Flashback
Jisung masih menatap kakak nya nyalang. Meskipun adat sopan santun sangat di junjung oleh keluarga mereka. Jisung persetan dengan semua itu. Yang dia inginkan saat ini Jeno tidak lagi hidup dalam bayang-bayang dia dan Chenle nya. Jisung bukan tidak suka. Tapi yang dilakukan Jeno akan menyakiti kekasihnya.
"Kau sudah berjanji akan memberikan segala yang aku pinta."
Dan kalimat itu, Jisung membenci nya. Seolah karna kata itu dia harus melepas Chenle nya.
"Itu dulu! Saat aku pertama kenal Jaemin. Tidak sekarang! Chenle milikku!"
Jeno tersenyum miring. Sedang Jisung sudah mengeraskan rahangnya. Ingin menyerang walau nanti ada permusuhan antara mereka. Kakak nya sudah gila, sungguh! Jisung muak!
"Baiklah. Tapi aku selalu ingat janji mu dahulu. Dan aku tidak bisa melupakan itu."
Jeno berlalu. Meninggalkan Jisung yang ada di belakang. Mengabaikan beberapa panggilan dari sang kekasih tercinta.
..
Masih seperti hari-hari yang lalu. Hanya saja, sekarang bukan lagi baju seragam yang Chenle kenakan ketika menunggu Jisung menjemputnya. Bukan lagi Chenle yang terlihat manja. Sekarang, Chenle yang semakin cantik dan manis dalam balutan seorang lelaki.
Duduk di semester empat membuat dia semakin menawan, bukan hanya balutan penampilan. Bahkan kecerdasaan dari seorang Chenle membuat dia menjadi idola di kampus nya. Tidak hanya di kalangan wanita, justru kebanyakan para lelaki memuja betapa cantik Chenle dalam balutan baju apapun yang dia kenakan.
Dengan lucunya para wanita akan bicara "Aku kalah cantik oleh nya. Harga diriku jatuh saat itu juga."
Yah, bisa kau bayangkan betapa cantiknya seorang Zhong Chenle.
Hari ini tidak lagi. Chenle pulang lebih awal. Bukan karena apa, keluarga kedua belah pihak -Jisung dan dirinya- akan mengadakan makan malam bersama. Sebuah penentuan perjodohan yang memang seharusnya di jauhi semua orang. Tapi tidak untuk mereka.
Menjalin kasih selama 4 tahun membuat mereka dengan berani mengatakan kesungguhan cinta mereka. Lagi pula itu menguntungkan pula untuk perusahaan ayah mereka. Lalu apa salah nya dengan hidup yang mereka jalani?
Satu hal yang mereka tidak tau. Sebuah ruangan kerja Jeno, kakak dari seorang Park Jisung selalu tertutup rapat. Tidak ada yang berani masuk, meski itu ayah mereka sendiri. Jeno terlalu menutup dirinya sendiri.
Apa yang Jeno lakukan seperti orang lain yang terobsesi saja. Disana, disetiap tembok bercat coklat tua itu tertempel banyak foto Chenle. Dari mana? Segala hal selalu Jeno lakukan, untuk bisa mengambil potret Chenle, dengan tangan nya sendiri. Usaha yang dia lakukan disela pekerjaan nya yang sibuk.
Kenapa Jeno tidak menyuruh orang lain untuk memotret gambar Chenle?
Pertanyaan konyol! Jelas saja Jeno tidak akan suka ada seseorang yang menatap Chenle nya, dunia dan segala hidup nya.
Kita kembali pada Jisung yang sudah membukakan pintu mobil untuk sang kekasih, setelah mendaratkan ciuman manis di bibir kekasih yang kini terkekeh karna ulah nya. Jisung selalu bisa membuat dia merasa dicintai. Dan Chenle menyukai itu. Menyukai ketika kini Jisung memakaikan sabuk pengaman untuk nya. Ketika Jisung kembali mengecup bibir nya. Ketika Jisung yang melayangkan senyuman dan tatapan yang teduh. Chenle sangat menyukai segala yang ada dalam diri seorang Park Jisung.
Mulai menyalakan mobil, Jisung kembali membawa tangan Chenle untuk digenggam nya. Bagaimana tangan mungil itu pas di genggaman nya, Jisung sangat menyukai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet - Jichen
FanfictionStory by@hyuckers Beberapa cerita kehidupan Jisung dan Chenle. Cerita pahit dan manis dari kisah yang mereka jalani. Mari menjadi bagian dari mereka, yang akan selalu mendukung mereka. 😄 Yaoi BxB!!