinya seolah berdesir tenang. Tak lama Aqeela memutuskan untuk masuk dan melihat siapa sosok orang itu.

"Your voice is good!" Puji Aqeela kala itu yang berdiri di belakang gadis tersebut hingga membuat sang empu menoleh.

"Ah Thank you." gadis itu dengan senyuman lembutnya.

"Can you teach me?" Tanyany sedikit kikuk takut-takut kalau tindakannya kurang mengenakkan bagi perempuan dihadapannya. Namun tak disangka jawaban yang terlontar dari mulut gadis itu membuat hatinya merasa tenang. "Of course! let's be friend."

Keduanya sama-sama tertawa ringan dan menjabat tangan satu sama lain. Darisana mereka berbicara banyak hal dan memutuskan untuk berteman. Lebih tepatnya menjadi teman dekat. Karena kelihatan Anami juga kurang berinteraksi dengan banyak orang hingga ia merasa dirinya kesepian. Saat yang lain berada pada jam istirahat ia hanya pergi ke ruang musik dan berdiam diri disana sampai jam pelajaran masuk kembali. Tak jarang ia juga menciptakan beberapa kutipan lirik ataupun nada yang belum selesai. Anami ini lahir di Jogjakarta karena ibunya Jawa tulen, Anami juga sempat menetap di Indonesia selama sepuluh tahun namun saat itu ayahnya memutuskan untuk berpindah dan menetap di Australia karena alasan perusahaan.

...

Malam ini Aqeela dibuat pusing dengan pembatalan klien yang memesan gaun pengantin. Padahal gaun itu sudah siap kirim, namun tiba-tiba saja klien atas nama Alice itu menelfon dan membatalkan semua perjanjian yang telah mereka sepakati sebelumnya. Aqeela memijat pelipisnya guna menghilangkan rasa pusing itu, tapi tetap saja tidak berpengaruh apapun. Ia lantas beranjak dari kursi dan meninggalkan toko untuk mencari udara segar diluar. Sebelumnya ia juga berpesan kepada pegawainya agar menutup toko sebelum jam 10 malam.

Berada di luar ruangan dengan suhu dibawah 15 derajat Celcius ternyata tidak ikut mendinginkan pikiran Aqeela. Hampir satu jam Aqeela terduduk di kursi taman untuk sekedar menghilangkan rasa peningnya dan mengurungkan niatnya untuk pulang kerumah. Riuhnya pengunjung taman sama dengan riuhnya pikiran Aqeela saat ini. Beberapa kali Aqeela mendesah panjang hingga terlihat mengepulkan asap di udara.

Syaqeel (Benci Jadi Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang