Arthur

10 6 1
                                    

"Cahaya tidak akan ada tanpa kegelapan, dan kegelapan tidak akan ada jika tanpa cahaya. Keduanya akan selalu ada, dan tidak akan menghilang."

_________________

Pekikan Chellyvia mengalihkan semua pandangan, semua orang terkejut saat mendapati seorang pemuda dengan jubah hitam yang berdiri di hadapan Chellyvia. Dengan segera Alzio menarik tangan gadis itu agar menjauh dari orang aneh di depan mereka, tidak, dia bukan orang, tetapi vampir. Mereka yakin itu, karena tidak ada manusia di tempat ini.

Anifah melangkah maju, ia sedikit penasaran dengan wajah vampir itu. Gadis yang tidak ada takut dan jaimnya itu sempat dicegah oleh Silla, tetapi ia menepis lembut dan menghampiri vampir tersebut.

"Widih, ganteng ternyata," celetuk Anifah saat sudah melihat sosok vampir itu.

Anggota Dua Dunia saling bertukar pandang. Benar. Vampir ini tampan, kenapa mereka tidak menyadarinya? Detik selanjutnya para gadis itu menghampiri si vampir dan mengagumi ketampanan bak orang Korea Selatan tersebut. Luar biasa. Sudah diduga dia tidak oprasi plastik. Mana ada servis oprasi plastik di dunia mereka. Dan merekan juga yakin dia tidak pakai pelet, karena mereka tidak mengenal hal itu. Ketampanan hakiki ini sangat menakjubkan.

Kelima gadis itu tidak menyadari kobaran api kekesalan pada anggota Treis Keis yang ada di belakang mereka. Akhirnya empat pemuda itu menarik paksa para gadis. Raga segera menarik Lidya dalam pelukannya dan menutup mata gadis itu segera paksa, Jeon menutup mata Silla walau gadis itu meronta, Alzio menarik lengan Chellyvia dan membalikkan tubuhnya, gadis itu sempat meronta, membuat Alzio langsung menutup mata gadis itu. Dan Alvin juga melakukan hal yang sama. Sementara Anifah? Dia menganggur dan masih bingung dengan respon para pemuda itu yang sangat kasat mata jika mereka memiliki perasaan terhadap sahabatnya.

Anehnya dari belakang Anifah ditarik paksa. Pandangannya menggelap. Dapat ia rasakan sebuah tangan kekar yang dingin sedang menutup matanya, menghalangi penglihatan.

"Ada apa ini?!" ketus Anifah seraya meronta, tetapi kekuatannya tidak cukup untuk membuka tangan dingin itu.

Siapa pemilik tangan itu?

Akhirnya Anifah berhasil, ia menatap pemuda vampir yang memasang wajah datar, seolah tidak memiliki dosa. Menyebalkan. Di depannya ia masih mendapati semua temannya yang ada dalam tahanan para Treis Keis yang gila. Anifah bisa menebak siapa orang pertama yang akan mendapatkan amukan.

Bugh!
Sebuah pukulan mendarat di perut Raga, pemuda itu tersungkur mengenaskan di tanah, seraya memegang perutnya yang sakit. Tebakan Anifah benar, bukan? Lidya adalah satu-satunya gadis galak yang tidak berperasaan pada pemuda sebaik Raga. Selanjutnya ketiga sahabatnya berhasil bebas dengan lembut dan romantis. Tidak seperti pasangan sebelumnya.

Wajar saja, Raga dan Lidya itu tidak normal. *Ups.

"Kalian kenapa, sih?!" tanya Achaira tidak senang. Gadis itu mulai marah, walah ekspresi marah tidak cocok untuk gadis seperti dia.

"Cuma ngelakuin hal yang seharusnya dilakukan," jawab Alvin penuh teka-teki.

"Mereka cemburu," celetuk Anifah seraya mengalihkan pandangan dari kerumunan yang dilanda kesal itu. Ia tidak ingin ikut campur, karena Anifah hanya obat nyamuk saja. "Nggak peka banget jadi cewek," imbuhnya.

Dua DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang