Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pergerakan kecil terlihat dari kedua kelopak mata yang tertutup. Begitu juga dengan Jari jemari panjang yang menampakan hal yang serupa. Lenguhan pelan menyusul selanjutnya, diikuti kelopak mata yang bergerak lemah, membuka sayu memperlihatkan iris sekelam langit malam yang indah.
Sang pemilik netra kelam, yang adalah seorang lelaki berwajah menawan. Beberapa waktu masih terdiam pada posisi berbaring nya. Memandangi langit-langit lengkap dengan kerjapan lemah.
Tubuhnya yang terasa sangat berat perlahan mulai mencoba mendudukan diri, mendesis manakala sakit menlingkupi hampir sekujur tubuh. Ia menoleh ke kanan dan kiri, merasa ada hal jangal yang terjadi pada dirinya.
Cklek!
Bunyi pintu dengan tapak kaki mendekat masuk ke indra pendengar. Ia bereaksi mengkerut kan dahi, terdiam saat merasakan kehadiran seseorang di samping ranjang kecil yang ditempati oleh dirinya.
"akhirnya kau bangun.. "karakter suara lelaki yang sudah berumur mengudara, kelegaan terkandung di kata-katanya. Namun lelaki yang duduk diranjang lebih mengerutkan kening. Air mukanya jelas menyiratkan bahwa dia tengah berpikir keras.
"Kau siapa? Dan ini dimana.. "ia membuka mulut dengan susah, berbicara dengan nadanya yang berat.
"namaku yoon jaejin, kau bisa memangilku paman.. Dan kau berada dirumah ku.. "
Pria yang lebih muda terdiam sejenak, mencerna baik baik ucapan yang terdengar ramah barusan. "bagaimana aku bisa berada disini.. "
"aku tidak tahu kejadian apa yang telah menimpahmu anak muda, tetapi aku menemukan mu di hutan belantara dalam keadaan luka parah.. "
Hutan?
Pertanyaan menghampiri, si lelaki tampan berusaha mengingat kejadian apa yang membuat dirinya berada di tempat asing ini. Menuju gereja, pernikahan dan—
"yoongi!"praktis bibir melepaskan sebuah nama, sedikit berteriak membuat orang lain yang berada di tempat yang sama denganya terlonjak kaget. Si pria muda mengambil gerakan cepat akan menuruni tempat tidur, namun baru saja berniat meluruskan kaki, dirinya mendesis dan terpaksa terduduk kembali diranjang.
