"aku tak akan pernah meninggalkanmu"

6 1 0
                                    

EPISODE 14

"Ibu..! Kakak bangun! Ibuu!"
Seo joon segera membangunkan ibunya

Sudah 5 hari ibu ini menemani anak gadisnya yang tergeletak tidak berdaya dirumah sakit.

Mendengar itu, Ibu sontak terbangun dari tidurnya.

"Anakku! " Ucap ibu menangis pelan menatap anak gadis nya yang demi sedikit membuka matanya

"Huhhht... " Desahan berat diiringi senyuman kecil anak gadis itu pada ibunya, seolah-olah mengatakan pada ibunya "jangan khawatir, aku baik-baik saja"

Ya, gadis itu adalah aku.

Sudah sekitar 4 hari, aku tidak sadarkan diri.
Dokter mengatakan, beberapa tulang kakiku patah dan membuatku tidak bisa berjalan dengan normal untuk sementara, dan ia juga mengatakan ingatan ku sedikit memudar akibat terkena kerasnya benturan dan diiringi shock berat saat kecelakaan itu.

4 hari setelah tidur panjangku itu, aku membuka mataku. Kulihat ibuku menatapku sambil meneteskan air matanya sambil berkata "anakku", saat itulah aku merasa secercah harapanku hidup mulai kembali. Aku sangat senang aku bisa melihat ibuku kembali.

Kulihat isi ruangan semampuku dengan bantuan gas oksigen yang masih menempel pada tubuhku. Aku melihat adikku seo joon dengan ayahku berlari menghampiriku. Kulihat ke sisi jendela, cahaya matahari masuk menyinari ruangan ku dari celah-celah setiap sudut jendela itu dan tepat diatas meja samping jendela itu aku melihat tanaman (hidup) dalam pot yang seperti nya akan memekarkan bunga sangat indah.

Dengan sigap dokter mendatangiku, sesegera memeriksa keadaanku.

Dokter mengatakan, aku harus sangat bersyukur bisa secepat ini sadarkan diri, ia memperkirakan aku akan tidak sadarkan diri dalam jangka waktu yang tidak singkat dan bahkan nyawaku hampir saja tak tertolong hari itu.
" Untungnya lelaki itu segera membawa mu cepat kerumah sakit, andai sedikit saja lambat, kemungkinan sangat buruk bisa terjadi " Imbuhnya sambil tersenyum kepadaku

Hari demi hari kulalui, kondisi ku semakin membaik. Sudah sekitar hampir 2 minggu aku dirumah sakit ini.

Aku sudah mampu tidak menggunakan alat bantu pernafasan lagi.
Aku juga menjalani terapi untuk kaki dan otakku setiap hari sesuai rekomendasi dokter.

Aku sebenarnya khawatir akan biaya rumah sakit, tapi dokter mengatakan aku tidak perlu membayar. dia hanya mengatakan aku sudah tercatat dalam asuransi kecelakaan. Aku juga tidak terlalu mengerti, namun ibuku menyuruh ku untuk tidak terlalu memikirkannya dulu.
"Tenang saja.. Namjoon bilang ini bagian asuransi dari perusahaan. Semua karyawan mendapatkannya, jadi tidak usah khawatir" Ucap ibu menyakinkanku.

Namjoon..

Ya lelaki itu, temanku. Teman yang berarti bagiku, yang kuingat dia adalah teman SMA ku dan kami bekerja diperusahaan yang sama. Aku masih mengingat saat awal kita bertemu stelah sekian lama tak jumpa.

Ibu mengatakan namjoon lah yang membawaku kerumah sakit. Saat aku kecelakaan, yang artinya andai kan saja ia tak membawaku cepat hari itu mungkin aku tidak tertolong.

"Ibu, tanaman ini indah sekali. Beli dimana? " Tanyaku sambil memegangi tanaman dimeja ruanganku

"Oh itu, bukan ibu yang beli. Kemarin seo joon membawa kesini, katanya ada kurir yang membawakan ini untukmu. Saat ibu ingin menanyakan tentang itu, kurir nya sudah pergi. " Ucap ibu sambil terlihat merapikan ruangan.

"Oh iya, buah-buah an itu juga dari kurir yang sama. Sepertinya dia sangat malu untuk mengantarkan nya langsung.. " Ucap ibu

"Hmm.. So sweet" Ujar seo joon datar

ANTARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang