Obsesi

1.8K 196 27
                                    

Story by :hyuckers

.

.

Berkali-kali Chenle menghubungi kekasihnya. Berulang kali itu juga dia mendengar suara wanita -operator- yang nengangkat nya.

'Apa sekarang kekasih ku selingkuh dengan operator?'

Konyol! Pikiran yang benar-benar tolol. Dan Chenle terkekeh karna pikiran nya sendiri. Dia mengusap tangan nya sendiri, guna menghangatkan tubuh nya yang hampir membeku karena kedinginan. Oke lupakan, itu terlalu berlebihan.

Ini sudah saat nya dia pulang dan bergelung dalam selimut, namun sialnya hujan membuat dia harus terjebak keadaan seperti ini. Ditempat orang-orang menepi -melindungi diri dari guyuran air yang jatuh- tapi ayolah, disini tidak ada siapa-siapa. Dan langit malam sudah menjemputnya. Matahari pun sudah mulai pergi sedikit demi sedikit.

Kekasih nya benar-benar menyebalkan. Tidak pernah kekasihnya sampai mengabaikan nya seperti ini. Heol, kekasih nya super perhatian tau!

Selain tampan dan kaya, kekasih nya tau benar cara membahagiakan dia. Tau benar apa yang harus dia lalukan ketika Chenle marah. Ya salah satu nya membeli ice cream. Kekanakan? Memang sejak kapan aku mengatakan Chenle dewasa? Dan lagi, memang sejak kapan Chenle dewasa? Aku berani bertaruh Chenle adalah baby kekasih nya.

Eum, ngomong-ngomong dengan kekasih nya, Chenle jadi rindu. Ya, bagaimana pun mendapatkan kekasih seperti kekasih nya sendiri itu tidak mudah. Heol, dulu Chenle bahkan sampai harus mengembalikan kepingan-kepingan memori yang hilang.

Lagi, Chenle terkekeh karna pikiran yang melayang saat mereka pertama kali bertemu. Rumah sakit.

"Kau sendirian?"

Hingga suara itu membuat Chenle harus melunturkan senyuman yang sejak tadi bertengger di wajah nya. Gagal sudah acara flashback nya.

Chenle menoleh, mendapati wajah tampan -entah siapa- yang sekarang menatap nya teduh. Chenle tak tau siapa dia. Tapi sungguh, Chenle menyukai tatapan itu. Bahkan oleh kekasih nya sekali pun, Chenle tidak pernah melihat tatapan seperti itu.

"Kau melamun?"

Kembali. Suara itu membuat Chenle tersentak. Ah, apa aku sudah mengatakan kalau sedari tadi Chenle melamun -tertegun lebih tepatnya, menatap lelaki tampan itu?

Bukan hanya karna tampan, tapi senyuman lelaki itu membuat dada Chenle membuncah. Dia merindukan tatapan dan senyuman seperti itu. Dia merindukan nya.

Dadanya sesak karna sebuah perasaan senang dan rindu. Entah kenapa, namun dia begitu merasa lega. Hingga tanpa sadar dia menangis. Air mata nya mengalir seiring tangan lelaki tampan itu memegang wajahnya. Menghapus air mata yang membasahi pipi merah nya.

Sebuah isakan kecil mulai terdengar. Dan dengan tanpa permisi, lelaki itu menarik dan memeluk Chenle. Erat. Entah kenapa Chenle semakin terisak. Dia merindukan dekapan itu. Merindukan saat seperti ini. Padahal dia yakin betul, tidak ada yang pernah memeluknya sehangat kekasihnya.

"Jangan menangis."

Ucap lelaki tampan itu. Kini pandangan mereka bertemu karna Chenle yang mendongak. Dan entah kenapa, Chenle tidak ingin melepaskan pelukan itu. Dia menyukai pelukan ini. Mengertilah!

Sejenak dia melupakan kekasihnya. Melupakan fakta kekasihnya yang mungkin saja sibuk dengan pekerjaan nya. Chenle tidak peduli, dia merindukan moment seperti ini.

"Kau semakin cantik akhir-akhir ini."

Chenle mengerjapkan matanya. Dahinya mengerut tanda dia tak mengerti. Yah memang dia tak mengerti. Kenapa lelaki ini seperti mengenal nya.

Bitter Sweet - JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang