~ℂ𝕙𝕒𝕡𝕥𝕖𝕣 𝟙, "𝕊𝕙𝕖 𝕨𝕚𝕝𝕝 𝕝𝕖𝕒𝕧𝕖 𝕞𝕖..."~

68 7 4
                                    

"Selamat pagi, Emma!" Seorang gadis mencoba membangunkan gadis berambut perak dan mata yang berwarna biru safir. Dia adalah Emma Mazarine.

"Kak Alisa? Bukannya hari ini aku libur?" Gumamnya yang masih setengah mengantuk.

"Eh, benarkah?" Gadis itu terkejut lalu terkekeh, "maaf, tapi maupun hari ini libur atau tidak, kamu harus tetap bangun!"

Gadis itu mencoba membangunkan Emma dari tempat tidurnya dengan cara menarik selimutnya. Seketika Emma bangkit dari kasurnya meskipun dia sangat ingin kembali tidur.

Rambut yang berwarna hitam dan memiliki mata yang sama dengan Emma. Dia adalah Alisa Mazarine, kakak Emma.

"Emma, ayo kita sarapan!" Seru Alisa, "kali ini, kamu akan sarapan di ruang makan, bukan?"

"... Aku tidak mau..." Gumaman Emma terdengar oleh Alisa. Emma tidak terlalu suka jika bersama dengan orang tuanya.

3 tahun yang lalu, Emma dan keluarganya pindah ke lingkungan baru . Selama ini Emma hanya belajar di rumahnya, yang berarti Emma menjalani 'home schooling'. Saat itu, Emma yang berumur 11 tahun, dimasukkan ke sekolah dasar oleh ibunya.

Pada hari pertamanya, Emma sudah dikucilkan dan dijauhkan dari teman-temannya. Tidak ada satupun yang mau berteman dengan Emma. Karena itulah Emma selalu menutup diri dan tidak mau menerima siapapun yang mendekatinya.

Orang tua Emma bekerja. Sekalipun orang tuanya sudah pulang, ingin diajak bicarapun orang tuanya selalu saja menolak. Satu-satunya yang hanya bisa Emma ajak bicara adalah Alisa.

Alisa menatap Emma dengan penuh rasa kekhawatiran. Alisa merasa khawatir dengan Emma yang masih belum bisa menjalani kegiatan sehari-harinya tanpa seorang kakak.

Aku tidak akan merasa khawatir lagi... Ucap Alisa dalam batinnya.

"Emma.."

"Aku ada suatu urusan dan akan tinggal selama 2 hari. Kamu berada di rumah sendiri tidak apa-apa, bukan?" Emma terkejut dengan ucapan sang kakak.

"Ka-kak Alisa mau kemana? Jangan tinggalkan Emma sendiri!"

"Emma-kan sudah besar, ditinggal sendiri di rumah itu hal biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emma-kan sudah besar, ditinggal sendiri di rumah itu hal biasa." Alisa mencoba menenangkan Emma dengan mengelus-elus rambutnya yang berwarna perak.

Emma cemberut. Dia tidak marah, hanya saja dia tidak mau ditinggal sendiri tanpa kakaknya. Alisa menghela napas dengan panjang, "Emma, di dunia itu tidak selamanya kamu bisa selalu bersama dengan seseorang. Ada kalanya kamu akan berpisah dengan orang itu. Lalu kamu tidak mengizinkanku pergi hanya untuk 2 hari?"

Emma terlihat bingung. 2 hari adalah hari yang singkat. Untuk apa dia tidak mengizinkan kakaknya pergi selama 2 hari?

".... Janji?"

Alisa terlihat sedikit ragu. Kemudian, Alisa memegang kedua tangan Emma sambil berkata, "bagaimana kalau aku tidak jadi pulang setelah 2 hari?"

Emma hanya diam saja sambil menatap kakaknya.

Emma takut kak Alisa akan pergi... 

𝐻𝒶𝓅𝓅𝒾𝓃𝑒𝓈𝓈 𝑜𝓃 𝓉𝒽𝑒 𝒸𝒶𝓃𝓋𝒶𝓈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang